Cara Menstimulasi Anak Usia 0-5 Tahun Secara Optimal


Setiap orangtua tentu sangat bahagia melihat anaknya tumbuh dengan badan sehat dan perkembangan yang baik. Hal yang umum diketahui para orangtua adalah kewajiban memberikan asupan bergizi untuk anak-anaknya. Dimana orangtua adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam proses tumbuh kembang anak.

Selain itu seharusnya orangtua juga mengetahui tentang pentingnya menstimulasi anak sejak dini, yaitu dilakukan sejak masih usia bayi. Tindakan stimulasi ini sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Pada periode awal kehidupan anak, khususnya sejak dalam kandungan sampai usia 3 tahun, itu merupakan fase dimana otak anak berkembang dengan sangat pesat, sehingga fase ini merupakan fase yang sangat penting dalam proses perkembangan otak anak.

Anak Bermain
Photo credit: istockphoto.com|FamVeld

Banyak yang menyebutkan bahwa fase anak usia tiga tahun ke bawah merupakan masa emas (golden age) sekaligus masa kritis bagi perkembangan otak anak. Jumlah sel-sel otak anak berkembang hingga jumlahnya miliaran dalam setiap harinya.

Perkembangan sel otak anak sangat pesat, yang terjadi sejak masa kelahiran hingga usia tiga tahun. Baiknya perkembangan dan kualitas rangkaian antar sel otak anak sangat ditentukan oleh stimulasi yang diberikan orangtua. Oleh karena itu, orangtua harus sadar akan pentingnya mengoptimalkan masa emas anak usia 0-3 tahun ini dengan sebaik-baiknya.

Dengan menerima stimulasi yang tepat dan teratur sejak anak masih berusia bayi, maka rangkaian dan hubungan sel-sel di otak menjadi aktif dan kuat, ini sangat penting agar anak memiliki kecerdasan yang tinggi nantinya. Stimulasi hendaknya dilakukan orangtua sejak dini untuk mengaktifkan semua indera dan gerak anak, agar tumbuh kembang anak bisa optimal.

Stimulasi Anak Usia 0-3 bulan. Orangtua harus rutin memeluk anak, menatapnya, melakukan kontak mata, mengajaknya tersenyum, menggendongnya dan mengobrol. Manfaat dari mengobrol dengan bayi, sekalipun bayi belum paham apa yang dikatakan orangtuanya, tapi sebenarnya bayi dapat merasakan rasa kasih sayang orangtuanya melalui aktivitas mengobrol yang dilakukan. Aktivitas mengobrol merupakan kunci untuk merekatkan ikatan batin antara orangtua dan anak sejak dini.

Mengobrol dengan bayi dapat menjadi dasar ikatan emosional yang kuat orangtua dan anak. Bayi akan merasakan pentingnya kehadiran Anda, ia sangat senang setiap mendengarkan suara Anda.

Mengajak bayi mengobrol juga akan membangun kemampuan mendengar dan bicara bayi, dimana bayi belajar berbicara dengan meniru suara yang didengarnya. Sehingga penting mengajak bayi mengobrol karena tanpa disadari bayi menyerap segala sesuatu yang didengar, dilihat dan dirasakannya. Bayi juga biasanya suka memerhatikan gerak bibir Anda saat berbicara.

Para ahli menjelaskan bahwa anak-anak yang sejak bayi sering diajak mengobrol oleh orangtuanya, nantinya akan lebih cepat menguasai kemampuan seperti berinteraksi dengan orang lain, penguasaan kosa kata yang lebih banyak, kemampuan artikulasi, hingga bahkan pada kemampuan menghitung, menulis dan logika yang lebih menonjol.

Dengan membiasakan mengobrol dengan bayi, itu membuat si Kecil sudah terstimulasi sejak dini untuk merespons hal-hal di sekitarnya. Yang manfaatnya juga untuk mengoptimalkan perkembangan otak bayi, mengobrol akan menstimulasi otak bayi untuk aktif. Tidak perlu cemas jika bayi belum menunjukkan tanda-tanda merespons, karena perkembangan setiap bayi berbeda-beda. Yang penting adalah sering mengajaknya komunikasi atau mengobrol sehingga merangsang atau menstimulasi perkembangannya.

Menstimulasi si Kecil memang sangat bagus tapi jangan berlebihan, misalnya mengajak bayi mengobrol seharian sehingga membuat bayi kelelahan. Pastikan setelah menstimulasinya, bayi mendapatkan waktu istirahat yang cukup.

Pada usia 3-6 bulan, anak sudah dapat diajak bermain cilukba, lalu mengajaknya berkaca di depan cermin, sehingga akan tampak wajahnya dan sang Ibu. Merangsangnya untuk telungkup dan terlentang bolak-balik, dan melatih tangannya untuk memegang. Selain itu gantung atau gerakan mainan berwarna terang yang mudah dilihat si kecil.

Pada usia 7 bulan, Anda bisa memanggil nama bayi, ini merupakan bagian dari proses menstimulasi. Biasanya ia akan menoleh saat namanya dipanggil. Adapun pada usia 9 bulan keatas, Anda sudah mulai bisa memperkenalkan nama ibu, ayah dan kakaknya secara berulang-ulang kepada bayi. Lalu melatihnya berdiri dan berjalan sambil berpegangan, minum dari gelas, menuntunnya memasukkan mainan ke wadah, hingga menggelindingkan bola.

Pada usia 12-18 bulan, si kecil bisa distimulasi dengan kegiatan mencoret-coret kertas, memakai pensil warna, menyusun kubus atau balok-balok, menendang bola, melepas celana, menyebutkan namanya sendiri, menyebutkan nama benda dan mengajarkan perintah sederhana.

Pada usia 18 bulan ketas, kenalkan si Kecil pada bagian-bagian tubuhnya dan jelaskan fungsinya secara sederhana, ajak anak menghafal nama binatang dan benda-benda di sekitar, mengajarkan mencuci tangan, hingga memancing si Kecil agar bercerita hal-hal yang ia temui. Saat si kecil bercerita dengan semangatnya, jangan dipotong dan jangan diledek.

Pada usia 2-3 tahun, anak sudah mulai bisa dikenalkan dengan macam-macam warna, menyebutkan nama saudara dan teman-temannya, menyikat gigi dan melakukan permainan tradisional sederhana.

Pada usia 3 tahun ke atas, anak sudah mulai bisa diajarkan menghitung, mengenal huruf-huruf dan angka, memegang pensil, mewarnai, serta ajarkan konsep berbagi terhadap sesama, rasa simpati dan kemandirian. Ini berguna sebagai persiapan sebelum masuk masa sekolah.

Bonding Time Dimulai Sejak Bayi. Stimulasi kecerdasan si Kecil dengan menjalin ikatan emosional (bonding) dan melakukan berbagai kegiatan bersama. Bonding merupakan ikatan batin yang kuat antara Ibu dan bayi, yang membuat si Kecil merasakan kehangatan, perhatian, kasih sayang, rasa bahagia, rasa aman dan saling mencintai.

Bonding yang dibentuk sejak dini dapat menstimulasi kecerdasan si Kecil dan meningkatkan potensi IQ-nya. Menyusui kegiatan paling ideal untuk membentuk bonding, bayi akan belajar untuk percaya dan nyaman bersama Ibunya.

Bonding seharusnya sudah mulai dibentuk sejak anak masih bayi, rutin mengajak bayi berbicara sangat ampuh dalam menstimulasi si Kecil, ucapakkan kata-kata dengan intonasi menarik sehingga si Kecil akan lebih mudah untuk menirunya, serta lakukan kontak mata saat mengajak bicara.

Bonding juga bisa dibentuk dengan mengajak bayi berjalan-jalan atau berkeliling taman, sehingga Anda dan bayi menjalankan waktu berkualitas bersama, selain itu udara segar akan didapatkan saat berjalan-jalan di luar rumah.

Mengajak bayi mengenal lingkungan sekitar atau beraktivitas di area kompleks, nantinya si Kecil dapat terstimulasi saat mengenal berbagai jenis hewan, warna, suara dan benda-benda di luar rumah. Hal ini dapat menstimulasi otak bayi untuk berusaha memahami lingkungannya.

Menstimulasi si Kecil dengan Mainan Edukatif. Orangtua juga perlu memberikan mainan sesuai tahapan usia anak untuk menstimulasi kemampuan sensorik dan motoriknya. Untuk bayi berusia 1-3 bulan dapat diberikan mainan yang banyak mengeluarkan bunyi dan mudah digenggam. Jaga keamanan bayi saat ia bermain seperti itu.

Saat bayi berusia beberapa bulan, stimulasi yang dilakukan diharapkan agar:
  1. Kemampuan bayi untuk menyentuh dan menggenggam semakin baik.
  2. Koordinasi mata dan tangan bayi mulai berkembang.
  3. Kemampuan mendengarkan semakin meningkat, bayi dapat mendengarkan berbagai macam suara seperti suara orang sedang bercakap-cakap.
  4. Bayi mulai bisa berkomunikasi -walaupun belum bisa bicara- dengan memberikan respon berupa suara atau senyuman.
  5. Bayi punya ketertarikan yang kuat atau rasa penasaran yang tinggi terhadap benda yang baru ditemuinya, terutama benda-benda berwarna cerah atau berwarna-warni.
  6. Biasanya bayi suka memandang pantulan dirinya sendiri di cermin.

Berikan bayi mainan yang dapat menstimulasi sesuai tahap tumbuh kembangnya, sehingga proses tumbuh kembangnya berjalan optimal. Beberapa contoh mainan yang bisa diberikan pada si Kecil seperti:
  1. Kerincingan. Kerincingan bayi terbuat dari bahan yang ringan dan mudah digenggam bayi. Mainan ini dapat mengajarkan konsep sebab-akibat pada bayi, dimana saat bayi menggerakkan tangannya maka kerincingan yang dipegangnya akan berbunyi. Mainan ini juga melatih kemampuan menggenggam bayi. Bayi biasanya merasa sangat senang saat bermain kerincingan.
  2. Mainan Karet. Mainan karet berbunyi saat ditekan, sehingga mainan ini juga mengajarkan konsep sebab-akibat pada bayi. Selain itu juga melatih kemampuan bayi untuk menggenggam dengan keras agar mainan dapat berbunyi.
  3. Mainan Gantung. Mainan gantung yang berputar dan mengeluarkan suara dapat menstimulasi dan melatih kemampuan mendengar bayi, selain itu nantinya bayi akan termotivasi untuk ikut mengeluarkan suara. Warnanya yang cerah dan gerakan mainan ini saat berputar dapat menstimulasi penglihatan bayi.
  4. Mainan untuk Bercermin. Dekatkan anak dengan cermin sehingga ia dapat melihat dirinya sendiri, tapi pastikan keamanannya terjaga. Ini dapat meningkatkan fokus bayi pada wajah dan tubuhnya, serta menstimulasi perkembangan logika dan sosial, jika Anda dan bayi bermain cermin bersama-sama.
  5. Boneka. Bermain boneka akan memperkenalkan bayi pada berbagai tekstur, serta akan melatih kemampuan memegang bayi. Jaga keamanan bayi saat ia bermain boneka, selain itu pastikan kebersihan mainannya terjaga.
  6. Baby playmat dan playgym. Playmat bayi adalah karpet khusus yang dirancang sebagai arena bermain bayi. Jika memungkinkan, disarankan menambahkannya dengan playgym sehingga lebih lengkap (dengan mainan gantung dan lainnya). Fasilitas ini dapat menstimulasi kemampuan penglihatan, sentuhan dan memahami suara, serta bayi akan distimulasi untuk mengeksplorasi lingkungannya. Si Kecil juga terstimulasi saat melihat mainan dengan berbagai warna yang digantung di atasnya, lalu juga saat ia menyentuh dan merasakan tekstur karpet, mendengar suara-suara mainan yang disentuhnya. Alas playmat dengan tampilan warna-warna cerah yang menarik perhatian bayi, sehingga mendorong bayi untuk mau tengkurap serta melatih kekuatan tangan dan kakinya.

Berikan mainan sesuai usia anak, selain itu pastikan mainan terbuat dari bahan yang aman untuk bayi. Jika terbuat dari plastik, pastikan aman untuk bayi dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Selain itu orangtua perlu waspada, karena bayi biasanya suka memasukkan mainan ke dalam mulutnya. 

Saat bayi sudah agak besar, Anda bisa memberikan mainan dengan beragam tekstur seperti boneka berbentuk binatang, serta berikan mainan yang dapat melatih ketangkasannya, Anda bisa memberikan puzzle atau balok susun. Utamakan untuk memilih mainan dengan berbagai tekstur, bentuk, warna, dan ukuran, sehingga dapat memberikan stimulasi optimal untuk si Kecil.

Selain itu pilih mainan yang lembut dan empuk, serta pilih mainan yang mendorong interaksi. Hindari mainan yang berukuran kecil atau mudah lepas, serta mainan memiliki bagian-bagian kecil. Misalnya manik-manik atau kancing baju boneka, dikhawatirkan mudah lepas dan anak beresiko tersedak karena menelan bagian kecil dari mainannya.

Orangtua harus sering bersama anak, waktu bermain bersama si Kecil bukan hanya untuk bersenang-senang dan membangun ikatan batin. Namun juga untuk menstimulasi anak, mengembangkan kemampuan motorik, sosial, bahasa dan intelektualnya.

Jangan sampai Anda gagal dalam membentuk bonding dengan anak. Dimana jika bonding berjalan dengan baik maka dapat menstimulasi anak secara optimal. Adapun jika bonding gagal, dampak buruknya adalah masalah perilaku anak, ini hal yang umum terjadi. 

Gagal membentuk ikatan batin antara Anda dan si Kecil berdampak besar bagi si Kecil, seperti bentuk pengasuhan yang kasar, interaksi orangtua dan anak yang kurang baik, nantinya hal seperti ini akan memunculkan masalah perilaku anak di masa mendatang.

Dengan begitu, akibat orangtua gagal membentuk bonding dengan anak, selain menyebabkan anak kurang terstimulasi, juga menyebabkan terbentuknya prilaku dan karakter buruk dalam jiwa anak di masa depan.

Hindari Membentak Anak. Anda harus memproteksi atau menjaga si Kecil sebaik-baiknya, pastikan si Kecil merasa aman dan nyaman. Walaupun terkadang anak melakukan perbuatan yang menjengkelkan, tapi sebisa mungkin hindari paparan suara keras, teriakan atau bentakan.

Para ahli menjelaskan bahwa setiap anak lahir dengan memiliki lebih dari 10 triliun sel otak yang siap tumbuh. Atas dasar inilah orangtua dilarang untuk membentak anak, khususnya saat anak masih dalam masa golden age atau usia emas (0-3 tahun). Pastikan si Kecil memiliki lingkungan yang kondusif.

Peneliti Lise Eliot menyebutkan bahwa satu bentakan dapat membunuh lebih dari satu miliar sel otak saat itu juga. Bahkan satu cubitan dapat membunuh lebih dari 10 miliar sel otak anak.

Sebaliknya, satu pujian atau pelukan pada anak akan membangun kecerdasan lebih dari 10 miliar sel otak saat itu juga. Dan bentakan dapat menggugurkan sel otak anak yang sedang tumbuh.

Lise Eliot juga menjelaskan bahwa saat Ibu memberikan pelukan atau belaian lembut sambil memberikan ASI, maka rangkaian otak anak akan tumbuh dengan baik. Adapun pengaruh marah terhadap anak sangat mempengaruhi perkembangan otak anak.

Dengan begitu, emosi orangtua yang tidak terkendali dapat menyebabkan gangguan struktur otak anak. Dengan kata lain, sering membentak anak menyebabkan penurunan terhadap kecerdasan anak secara signifikan.

Memberikan Pujian Kepada Anak. Memuji anak mungkin terlihat sederhana, tapi ada segudang manfaat yang diperoleh jika orangtua mau ‘meluangkan waktunya’ untuk memuji anak. Hanya saja yang sangat disayangkan, banyak orangtua yang cuek dan meremehkan perkara memuji atau mengapresiasi anak. 

Memuji anak dapat bermanfaat untuk pembentukan karakternya. Orangtua sebenarnya memiliki kewajiban untuk memberikan apresiasi saat anak melakukan hal yang baik, sehingga pujilah anak saat ia melakukan hal positif.

Apresiasi yang diberikan orang tua sangat berpengaruh pada kepercayaan diri anak, dimana dapat meningkatkan rasa percaya diri anak. Selain itu anak juga merasa bahwa kebaikan yang dilakukannya tidak sia-sia, sehingga anak menjadi lebih bersemangat untuk melakukan hal-hal yang positif.

Mendapat pujian dan pengakuan dari orangtua sangatlah penting bagi anak, dimana anak sangat ingin keberadaannya diakui dan dihargai, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian di dalam dirinya.

Selain itu apresiasi yang diberikan orangtua untuk anak nantinya dapat semakin mempererat hubungan orangtua dan anak, dan membuat anak senang untuk menghabiskan waktu berinteraksi dengan orangtuanya, anak juga bakal lebih terbuka dan mau menerima nasihat.

Rutin Mengobrol dengan Anak. Walaupun anak Anda masih bayi dan belum mengerti, sering-seringlah mengajaknya mengobrol. Si kecil nantinya akan mengamati Anda dan mungkin memberikan respon yang lucu dan tidak terduga. Orangtua jangan malas mengajak si Kecil mengobrol karena dapat membantunya agar cepat bicara.

Selain itu juga dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasanya, dimana kemampuan daya serap anak sangatlah luar biasa. Sejak kecil anak sudah memiliki banyak kosa kata karena sering memerhatikan dan mendengarkan kata-kata yang diucapkan orangtuanya. Dengan sering mengobrol bersama anak, tanpa disadari Anda sebenarnya sedang menstimulasi anak.

Sebuah penelitian oleh ilmuwan bernama Betty Hart dan Todd Risley menemukan bahwa anak-anak yang sering diajak bicara oleh orangtuanya mulai dari usia bayi akan tumbuh dengan lebih cerdas. Dari penelitian tersebut ditemukan 3 hasil penting, yaitu:
  1. Seberapa sering orangtua mengajak anak berbicara menentukan kemampuan bahasa dan IQ anak nantinya.
  2. Banyaknya kata yang didengar anak sejak ia lahir hingga usia 3 tahun menentukan kesuksesan akademis anak di sekolah nantinya.
  3. Orangtua yang memiliki anak dengan prestasi akademis yang unggul, biasanya lebih sering mengajak anaknya berbicara.

Dengan hasil penelitiannya itu, kedua peneliti tersebut menyimpulkan adanya bukti valid keterkaitan antara mengajak anak-anak bicara sejak dini dengan prestasi akademis mereka.

Jadi, berbicaralah sering-sering dengan anak. Saat berinteraksi, tatap mata anak sambil menunjukkan berbagai macam ekspresi maupun gerakan tangan untuk menarik perhatiannya. Anak akan merasakan kasih sayang orangtuanya sekaligus belajar berkomunikasi.

Jika anak sudah mencapai usia 5 tahun atupun diatasnya, Anda perlu memberikan stimulasi kecerdasan bahasa, anak harus diberikan ruang yang luas untuk bercerita, berpendapat, berkomunikasi, berdiskusi tentang sebab-akibat, hingga memberikan anak kesempatan dan kepercayaan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Ini hal yang harus dilakukan orangtua dalam mendidik anak di era digital seperti saat ini.

Untuk menstimulasi kecerdasan visual spasial, motorik dan karakter, orangtua bisa mengajak anak untuk melakukan berbagai kegiatan seperti menggunting, membuat prakarya, liburan atau berwisata, memberikan tugas rumah pada anak (seperti membersihkan lingkungan) dan rutinitas olahraga.

Selain itu orangtua disarankan mengajak anak bermain di lingkungan terbuka, ke kebun binatang, pegunungan dan pantai untuk menstimulasinya. Anda juga perlu mengajak anak berinteraksi dengan orang lain, ini merupakan bagian dari proses menstimulasi tumbuh kembangnya. Jika ada tamu datang ke rumah, libatkan anak dalam perkumpulan ini, kenalkan anak dengan tamu yang datang ke rumah. Hanya saja, sebelumnya ajarkan anak untuk bersikap tenang saat ada tamu.

Orangtua juga perlu mendorong rasa ingin tahu anak. Biarkan anak bertanya karena ia tengah mengembangkan kemampuan bahasa dan logikanya, hargai pertanyaan anak dan berikan respon yang positif. Untuk menstimulasi kognitifnya, dorong anak untuk mengeksplorasi lingkungannya, punya rasa penasaran yang tinggi, hingga suka mencari tahu.

Seiring bertambah usia anak, ia makin memahami fakta-fakta yang ada di lingkungannya. Sehingga jangan heran anak akan suka bertanya “apa” dan “mengapa”. Jika anak bertanya “mengapa” maka jawablah pertanyaannya dengan bersungguh-sungguh.

Berikan jawaban yang berkualitas sehingga anak antusias mendengarkannya dan nalar anak bakal terstimulasi. Termasuk menstimulasi kemampuan berpikir kritis dan kreativitas anak.

Selain memberikan stimulasi, pastikan orangtua memberikan asupan gizi yang berkualitas dan seimbang untuk anak. Dengan memberikan stimulasi dan asupan begizi sehingga pertumbuhan dan kecerdasan anak berkembang maksimal. Selain itu biasakan anak untuk rutin sarapan pagi.

Hentikan stimulasi jika anak tampak kelelahan, sehingga jangan berlebihan dalam memberikan stimulasi karena bisa membuat anak bosan dan lelah. Pastikan anak mendapat istirahat/tidur yang cukup karena sangat penting untuk tumbuh kembangnya. Tidur yang cukup dan berkualitas dapat memperkuat daya ingat, mengoptimalkan perkembangan otak, hingga memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Loading...

Tulisan Terkait: