Bentuk Pengasuhan Agar Anak Tumbuh Cerdas


Para orangtua tentu ingin anak-anaknya tumbuh dengan cerdas. Kecerdasan tidak selalu tentang kecerdasan kognitif melalui pengukuran IQ, para ahli tumbuh kembang anak mencari tahu faktor apa yang dapat mengoptimalkan potensi kecerdasan secara menyeluruh, yang prosesnya dimulai sejak anak masih usia dini.

Orangtua harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengoptimalkan kecerdasan anak, ini bukanlah pekerjaan mudah. Anak perlu diberikan stimulasi sejak dini sehingga tumbuh kembangnya optimal. Otak anak mengalami pertumbuhan pesat semenjak kelahirannya hingga berusia 5 tahun. Jadi maksimalkan masa ini.

Anak Bermain
Anak Bermain. Photo credit: istockphoto.com|PeopleImages

Dapat dikatakan usia balita (0-5 tahun) merupakan masa kritis, ini merupakan usia emas seorang anak yang harus dimaksimalkan, Anda sebagai orangtua harus menyadarinya, jangan sia-siakan masa usia emas anak ini. Tapi jangan salah sangka, usia 6 tahun keatas anak tetap mengalami tumbuh kembang signifikan walau tidak “sekritis” saat usia 0-5 tahun.

Masa emas anak di awal kehidupannya ini sangat penting diperhatikan oleh orang tua, disebutkan bahwa pada fase ini orangtua seharusnya sudah aktif berperan untuk membentuk karakter anak di usia dini. Jaga baik-baik asupan yang bergizi untuk si kecil, berikan ASI ekslusif selama 2 tahun. Sejak kecil kenalkan anak dengan sayuran dan buah karena bermanfaat besar untuk tumbuh kembangnya. 

Bangun Kedekatan antara Orangtua dan Anak. Ini sangat penting, karena kedekatan orangtua dan anak nantinya sangat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, termasuk level kecerdasannya. Anak-anak yang cerdas umumnya memiliki hubungan yang dekat dan harmonis dengan orangtuanya. Seharusnya orangtua sudah mulai membangun bonding sejak hari pertama kelahiran anak, sehingga dengan membentuk bonding (ikatan batin) sejak awal maka menjadi lebih mudah bahwa kedepannya orangtua dan si Anak memiliki hubungan yang dekat.

Adapun anak-anak yang tidak dekat dengan orangtuanya umumnya rentan terjatuh ke dalam pergaulan yang salah. Ini karena anak merasa tidak dekat dengan orangtuanya sehingga mencari teman-teman yang “buruk” di luar sebagai tempat untuk curhat dan bercerita. Kalau lingkungan anak sudah buruk, bagaimana ia bisa menjadi anak yang cerdas?

Anak yang memiliki kedekatan dengan orangtuanya umumnya cerdas karena sering mendapatkan stimulasi dari orangtuanya secara optimal. Bentuk stimulasi yang sederhana tapi sangat powerful untuk tumbuh kembang dan kecerdasan anak yaitu adanya waktu mengobrol rutin Ayah dan Ibu bersama dengan anak.

Jadi sebagai orangtua jangan hanya sibuk bekerja, dimana orangtua juga berkewajiban untuk menyediakan quality time bersama anak secara rutin. Tugas orangtua adalah mengasuh, memenuhi kebutuhan anak, menciptakan suasana nyaman di rumah, dan mendidik anak secara langsung. Hubungan harmonis di dalam keluarga sangatlah penting karena berguna untuk membangun mental anak yang sehat.

Kedekatan anak dan orang tua adalah pondasi penting untuk tumbuh-kembang anak. Harus ada hubungan emosi yang erat antara orangtua dan anak, sehingga anak merasa nyaman dan terbuka pada orangtuanya. Anak-anak yang tidak dekat dengan orangtuanya rentan untuk terkena depresi di masa dewasanya kelak.

Bagi anak yang masih kecil, kedekatan hubungan dengan orangtua dapat membangun karakter berani dan percaya diri, dan saat usia remaja berguna untuk membentuk pola pikir yang benar dan matang tentang kehidupan di luar sana, hal ini amatlah penting agar ia terhindar dari salah pergaulan.

Kedekatan hubungan ini sangat berguna untuk segala aspek kehidupan anak, hanya saja yang sangat disayangkan banyak orang tua hanya hadir secara fisik, tapi hati dan pikirannya kemana-mana (tidak untuk anak). Jika Anda menginginkan anak tumbuh dengan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) yang baik, mulai dari sekarang miliki quality time bersama anak dengan memfokuskan hati dan pikiran untuk anak.

Harus ada komitmen meluangkan waktu bersama. Sibuk bekerja bukanlah alasan tidak memiliki waktu kebersamaan untuk anak. Kebutuhan anak bukan hanya materi, tapi anak juga membutuhkan perhatian, kasih sayang dan pengajaran dari orangtuanya. Saat anak melakukan hal yang baik, maka berikanlah reward berupa pujian maupun hadiah, janganlah menjadi orangtua yang masa bodo dengan pencapaian anak. Kebaikan sekecil apapun yang dilakukan anak, berikanlah reward.

Lalu berikan anak kesempatan berbicara dan mengungkapkan pendapatnya. Hargailah pendapat anak karena itu bagian dari proses tumbuh kembang dan kecerdasannya. Jika anak diberikan ruang berbicara di rumah, ini berguna untuk melatih anak agar bisa berbicara di depan umum, setidaknya anak sangat lihai saat berbicara di depan kelas.

Kedekatan bukan berarti memanjakan anak, justru momen kedekatan ini harus dimanfaatkan untuk mendidik dan membentuk karakter anak.

Mengajak Anak Berkomunikasi. Bahkan jika anak belum bisa bicara dengan jelas, dia sebenarnya bisa mengerti apa yang Anda katakan. Mengajak anak berbicara bisa memancingnya untuk menanggapi apa yang Anda bicarakan. Kemampuan berbahasa sejak kecil membantunya mengembangkan kemampuan interpersonal, membaca dan menulis di masa sekolahnya nanti, dan ini tentu berkaitan dengan perkembangan kecerdasannya. Dengan begitu mengajak anak mengobrol juga memiliki tujuan nyata untuk merangsang kecerdasannya.

Ruang berbicara urgent diberikan untuk anak remaja, saat ada suatu permasalahan berilah si Remaja ruang atau kesempatan berbicara, biarkan ia menjelaskan apa yang diinginkanya. Jadi sudah bukan zamannya lagi, orangtua memaksakan kehendak tanpa memberikan kesempatan anak berbicara. Ini bentuk parenting yang seharusnya dijalankan orangtua di zaman sekarang, guna membentuk anak menjadi pribadi yang cerdas secara emosional dan intelektual. Hal lain yang tidak kalah penting adalah memenuhi asupan nutrisi seimbang dan bergizi. Sejak dini anak harus dikenalkan dengan makanan-makanan sehat, sehingga hal ini berlanjut hingga remaja dan masa dewasanya kelak.

Pola hidup teratur juga sangat penting, biasakan anak untuk disiplin bangun pagi (sekalipun itu saat hari libur). Penelitian menunjukan bahwa umumnya anak-anak yang cerdas memiliki kebiasaan untuk bangun pagi. Jadi jangan biarkan anak tidur larut malam (apalagi sambil main gadget). Biasakan anak tidur jam 8-9 malam dengan kondisi ruangan yang gelap (mematikan lampu) karena bermanfaat untuk pertumbuhan otak anak yang optimal.

Sejak Dini Kenalkan Anak dengan Buku. Anak usia tiga tahun tentu belum bisa membaca, tapi tidak mengapa membelikannya buku cerita dengan tampilan warna-warni dan menarik, sehingga anak sejak dini sudah familiar dengan buku. Secara rutin bacakan buku cerita untuk anak, sehingga tumbuh rasa kecintaan anak pada buku.

Sangat penting menanamkan aktivitas membaca pada anak, topik bacaan disesuaikan dengan usia anak. Dorong anak agar mencintai aktivitas membaca. Aktivitas membaca secara rutin akan sangat membantu proses tumbuh kembangnya. Orangtua juga jangan cuek dengan aktivitas anak ini, ajaklah anak berdiskusi tentang apa yang dibacanya, adakan obrolan tentang hal ini sehingga anak memperoleh manfaat membaca secara optimal.

Manfaat rutinitas membaca untuk anak yaitu:
  1. Menajamkan daya pikir dan kecerdasan anak.
  2. Pastinya bakal meningkatkan wawasan anak.
  3. Menambah kosa kata anak. Dengan membaca anak akan sering menemukan berbagai kosakata baru.
  4. Dengan kayanya kosa kata yang dimiliki, anak jadi lebih mudah memahami sebuah tulisan.
  5. Melatih anak untuk memusatkan perhatian hingga mengasah imajinasi.
  6. Rutinitas membaca akan meningkatkan keterampilan berbahasa, komunikasi, dan kemampuan merangkai kalimat. Terbiasa membaca juga membuat anak lebih percaya diri dalam berbicara.
  7. Melatih kemampuan anak untuk berpikir logis.
  8. Meningkatkan kemampuan konsentrasi anak. Itu karena membaca membutuhkan rentang perhatian yang panjang, hal ini dapat melatih konsentrasinya dan bersikap tenang memproses informasi yang diterima.
  9. Mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Membaca dapat membuka pikiran anak, saat anak menerima informasi secara otomatis akan mengembangkan sisi kreatif otak, dimana pikiran anak terstimulasi untuk memiliki rasa ingin tahu yang lebih. Rutinitas membaca akan mendorong anak menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif.
  10. Anak akan menjadi pribadi yang suka membaca hingga masa dewasanya kelak, sehingga ia tumbuh dengan kecerdasan dan wawasan yang diatas rata-rata dengan sering membaca buku karya orang-orang hebat.

Agar anak mencintai buku dan aktivitas membaca, maka sejak anak masih usia balita hendaknya orangtua sering-sering membacakan buku cerita untuknya, ini bisa dilakukan di waktu sebelum tidur atau waktu-waktu lainnya.

Sebuah penelitian di Rhode Island Hospital, Amerika Serikat, penelitian akan membandingkan dua kelompok bayi yang berusia delapan bulan. Kelompok pertama adalah kelompok bayi yang sering dibacakan buku cerita oleh orang tuanya, adapun kelompok kedua yang tidak. Peneliti menemukan bahwa pada kelompok pertama, kosakata beserta pemahaman si bayi meningkat 40 persen, sedangkan kelompok kedua hanya meningkat 16 persen.

Aktivitas membacakan anak buku cerita juga akan membangun hubungan erat orang tua dan anak. Saat aktivitas seperti itu terjadi komunikasi yang interaktif, dimana keceriaan dan kehangatan akan menjalin ikatan emosional antara orangtua dan anak. Anak akan merasa diperhatikan dan disayangi, hal ini nantinya berkaitan dengan perkembangan kecerdasan anak dan bagusnya dapat meningkatkan prestasi akademiknya.

Sebuah data statistik di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak-anak yang pintar di sekolah adalah seorang pembaca yang baik, yang sejak kecil sering dibacakan buku oleh orangtuanya. Bahkan pada sebuah penelitian yang diterbitkan di Perspectives on Psychological Science pada Januari 2013 menemukan bahwa aktivitas membaca pada anak-anak dengan gaya interaktif dapat meningkatkan IQ lebih dari 6 poin.

Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan, diketahui bahwa rutiniatas membaca dapat membuat anak menjadi lebih cerdas, dan seiring bertambahnya usia akan mempertajam cara berpikirnya.

Menghargai Keberadaan Anak. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga butuh dihargai. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang merasa dihargai orang tuanya umumnya lebih cerdas, bisa belajar dengan lebih baik dan memiliki nilai akademis yang lebih tinggi karena dipicu rasa semangat belajar yang tinggi. 

Tantangan menjadi orangtua di zaman para generasi Z ini adalah mengasuh dan membesarkan mereka di era digital. Anak-anak era ini hidup dengan pikiran mereka dipengaruhi informasi yang tersebar luas, berbagai konten di internet dengan mudah diakses, menjadikan anak-anak zaman sekarang lebih kritis. 

Adalah penting bagi para orangtua untuk memahami posisi anak dan menghargainya. Selain itu orangtua pun harus sudah mampu mengontrol emosinya sendiri dengan baik -ini menjadi PR untuk semua orangtua- sebelum mengawasi perkembangan emosi anak-anak mereka. Ingatlah anak-anak membutuhkan contoh yang baik dari orangtuanya, jadilah orangtua dengan tingkat kecerdasan emosional (EQ) yang baik.

Anak-anak yang diasuh oleh orangtua ber-EQ baik umumnya memiliki perkembangan kecerdasan yang optimal. Hal ini berbeda dengan orangtua yang ber-EQ rendah, orangtua dengan kecerdasan emosional rendah biasanya kesulitan untuk memahami perasaan anak, atau bahkan kurang peduli dengan perasaan anak dan cenderung sering menyakiti hati anak. Alhasil akan sering terjadi crash antara orangtua dan anak, kondisi seperti ini berdampak buruk terhadap tumbuh kembang anak, termasuk kecerdasannya.

Anak cerdas biasanya muncul dari keluarga yang harmonis, baik itu cerdas secara intelektual (IQ) maupun emosional (EQ). Oleh karena itu HINDARI bentuk pola asuh otoriter, dimana anak tumbuh dengan tidak memiliki ruang untuk membicarakan perasaan dan pendapatnya.

Sungguh buruk jika anak tidak terbiasa membicarakan perasaan pada orangtuanya, orangtua harus bertanggung jawab, karena hal ini menyebabkan anak kesulitan mengekspresikan emosinya, dalam jangka panjang anak rentan untuk terkena stres dan depresi. Peran orangtua yaitu sebagai tempat menampung aspirasi, keluhan, perasaan maupun curahan hati anak. Jadi ingat itu baik-baik.

Selain memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya, berikan anak ruang untuk mengungkapkan pendapatnya. Misalnya saat ingin wisata di akhir pekan, maka biarkan anak mengatakan pendapatnya tentang tujuan destinasi wisata yang menurutnya bagus. Biasakan memberikan anak ruang berbicara sejak dini, karena hal ini berkaitan dengan perkembangan kecerdasannya. Jalani bentuk pola asuh seperti ini, Anak butuh dihargai karena ini untuk perkembangan mentalnya yang sehat, anak bisa tumbuh cerdas jika ia memiliki kepercayaan diri yang baik.

Pastikan Anak Memiliki Kegiatan. Kegiatan-kegiatan sangat penting agar kecerdasan anak bisa terasah dengan baik, jangan harap anak bisa menjadi cerdas jika kerjaannya hanya bermain gadget seharian, bahkan anak yang sudah kecanduan game berarti ia dalam kondisi bahaya. Sebab kecanduan game sama buruknya dengan kecanduan obat-obatan terlarang.

Orangtua harus memutar otak menyediakan kegiatan yang bernilai untuk anak, misalnya mengajak anak untuk mempelajari bahasa asing, membuat kerajinan tangan, berenang, ikut klub olahraga, berkebun dan ribuan kegiatan bernilai lainnya yang bisa ditawarkan ke anak. Adapun pada anak usia balita bisa memberikan kegiatan permainan puzze, jigsaw, lego menyusun balok dll.

Hindari Eskpetasi Tinggi. Wajar jika orangtua ingin anaknya punya prestasi akademik, tapi jangan menuntut anak untuk memiliki nilai sempurna di setiap mata pelajaran. Anak akan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi jika tidak diberikan banyak tekanan. Kepercayaan diri anak sangat penting untuk proses tumbuh kembangnya. 

Anak juga perlu bersenang-senang dan menikmati proses belajar, hal ini menjadikan anak lebih baik untuk menangkap informasi yang diterima. Biarkan anak-anak menjadi pembelajar yang bahagia, dan jangan suka membebani anak. Selain itu kembangkan kebiasaan belajar yang baik, bantulah anak untuk membentuk jadwal harian seperti waktu untuk belajar, bermain, hobi dll.

Jangan Sampai Anak Melewatkan Sarapan. Pastikan anak sarapan sehat setiap harinya, dengan asupan nutrisi yang sehat dan seimbang. Anak-anak yang rutin sarapan biasanya mampu berkonsentrasi dengan lebih baik. Selain itu pastikan waktu tidur anak terpenuhi, sehingga jangan sampai anak tidur larut malam. Biasakan anak tidur jam 8-9 malam dan matikan lampu saat tidur sehingga anak mendapatkan tidur yang berkualitas, ini penting untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan dan regenerasi otak saat tidur.

Dengan kualitas tidur yang baik, ini juga berguna agar pada esok pagi anak bisa aktif melakukan kegiatan-kegiatannya di sepanjang hari. Jika Anda menginginkan anak tumbuh cerdas dan memiliki kreativitas tinggi, Anda perlu membiasakan anak untuk aktif berkegiatan sejak kecil. Sehingga jangan sampai anak hanya bermalas-malasan saja di sepanjang hari karena mengakibatkan otaknya jadi tumpul.

Motivasi Anak untuk Berolahraga. Selain membuat badan segar, ada banyak manfaat olahraga untuk anak. Sebuah penelitian yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine menemukan bahwa olahraga dapat meningkatkan daya pikir dan keterampilan akademik pada anak. Penelitian dengan menganalisa beberapa aspek seperti kebugaran, motivasi belajar, keterlibatan anak di sekolah dan kesejahteraan anak. Peneliti mencari tahu adanya ketertaikan antara aktivitas fisik dan kecerdasan anak.

Ilmuwan menyebutkan bahwa aktivitas fisik (olahraga) telah terbukti sangat baik untuk perkembangan dan fungsi otak. Aktivitas fisik yang teratur seperti bermain sepak bola memberikan efek positif terhadap fungsi otak dan kecerdasan. Olahraga juga dapat meningkatkan harga diri, motivasi dan rasa percaya diri anak, hal tersebut penting untuk mendukung perkembangan kecerdasan anak.

Loading...

Tulisan Terkait: