Bukan hanya ibu yang berperan mengasuh anak, ayah juga harus ikut mengasuh dan mendidik anak.
Seorang ayah selain punya kewajiban mencari nafkah, juga berkewajiban mengasuh dan mendidik anak.
Anak Sedih | Photo credit: Adobe.com / rimmdream
Anak harus dekat dengan ayah maupun ibunya. Berikut dampak buruk anak tidak dekat dengan ayahnya:
1. Rentan Mengalami Salah Pergaulan
Ayah merupakan panutan, terutama untuk anak laki-laki yang menjadikan ayahnya sebagai role model.
Tidak dekat dengan ayah menyebabkan anak akan mencarinya pada orang lain di luar. Hal inilah yang menyebabkan anak terjatuh ke dalam pergaulan yang buruk.
Jika anak sebelumnya mendapatkan pembekalan, khususnya dari ayahnya, anak akan dapat membedakan orang-orang yang baik dan buruk di luar sana, sehingga anak dapat tercegah dari bahaya salah pergaulan.
2. Bersikap Agresif
Ahli parenting menyebutkan bahwa anak yang tumbuh tanpa sosok ayah (karena ayahnya meninggal, ataupun ayahnya masih hidup tapi tidak dekat dengan anak-anaknya) cenderung memiliki sikap agresif, emosional, mudah marah ataupun rentan melakukan kekerasan.
Anak-anak membutuhkan ayah dalam sepanjang hidup mereka. Bahkan peran ayah sangat dibutuhkan sejak anak berusia 2 tahun.
Pada anak usia 2 tahun terjadi peningkatan testosteron yang membuat anak memiliki ‘energi berlimpah’, jika tidak dikelola dengan benar bisa menyebabkan munculnya perilaku agresif pada anak.
Energi ini harus disalurkan dengan melakukan aktivita fisik. Peran ayah sangat dibutuhkan untuk bermain bersama anak dalam waktu lama yang menguras banyak energi.
Pada periode ini, ayah akan mengajarkan kepada anak (khususnya anak laki-lakinya) tentang cara menyalurkan energi dan emosi secara benar. Sehingga anak bisa terhindar dari sikap agresif dan kasar.
Jika Anda seorang ayah yang memiliki anak berusia 2 tahun, sediakan waktu untuk bermain dan melakukan aktivitas fisik seharian bersama anak.
3. Cenderung Punya Sifat Paranoid
Anak merasa rendah diri dan kurang percaya diri karena tidak pernah mendapatkan apresiasi maupun kasih sayang dari ayahnya.
Anak yang diabaikan seperti ini akan menganggap dirinya tidak berarti, bahkan merasa bersalah atas situasi yang dihadapinya (padahal itu murni kesalahan dari ayahnya).
Perasaan diabaikan tersebut akan terus ada di dalam hatinya, dampaknya anak menjadi orang yang tidak percaya diri dan paranoid karena ketakutan mengalami penolakan lagi.
4. Rentan Depresi
Tidak dekat dengan ayah menyebabkan anak akan berjuang ‘sendirian’ dalam menghadapi masalah yang dimilikinya. Tidak adanya bantuan menyebabkan anak rentan terkena depresi.
5. Gangguan Kesehatan
Hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak yang tidak memiliki sosok ayah rentan untuk terkena gangguan kesehatan fisik seperti sakit kepala, sakit perut dan asma.
Ilmuwan menjelaskan bahwa kemungkinan munculnya masalah kesehatan tersebut berkaitan dengan kondisi pikiran dan fisik anak.
6. Melakukan Tindakan Kriminal
Anak laki-laki yang tidak dekat dengan ayahnya memiliki resiko dua kali lebih besar untuk terlibat dalam pelanggaran hukum (tindakan kriminal).
7. Rentan Terhadap Obat-obatan Terlarang
Kurangnya perhatian orangtua menyebabkan anak remaja rentan memiliki teman-teman yang buruk di luar sana, hal ini nantinya meningkatkan resiko terhadap penggunaan obat-obatan terlarang.
8. Gangguan Mental
Tidak dekat dengan ayah, sedikit-banyak akan berdampak buruk pada kesehatan mental anak. Anak sangat beresiko untuk mengalami anxiety disorder, kegelisahan, stres, depresi, hingga yang terburuk keinginan untuk bunuh diri.
9. Kesulitan Bergaul
Tiadanya sosok ayah yang baik berdampak buruk pada kemampuan anak dalam berteman (bergaul). Anak cenderung menjadi sosok yang pendiam dan sulit bergaul. Anak juga kebingungan untuk menghadapi berbagai konflik di lingkungannya.
10. Penyimpangan Kepribadian
Ketidakhadiran ayah menyebabkan anak laki-laki kesulitan untuk bisa berperilaku layaknya seorang laki-laki.
Adapun pada anak perempuan, ketidakhadiran ayah menyebabkan dirinya kesulitan dalam memilih suami, dikhawatirkan salah kriteria dalam memilih pasangan hidup.
11. Kurang Percaya Diri
Seorang anak yang tidak dekat dengan ayahnya beresiko tinggi mengalami krisis percaya diri, terutama anak laki-laki.
Hal lain yang menghantui, seumur hidup anak akan bertanya-tanya mengapa dirinya tidak dekat dengan ayahnya, tidak seperti teman-temannya yang akrab dengan ayah mereka masing-masing.
Bahkan, anak yang sudah dewasa masih akan merasakan dampak buruk dari ketidakpedulian ayahnya saat masa kecilnya.
12. Memiliki Perasaan Takut Berlebihan Diabaikan Orang Lain
Perasaan takut tersebut bahkan bisa terbawa hingga masa dewasanya. Jika seorang sejak kecil kekurangan perhatian dan kasih sayang dari ayahnya, akan menjadikan-nya pribadi yang takut ditinggalkan oleh orang lain.
Dirinya khawatir akan ditinggalkan atau diabaikan teman-temannya seperti yang pernah dilakukan oleh ayahnya dulu.
13. Anak akan cenderung menutup diri, disisi lain anak ingin mendapatkan pengakuan atau perhatian dari lingkungannya. Dua hal kontradiktif dalam diri anak ini menyebabkan dirinya rentan terkena depresi.
14. Anak beresiko tinggi mengalami fobia sosial yang parah.
15. Anak yang tidak mendapatkan sosok ayah nantinya cenderung sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak (saat masa dewasanya), ini akibat dari rasa minder (tidak percaya diri) untuk bersaing dengan orang-orang.
16. Ketidakhadiran sosok ayah menyebabkan anak punya dendam terpendam di dalam hatinya yang berdampak pada sifatnya yang cenderung kasar dan sulit berempati pada orang.
Pria manapun bisa menjadi seorang ayah secara biologis, tapi tidak semua pria bisa menjadi seorang ayah teladan.
Para ayah seharusnya memiliki waktu yang cukup bersama anak, mengajak anak bicara dari hati ke hati. Berikan anak apresiasi dan pelukan.
Untuk para ayah yang terlalu sibuk bekerja, ketahuilah kasih sayang dan kepercayaan anak Anda merupakan harta tak ternilai.
Sekalipun seorang ayah tidak bisa memberikan uang jajan yang banyak untuk anaknya, tapi itu bisa ditebus dengan memberikan anak perhatian dan kasih sayang tulus.
Walaupun seorang Ibu memiliki peran sangat besar dalam pengasuhan anak, tapi ayah memiliki peran tersendiri dalam perkembangan anak.
Agar anak tumbuh sehat fisik dan mentalnya, jangan abaikan kebutuhan anak akan kehadiran ayah. Seorang ayah harus berkontribusi terhadap kebutuhan anak saat menjalani proses belajar dan pembentukan diri.
Para ayah jangan menilai diri terlalu rendah menyangkut perannya dalam proses tumbuh kembang anak. Para ayah harus memiliki komitmen dalam proses pendidikan dan perkembangan anak.
Anak yang dekat dengan ayahnya cenderung lebih mudah bersosialisasi dan punya banyak teman karena dianggap menyenangkan, anak juga lebih mampu dalam mengeksplorasi potensi dirinya sendiri.
Seorang ayah selain punya kewajiban mencari nafkah, juga berkewajiban mengasuh dan mendidik anak.
Anak Sedih | Photo credit: Adobe.com / rimmdream
Anak harus dekat dengan ayah maupun ibunya. Berikut dampak buruk anak tidak dekat dengan ayahnya:
1. Rentan Mengalami Salah Pergaulan
Ayah merupakan panutan, terutama untuk anak laki-laki yang menjadikan ayahnya sebagai role model.
Tidak dekat dengan ayah menyebabkan anak akan mencarinya pada orang lain di luar. Hal inilah yang menyebabkan anak terjatuh ke dalam pergaulan yang buruk.
Jika anak sebelumnya mendapatkan pembekalan, khususnya dari ayahnya, anak akan dapat membedakan orang-orang yang baik dan buruk di luar sana, sehingga anak dapat tercegah dari bahaya salah pergaulan.
Anak yang tidak dekat dengan ayahnya cenderung mendapatkan teman yang buruk di luar sana. Selain itu anak lebih suka berada di luar rumah daripada di dalam rumah.
2. Bersikap Agresif
Ahli parenting menyebutkan bahwa anak yang tumbuh tanpa sosok ayah (karena ayahnya meninggal, ataupun ayahnya masih hidup tapi tidak dekat dengan anak-anaknya) cenderung memiliki sikap agresif, emosional, mudah marah ataupun rentan melakukan kekerasan.
Anak-anak membutuhkan ayah dalam sepanjang hidup mereka. Bahkan peran ayah sangat dibutuhkan sejak anak berusia 2 tahun.
Pada anak usia 2 tahun terjadi peningkatan testosteron yang membuat anak memiliki ‘energi berlimpah’, jika tidak dikelola dengan benar bisa menyebabkan munculnya perilaku agresif pada anak.
Energi ini harus disalurkan dengan melakukan aktivita fisik. Peran ayah sangat dibutuhkan untuk bermain bersama anak dalam waktu lama yang menguras banyak energi.
Pada periode ini, ayah akan mengajarkan kepada anak (khususnya anak laki-lakinya) tentang cara menyalurkan energi dan emosi secara benar. Sehingga anak bisa terhindar dari sikap agresif dan kasar.
Jika Anda seorang ayah yang memiliki anak berusia 2 tahun, sediakan waktu untuk bermain dan melakukan aktivitas fisik seharian bersama anak.
3. Cenderung Punya Sifat Paranoid
Anak merasa rendah diri dan kurang percaya diri karena tidak pernah mendapatkan apresiasi maupun kasih sayang dari ayahnya.
Anak yang diabaikan seperti ini akan menganggap dirinya tidak berarti, bahkan merasa bersalah atas situasi yang dihadapinya (padahal itu murni kesalahan dari ayahnya).
Perasaan diabaikan tersebut akan terus ada di dalam hatinya, dampaknya anak menjadi orang yang tidak percaya diri dan paranoid karena ketakutan mengalami penolakan lagi.
4. Rentan Depresi
Tidak dekat dengan ayah menyebabkan anak akan berjuang ‘sendirian’ dalam menghadapi masalah yang dimilikinya. Tidak adanya bantuan menyebabkan anak rentan terkena depresi.
5. Gangguan Kesehatan
Hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak yang tidak memiliki sosok ayah rentan untuk terkena gangguan kesehatan fisik seperti sakit kepala, sakit perut dan asma.
Ilmuwan menjelaskan bahwa kemungkinan munculnya masalah kesehatan tersebut berkaitan dengan kondisi pikiran dan fisik anak.
6. Melakukan Tindakan Kriminal
Anak laki-laki yang tidak dekat dengan ayahnya memiliki resiko dua kali lebih besar untuk terlibat dalam pelanggaran hukum (tindakan kriminal).
7. Rentan Terhadap Obat-obatan Terlarang
Kurangnya perhatian orangtua menyebabkan anak remaja rentan memiliki teman-teman yang buruk di luar sana, hal ini nantinya meningkatkan resiko terhadap penggunaan obat-obatan terlarang.
8. Gangguan Mental
Tidak dekat dengan ayah, sedikit-banyak akan berdampak buruk pada kesehatan mental anak. Anak sangat beresiko untuk mengalami anxiety disorder, kegelisahan, stres, depresi, hingga yang terburuk keinginan untuk bunuh diri.
9. Kesulitan Bergaul
Tiadanya sosok ayah yang baik berdampak buruk pada kemampuan anak dalam berteman (bergaul). Anak cenderung menjadi sosok yang pendiam dan sulit bergaul. Anak juga kebingungan untuk menghadapi berbagai konflik di lingkungannya.
10. Penyimpangan Kepribadian
Ketidakhadiran ayah menyebabkan anak laki-laki kesulitan untuk bisa berperilaku layaknya seorang laki-laki.
Adapun pada anak perempuan, ketidakhadiran ayah menyebabkan dirinya kesulitan dalam memilih suami, dikhawatirkan salah kriteria dalam memilih pasangan hidup.
11. Kurang Percaya Diri
Seorang anak yang tidak dekat dengan ayahnya beresiko tinggi mengalami krisis percaya diri, terutama anak laki-laki.
Hal lain yang menghantui, seumur hidup anak akan bertanya-tanya mengapa dirinya tidak dekat dengan ayahnya, tidak seperti teman-temannya yang akrab dengan ayah mereka masing-masing.
Bahkan, anak yang sudah dewasa masih akan merasakan dampak buruk dari ketidakpedulian ayahnya saat masa kecilnya.
Loading...
12. Memiliki Perasaan Takut Berlebihan Diabaikan Orang Lain
Perasaan takut tersebut bahkan bisa terbawa hingga masa dewasanya. Jika seorang sejak kecil kekurangan perhatian dan kasih sayang dari ayahnya, akan menjadikan-nya pribadi yang takut ditinggalkan oleh orang lain.
Dirinya khawatir akan ditinggalkan atau diabaikan teman-temannya seperti yang pernah dilakukan oleh ayahnya dulu.
13. Anak akan cenderung menutup diri, disisi lain anak ingin mendapatkan pengakuan atau perhatian dari lingkungannya. Dua hal kontradiktif dalam diri anak ini menyebabkan dirinya rentan terkena depresi.
14. Anak beresiko tinggi mengalami fobia sosial yang parah.
15. Anak yang tidak mendapatkan sosok ayah nantinya cenderung sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak (saat masa dewasanya), ini akibat dari rasa minder (tidak percaya diri) untuk bersaing dengan orang-orang.
16. Ketidakhadiran sosok ayah menyebabkan anak punya dendam terpendam di dalam hatinya yang berdampak pada sifatnya yang cenderung kasar dan sulit berempati pada orang.
Pria manapun bisa menjadi seorang ayah secara biologis, tapi tidak semua pria bisa menjadi seorang ayah teladan.
Para ayah seharusnya memiliki waktu yang cukup bersama anak, mengajak anak bicara dari hati ke hati. Berikan anak apresiasi dan pelukan.
Untuk para ayah yang terlalu sibuk bekerja, ketahuilah kasih sayang dan kepercayaan anak Anda merupakan harta tak ternilai.
Sekalipun seorang ayah tidak bisa memberikan uang jajan yang banyak untuk anaknya, tapi itu bisa ditebus dengan memberikan anak perhatian dan kasih sayang tulus.
Walaupun seorang Ibu memiliki peran sangat besar dalam pengasuhan anak, tapi ayah memiliki peran tersendiri dalam perkembangan anak.
Agar anak tumbuh sehat fisik dan mentalnya, jangan abaikan kebutuhan anak akan kehadiran ayah. Seorang ayah harus berkontribusi terhadap kebutuhan anak saat menjalani proses belajar dan pembentukan diri.
Para ayah jangan menilai diri terlalu rendah menyangkut perannya dalam proses tumbuh kembang anak. Para ayah harus memiliki komitmen dalam proses pendidikan dan perkembangan anak.
Anak yang dekat dengan ayahnya cenderung lebih mudah bersosialisasi dan punya banyak teman karena dianggap menyenangkan, anak juga lebih mampu dalam mengeksplorasi potensi dirinya sendiri.
Loading...
Tulisan Terkait: