Tayangan kekerasan yang ada di TV ataupun gadget mudah sekali diakses oleh anak-anak.
Orangtua punya peran penting untuk selalu mengawasi anak dan meminimalisir terjadinya perilaku menyimpang seperti kekerasan.
Anak-Anak di Sekolah | Photo credit:
Jika anak dipukul, maka mengajari anak untuk membalas memukul apakah hal yang baik?
Hal yang kurang tepat sebenarnya menyuruh anak memukul balik. Demikian juga hal yang salah jika anak dipukul tapi hanya diam saja.
Jika orangtua mengajarkan anak untuk membalas memukul, ini membuat anak berpikir bahwa kekerasan adalah cara yang bagus untuk mengatasi masalah.
Sehingga hal ini berlanjut di kemudian hari. Anak akan memakai cara kekerasan dalam menghadapi masalah atau mencapai tujuannya.
Hal yang seharusnya diajarkan pada anak yaitu berani bilang “tidak” atas perlakuan buruk temannya. Ajarkan anak untuk berani mengatakan bahwa dirinya tidak suka diperlakukan seperti itu.
Jika kondisi tidak membaik, maka bilang ke anak untuk segera meninggalkan mereka (jangan diladeni). Lalu minta anak untuk melaporkan kepada guru, orang dewasa, atau orang yang berwenang.
Minta anak untuk mengadukan apa adanya (tanpa dilebih-lebihkan). Dalam situasi ini, penanganan dari guru atau orang dewasa sangat diperlukan agar problem teratasi, dan kejadian semacam ini tidak terulang di kemudian hari.
Jangan diam saja. Jangan sampai anak diam saja saat dipukul temannya, mendiamkan kekerasan sama kelirunya dengan menyuruh anak memukul balik.
Jika dipukul, anak harus melaporkannya ke pihak yang bertanggung jawab. Adapun jika anak diam saja saat dipukul temannya, dan terjadi berulang-ulang. Hal ini menyebabkan anak terus-menerus teraniaya dan beresiko memendam rasa amarahnya (emosi negatif).
Namanya orangtua pasti tidak terima jika anaknya dipukul, apalagi anak nangis-nangis saat pulang ke rumah, tapi orangtua harus menyikapi masalah ini dengan tenang, jangan emosional sehingga menyuruh anak memukul balik sekencang-kencangnya.
Hal buruk yang terjadi jika orangtua menyuruh anak memukul balik yaitu akan ada pertengkaran dan anak bisa saja terkena pukulan lagi (kedua-keduanya bisa terluka). Dampak buruk lainnya yaitu anak akan berpikir bahwa memukul adalah cara utama untuk menyelesaikan masalah.
Ajarkan Anak untuk Berani
Daripada balas memukul, ajarkan anak untuk berbicara dengan berani dan lantang, "Kamu jangan pukul saya lagi! Kalau kamu pukul lagi, Aku juga bisa pukul kamu! Jangan kira aku gak berani!"
Berkata dengan lantang seperti itu bisa menjadi cara bagus untuk mengatasi pembullyan atau pemukulan.
Dengan berkata seperti itu, si pemukul akan bisa menyadari konsekuensi dari tindakan buruknya itu, karena anak kecil biasanya bertindak tanpa berpikir panjang dahulu.
Dengan anak berbicara lantang, biasanya pelaku pemukulan akan mundur dan tidak berani lagi. Ajarkan anak agar jangan takut dalam menghadapi situasi seperti itu.
Jika anak takut bahkan menangis, maka pelaku pemukulan justru semakin senang, karena memang itu tujuannya.
Ajarkan anak untuk berdiri dengan tegap dan berjiwa tegar, lawan dengan kata-kata, bukan kekerasan.
Yang suka diincar untuk dibully biasanya anak yang penakut, tidak pandai bergaul, kurang percaya diri, dan pendiam. Anak harus diajari cara melindungi diri ketika diserang.
Orangtua punya peran penting untuk selalu mengawasi anak dan meminimalisir terjadinya perilaku menyimpang seperti kekerasan.
Anak-Anak di Sekolah | Photo credit:
Jika anak dipukul, maka mengajari anak untuk membalas memukul apakah hal yang baik?
Hal yang kurang tepat sebenarnya menyuruh anak memukul balik. Demikian juga hal yang salah jika anak dipukul tapi hanya diam saja.
Jika orangtua mengajarkan anak untuk membalas memukul, ini membuat anak berpikir bahwa kekerasan adalah cara yang bagus untuk mengatasi masalah.
Sehingga hal ini berlanjut di kemudian hari. Anak akan memakai cara kekerasan dalam menghadapi masalah atau mencapai tujuannya.
Hal yang seharusnya diajarkan pada anak yaitu berani bilang “tidak” atas perlakuan buruk temannya. Ajarkan anak untuk berani mengatakan bahwa dirinya tidak suka diperlakukan seperti itu.
Jika kondisi tidak membaik, maka bilang ke anak untuk segera meninggalkan mereka (jangan diladeni). Lalu minta anak untuk melaporkan kepada guru, orang dewasa, atau orang yang berwenang.
Minta anak untuk mengadukan apa adanya (tanpa dilebih-lebihkan). Dalam situasi ini, penanganan dari guru atau orang dewasa sangat diperlukan agar problem teratasi, dan kejadian semacam ini tidak terulang di kemudian hari.
Jangan diam saja. Jangan sampai anak diam saja saat dipukul temannya, mendiamkan kekerasan sama kelirunya dengan menyuruh anak memukul balik.
Jika dipukul, anak harus melaporkannya ke pihak yang bertanggung jawab. Adapun jika anak diam saja saat dipukul temannya, dan terjadi berulang-ulang. Hal ini menyebabkan anak terus-menerus teraniaya dan beresiko memendam rasa amarahnya (emosi negatif).
Walaupun masalah sudah TERSELESAIKAN, anak mungkin masih marah pada temannya yang memukul dirinya. Tugas orangtua adalah menenangkan diri anak. Ajak anak untuk melakukan aktivitas yang disukainya (seperti melukis, bermain sepakbola, dll) sebagai tempat mengekspresikan rasa marahnya.
Minta anak untuk melupakan kejadian buruk ini, ada banyak hal lain yang bisa dipikirkan daripada terus-menerus memikirkan kejadian buruk tersebut.
Jelaskan hal ini pada anak sehingga anak bisa memaafkan (melupakan). Serta katakan pada anak bahwa memaafkan bukan berarti membenarkan perilaku buruk tersebut.
Minta anak untuk melupakan kejadian buruk ini, ada banyak hal lain yang bisa dipikirkan daripada terus-menerus memikirkan kejadian buruk tersebut.
Jelaskan hal ini pada anak sehingga anak bisa memaafkan (melupakan). Serta katakan pada anak bahwa memaafkan bukan berarti membenarkan perilaku buruk tersebut.
Namanya orangtua pasti tidak terima jika anaknya dipukul, apalagi anak nangis-nangis saat pulang ke rumah, tapi orangtua harus menyikapi masalah ini dengan tenang, jangan emosional sehingga menyuruh anak memukul balik sekencang-kencangnya.
Hal buruk yang terjadi jika orangtua menyuruh anak memukul balik yaitu akan ada pertengkaran dan anak bisa saja terkena pukulan lagi (kedua-keduanya bisa terluka). Dampak buruk lainnya yaitu anak akan berpikir bahwa memukul adalah cara utama untuk menyelesaikan masalah.
Ajarkan Anak untuk Berani
Daripada balas memukul, ajarkan anak untuk berbicara dengan berani dan lantang, "Kamu jangan pukul saya lagi! Kalau kamu pukul lagi, Aku juga bisa pukul kamu! Jangan kira aku gak berani!"
Berkata dengan lantang seperti itu bisa menjadi cara bagus untuk mengatasi pembullyan atau pemukulan.
Dengan berkata seperti itu, si pemukul akan bisa menyadari konsekuensi dari tindakan buruknya itu, karena anak kecil biasanya bertindak tanpa berpikir panjang dahulu.
Dengan anak berbicara lantang, biasanya pelaku pemukulan akan mundur dan tidak berani lagi. Ajarkan anak agar jangan takut dalam menghadapi situasi seperti itu.
Jika anak takut bahkan menangis, maka pelaku pemukulan justru semakin senang, karena memang itu tujuannya.
Ajarkan anak untuk berdiri dengan tegap dan berjiwa tegar, lawan dengan kata-kata, bukan kekerasan.
Yang suka diincar untuk dibully biasanya anak yang penakut, tidak pandai bergaul, kurang percaya diri, dan pendiam. Anak harus diajari cara melindungi diri ketika diserang.
Loading...
Tulisan Terkait: