Cara Mendidik Anak Agar Tidak Sombong (Serta Mau Menghargai Orang Lain)


Sifat sombong dibenci oleh semua orang, bahkan orang sombong pun akan membenci orang yang sombong juga. Jadi sifat sombong ini harus dihindari, jangan sampai anak mengembangkan sifat ini di dalam dirinya, dan jika dibiarkan bakal berdampak negatif pada anak.

Bahkan bukan tidak mungkin Anak akan tumbuh menjadi orang yang suka merendahkan orang lain, sulit berempati dan hanya mau menang sendiri. Jangan sampai anak Anda memiliki sifat buruk ini, karena dikhawatirkan ia akan dijauhi bahkan dimusuhi oleh teman-temannya.

Anak Bermain Mainan
Anak Bermain Mainan. Photo credit: Freepik.com

Kebalikan dari sifat sombong yaitu rendah hati. Jika anak memiliki sifat yang rendah hati maka ia akan tumbuh menjadi orang yang bisa menghargai orang lain, berkarakter lemah lembut, sopan dan cenderung sederhana. Dengan begitu lingkungan atau orang-orang di sekitar akan senang terhadapnya.

Jika mulai terlihat perangai sombong pada diri Anak maka perlu diatasi segera, jangan sampai dibiarkan. Jika dibiarkan sifat tersebut akan terbawa hingga dewasa dan mengakar kuat di dalam dirinya, akibatnya sifat sombong tersebut akan sulit untuk dihilangkan.

Orangtua jangan sombong karena berdampak pada anak. Jika Anda tidak ingin memiliki anak dengan perangai sombong, maka pertama-tama Anda sendiri harus menghindari sifat ini. Sifat sombong bisa dimana saja, salah satunya yaitu orangtua yang menyombongkan pencapaian anak kepada orang-orang, ternyata hal ini dapat berdampak buruk pada kehidupan sosial anak.

Anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang tuanya, karena anak-anak biasanya menjadikan orangtuanya sebagai role model pertama untuk dirinya. Saat anak melihat prilaku orangtuanya yang sombong, anak akan menirunya dan lama kelamaan akan tertanam sifat sombong di dalam diri anak. 

Hal ini biasanya juga membuat anak menjadi orang yang mudah menyalahkan lingkungan atau orang lain, dan tidak mau untuk intropeksi diri. Karena biasanya orang sombong itu merasa paling benar, sehingga tidak akan mau mengakui kesalahan yang diperbuatnya. JANGAN SAMPAI hal seperti ini terjadi pada anak Anda.

Para ahli menyebutkan bahwa anak bisa terhambat dalam bersosialisasi akibat kesombongan orangtuanya, bahkan yang mungkin terjadi adalah orangtua akan memegang kendali dan biasanya anak akan dituntut untuk memenuhi ekspektasi orangtuanya. Contohnya ‘Si Orangtua sombong’ menyebut-nyebut anaknya ranking satu kepada para tetangga, akibatnya orangtua bakal terus menuntut anak harus selalu ranking satu.

Kondisi seperti itu sering terjadi pada anak-anak yang memiliki orangtua sombong. Hal ini dalam jangka panjang berdampak buruk pada psikis anak, dan anak akan memiliki hambatan dalam menjalin relasi dengan orang-orang sebayanya.

Jadi dampak buruk kesombongan orangtua tidak hanya memicu sifat sombong dalam diri anak, selain itu anak akan terganggu kehidupan bersosialnya dan anak rentan mengalami gangguan psikis yang mempengaruhi proses tumbuh kembangnya.

Hal seperti ini harus jadi perhatian orang tua, satu kesalahan yang dilakukan orangtua menyebabkan anak tertimpa beberapa musibah sekaligus. Sifat sombong biasanya terus melekat dan membuat BANYAK HAL menjadi sulit, dan anak akan punya kesulitan serius dalam kehidupan sosialnya.

Cara paling utama mendidik anak agar tidak sombong adalah dengan memberi teladan yang baik, yaitu berupa sikap rendah hati. Budayakan di dalam keluarga kalau bersalah harus meminta maaf, ini berlaku untuk semua orang di keluarga, dan perlu dibiasakan sebagai tradisi atau kultur keluarga.

Dengan membudayakan hal ini di keluarga, anak akan terbiasa untuk meminta maaf saat melakukan kesalahan. Hanya orang yang rendah hati yang bisa meminta maaf, ini sangat penting agar anak terhindar dari sifat sombong.

Memuji Anak Sewajarnya. Memberikan penghargaan atau pujian pada anak itu sangat penting untuk meningkatkan percaya dirinya dan untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembangnya. Memuji anak tampaknya hal sederhana, tapi jika dilakukan dengan benar akan bermanfaat untuk pembentukan karakter anak.

Kalimat pujian yang diucapkan orangtua dapat membuat anak percaya diri, membuatnya lebih termotivasi, mandiri, muncul keinginan untuk membuat bangga orangtua, membentuk rasa peduli dalam diri anak, dan segudang manfaat lainnya.

Tapi hati-hati dalam memuji anak. Memuji anak dengan cara yang salah bisa menimbulkan efek negatif. Hindari memuji dengan kalimat berlebihan serta memuji sambil membanding-bandingkan. Kesalahan orangtua yang suka membanding-bandingkan ini bisa memicu sifat sombong dalam diri anak.

Misalnya mengatakan “Wow nilai matematika kamu paling bagus, kamu murid paling pintar di kelas daripada teman-temanmu”, “Kamu lebih pintar dari si Andi” atau kalimat semacamnya. Memberikan pujian seperti ini akan memicu sifat sombong dalam diri anak.

Pada dasarnya membanding-bandingkan anak adalah ide yang sangat buruk, bak itu dalam hal positif (memuji) karena bakal membuat anak sombong, maupun dalam hal negatif (mencela) karena akan membuat anak sakit hati. Selain itu suka memuji penampilan anak seperti ganteng, keren, cantik, dll bakal menumbuhkan perasaan sombong.

Memuji memang cara ampuh membuat anak percaya diri dan semangat, tapi memuji anak harus dilakukan dengan benar, jangan berlebihan, serta hendaknya fokus pada usaha daripada hasil. Misalnya anak mendapatkan nilai bagus, maka pujian hendaknya berfokus pada usaha belajarnya. Maka dari itu, jika anak sudah berusaha keras belajar maka pujilah usahanya, terlepas hasilnya bagus atau tidak.

Tumbuhan Rasa Empati dalam diri Anak. Menumbuhkan rasa empati pada anak seharusnya dilakukan sejak dini, misalnya anak mempunyai mainan yang lebih bagus dibandingkan temannya, maka ajari anak agar tidak membanggakan mainannya itu karena akan menyakiti hati temannya. Memiliki rasa empati akan menghindarkan anak dari sifat sombong.

Tapi disayangkan banyak orangtua yang tidak menyadari pentingnya melatih empati anak sejak dini, padahal ini sangat penting untuk melatih kemampuan anak dalam menempatkan diri, memahami perasaan orang lain dan mengontrol emosi dengan baik.

Melatih empati anak sudah bisa dilakukan sejak usia balita, salah satunya melatih anak berempati dengan cara mengajaknya memposisikan dirinya sebagai orang lain. Misalnya saat anak merebut mainan temannya, alih-alih memarahi anak, lebih baik tanyakan pada anak bagaimana perasaannya saat mainan miliknya direbut oleh orang lain.

Ajak anak dalam aktivitas sosial, misalnya mengajak anak ke panti asuhan sehingga anak memahami keadaan mereka dan akan timbul perasaan empati dalam hati anak, hal ini juga membuat anak memiliki karakter bersyukur.

Libatkan juga anak dalam kegiatan amal, misalnya biarkan anak yang secara langsung memberikan uang sumbangan kepada pengemis, mengajak anak membantu mengemas pakaian untuk disumbangkan, memotivasi anak untuk menyumbangkan minannya, dan hal semacamnya. Bilang ke anak bahwa bantuan yang diberikannya dapat membuat orang lain bahagia.

Mengajarkan Anak untuk Menghargai Orang Lain. Bilang ke anak bahwa setiap orang memilki peran masing-masing dalam hidupnya. Beritahu anak tentang pekerjaan orang-orang yang berada di sekelilingnya, terutama pekerjaan yang sering dipandang sebelah mata atau dianggap tidak terlalu penting.

Misalnya, anak melihat seseorang yang bekerja sebagai tukang sapu jalan, jelaskan pada anak bahwa jika mereka tidak ada maka sampah akan menumpuk di jalanan dan berisiko menimbulkan penyakit, pokoknya jelaskan pada anak bahwa orang tersebut memiliki peran yang penting.

Dengan memberikan pemahaman yang seperti ini, anak akan belajar untuk menghargai orang lain. Perasaan menghargai orang lain akan memunculkan sifat rendah hati. Anak yang tumbuh dengan sifat rendah hati akan lebih selamat dari bahaya kesombongan.

Ajari Anak Kesopanan. Kesopanan adalah hal yang harus diajarkan sejak kecil, jangan sampai anak mengembangkan tingkah laku yang buruk. Saat di meja makan ajarkan anak untuk duduk dengan posisi benar dan bersikap sopan, ajarkan juga anak untuk mengucapkan kata “tolong” dan “maaf”, dan bersikap tegaslah saat anak mengucapkan kata atau kalimat yang buruk.

Anak-anak dengan karakter sombong biasanya memiliki perangai yang buruk dan tidak sopan. Dengan begitu, mengajarkan kesopanan pada anak bermanfaat untuk menjauhkannya dari sifat sombong.

Pahamkan anak bahwa mengejek atau mengolok-olok adalah hal yang sangat buruk, bilang ke anak bahwa ia tidak boleh menyapa teman-temannya dengan panggilan yang buruk atau tidak menyenangkan. Ajarkan anak untuk tidak mengolok-olok dan merendahkan orang lain.

Saat mulai muncul perangai sombong dalam diri anak, bilang ke anak bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikan anak pemahaman bahwa orang lain pun punya kelebihan, misalnya ada orang yang jago di bidang matematika, atau di bidang seni atau lainnya. Dengan begitu anak akan menyadari bahwa setiap orang itu unik dan punya kelebihannya masing-masing, sehingga efektif untuk meredam sifat sombong dalam dirinya.

Sebagai orangtua, jangan pernah membangga-banggakan rumah besar, mobil mewah, perhiasan dan barang-barang mewah lainnya. Anak selalu melihat prilaku orangtuanya, sehingga dikhawatirkan akan muncul benih-benih kesombongan dalam diri anak. Jadi ingatlah bahwa anak cenderung meniru orangtuanya.

Selain itu hindari gaya hidup hedonis, gaya hidup seperti ini biasanya akan memunculkan sifat angkuh atau sombong. Belikan anak barang-barang yang bagus dan berkualitas, tapi tidak perlu mewah. Jangan menerapkan standar hidup yang tinggi.

Ajarkan anak meminta maaf karena ini kunci kerendahan hati. Jika anak bisa meminta maaf maka ia bisa lebih terhindar dari perangai sombong. Orang sombong itu tidak akan mampu meminta maaf karena hatinya keras. Selain itu orangtua harus menjadi sosok yang pemaaf untuk anak, dimana anak biasanya mencontoh sifat orangtuanya.

Bangun Rasa Percaya Diri Anak. Anak yang merasa dicintai dan dihargai oleh orangtuanya cenderung tidak merasa perlu untuk meninggikan dirinya di hadapan orang lain, sehingga ini penting untuk mencegah munculnya perangai sombong dalam diri anak.

Sangat penting orangtua membangun rasa percaya diri anak. Anak-anak yang mendapatkan rasa kasih sayang, perhatian, pengakuan dan dukungan orangtua cenderung punya rasa percaya diri lebih baik. Dengan rasa percaya diri ini anak jadinya tidak perlu lagi mencari pengakuan dan meninggikan diri di depan orang-orang.

Dimana banyak orang menampakan sikap sombong hanya karena untuk mencari perhatian dan pengakuan dari orang-orang. Jadi sebagai orangtua pastikan anak mendapatkan kebutuhan psikis yang mencukupi, selain juga kebutuhan fisik tentunya.

Loading...

Tulisan Terkait: