Laman

Mengatasi tantrum pada anak, jangan panik, lakukan hal ini


Mengasuh anak gampang-gampang susah. Salah satu masalah yang banyak dihadapi orangtua adalah cara menyikapi prilaku tantrum dari anak. Anak yang suka ngambek dan rewel, apalagi saat berada di tempat umum, tentu menjadi masalah yang lumayan membuat orangtua pusing dan kebingungan. 

Tantrum pada dasarnya merupakan sifat emosional atau temprament dalam diri anak-anak yang membuatnya suka marah-marah tidak terkendali, umumnya terjadi pada anak-anak usia prasekolah (2-3 tahun).

Anak Tantrum
Photo credit: karlennandben.blogspot.com

Anak tantrum ditandai dengan sering mengekspresikan kemarahan dengan cara berbaring di lantai, berteriak dan menendang-nendang. Banyak hal yang memicu anak menjadi tantrum, diantaranya karena si anak kesulitan dalam menyampaikan keinginannya atau kesulitan mengekspresikan perasannya, alhasil yang bisa dilakukan anak adalah ngamuk-ngamuk tidak jelas.

Anak tantrum memiliki masalah dengan kemampuan komunikasi, dan juga tidak mampu untuk menyikapi perasaan frustrasi, kesal dll. Selain itu anak tantrum mudah sekali terprovokasi emosinya. Jadi untuk menghadapi anak tantrum, orangtua harus menyikapinya dengan tenang dan jangan sampai ada suara keras.


Saat lagi kambuh tantrumnya anak akan suka marah-marah, ngamuk atau teriak-teriak, orangtua tentu merasa geram melihat sikap anak seperti itu dan mungkin bisa ikut tersulut emosi. Orangtua harus tenang dan berusaha menyikapinya dengan kepala dingin, jika orangtua ikut marah-marah atau teriak-teriak justru semakin memperparah tantrum anak.

Respon yang tenang menjadi kunci untuk mengatasi tantrum pada anak. Mencoba berkomunikasi kepada anak dengan kepala dingin, buang jauh-jauh kepanikan dan emosi dari dalam diri. Pokoknya kalau anak lagi tantrum harus dibilangin pelan-pelan, gunakan kalimat sesederhana mungkin dan mudah dipahami anak jika berbicara dengannya.

Jika anak terlihat sangat mengamuk, lebih baik jangan diajak bicara dahulu, jangan dimarahi. Biarkan anak ngambek hingga puas, biasanya dalam 5-10 menit bakalan mereda kemarahannya, setelah itu barulah mengajaknya berkomunikasi.

Tunjukkan empati kepada anak, berikan pelukan atau hal-hal lainnya sehingga anak merasa disayang orangtuanya. Jika anak merasa disayang oleh orangtuanya maka memori ini akan diingatnya dan tertanam dalam hatinya, menjadikan anak dekat dengan orangtuanya dan mau mendengarkan perkataan orangtuanya.

Adapun jika anak sering dimarahi maka anak akan membenci orangtuanya dan tidak mau mendengarkan perkataan orangtua. Hal inilah yang membuat banyak kasus dimana anak saat memasuki usia remaja sulit sekali untuk dinasehati orangtuanya, rupanya karena si anak sejak kecil sering dimarahi dan dibentak-bentak orangtuanya, menyebabkan anak tidak dekat dengan orangtuanya dan tidak mau terbuka.

Jadi jika Anda mempunyai anak balita yang lagi tantrum, maka jangan mencubit atau memukulnya, walaupun itu pelan, karena jangan sampai anak berpikir bahwa orangtuanya tidak menyayanginya. Yang seharuanya dilakukan adalah membiarkan si balita ngambek hingga capek sendiri, setelah energinya habis maka barulah orangtua memberikan balita pelukan lembut, bisikan juga kata-kata yang menenangkannya.


Orangtua seharusnya memberikan ruang untuk anak, berikan anak ruang kesempatan untuk meluapkan emosinya, orangtua hanya perlu memantau sembari mengawasi. Tapi perhatikan apakah ada benda yang membahayakan, jauhkan anak dari benda-benda yang bisa membahayakannya seperti gelas kaca, dll.

Pahami perasaan dan keinginan anak, ini hal pertama yang hendaknya dilakukan saat anak terlihat tantrum, jadi respon pertama bukanlah menghentikan secara paksa tantrum anak karena kemungkinan membuat anak semakin mengamuk, apalagi jika menghentikannya dengan cara sambil marah/teriak maka semakin parah tantrum anak.

Biarkan saja, tunggu hingga tantrumnya mereda barulah mengambil tindakan. Kecuali jika anak tiba-tiba tantrum di tempat umum, maka segera bawa anak menyingkir (menjauh) agar tidak mengganggu orang lain.

Anak bisa saja tantrum karena capek atau lapar. Kalau begitu orangtua perlu pintar-pintar mengkondisikan agar anak selalu dalam keadaan baik, usahakan jangan sampai anak kelaparan ataupun terlalu capek. Kenali keinginan dan kebutuhan si kecil saat bepergian. 

Misalnya sebelum berpegian, pastikan si kecil sudah mengonsumsi makanan sehingga tidak lagi dalam keadaan lapar saat di perjalanan. Sebelum berpegian pastikan si kecil sudah cukup istirahat sehingga tidak rewel saat di jalan, pokoknya pastikan si kecil dalam kondisi baik dan fit.

Loading...

Ketahui Tantrum Manipulatif pada Anak

Anak menangis sambil meraung-raung atau mengamuk agar kemauannya dituruti oleh orangtuanya, hal seperti Ini umum dikenal sebagai gejala tantrum manipulatif. Si kecil yang sedang dalam masa tumbuh kembang akan mempelajari banyak hal, termasuk belajar untuk memanipulatif.

Sebagai orangtua tentu Anda sering bersama dengan anak, dengan begitu cukup mudah untuk mendeteksi prilaku manipulatif seperti ini. Cara menangani tantrum manipulatif pada anak, pertama tepat sabar dan tenang, hindari seketika menuruti kemauan anak, demikian juga tidak perlu langsung menolak keinginan anak. Pokoknya orangtua harus bersikap tenang.

Hingga pikiran tenang, maka mulailah mencerna tentang keinginan atau permintaan anak, jika permintaan anak dirasa wajar, maka silahkan memenuhi permintaannya. Berikan jeda antara saat anak meminta sesuatu sambil ngamuk-ngamuk dengan saat Anda memenuhi permintaannya. 

Jika anak meminta sambil ngamuk-ngamuk, lalu orangtua seketika itu juga memenuhi tuntutan anak, maka dikhawatikan si anak akan berpikir bahwa ngamuk-ngamuk bisa dijadikan jurus ampuh supaya kemauannya dituruti orangtua. Alhasil anak terus-terusan melakukan tantrum manipulatif.

Oleh karena itu orangtua harus cermat memperhatikan tingkah dan tangis anak. Saat anak menangis karena kemauannya tidak dituruti orangtua, maka lihatlah tingkah si anak serta gaya tangisannya. Sebagai orangtua, Anda tentu bisa mengetahui perbedaan tangisan anak yang manipulatif dan tidak.

Maka orangtua selain memiliki rasa kasih sayang yang besar kepada anak, juga harus memiliki sifat tegas dan konsisten saat seperti itu. Orangtua juga perlu berbicara dan meminta dukungan anggota keluarga lain seperti suami/istri, nenek, kakek dan lainnya (orang-orang dewasa yang sering berinteraksi dengan anak). Dalam mendidik anak perlu kekompakan semua pihak, khususnya kekompakan suami dan istri untuk mendidik anak.


Jangan suka mengumbar janji, sebagian orangtua memberikan janji-janji PALSU agar si anak berhenti mengamuk, janji palsu yang diberikan bisa sementara waktu menghentikan amukan anak. Tapi anak selalu ingat dengan janji yang diberikan, dan akan terus menagihnya.

Jika orangtua tidak menepati janjinya dampaknya membuat anak kehilangan kepercayaan kepada orangtuanya, selain itu anak bisa saja tantrum atau mengamuk dengan jauh lebih parah. Dampak buruk lainnya yaitu anak bisa saja mencontoh hal itu sehingga anak akan menjadi pribadi yang suka ingkar janji dan berbohong.

Tantrum manipulatif muncul saat keinginan anak tidak dipenuhi, anak melakukannya agar kemauannya dipenuhi. Pastikan untuk menahan atau menguasai emosi saat anak tantrum, orangtua jangan sampai mengeluarkan ucapan bernada tinggi, lebih baik biarkan anak seperti itu hingga capek sendiri. Saat situasi tenang, berikan edukasi kepada anak bahwa perilaku seperti tadi tidaklah baik dan tidak bisa diterima. Tentunya jelaskan dengan kata-kata sederhana yang mudah dipahami anak. 

Lalu ajarkan anak tentang bagaimana caranya bersikap saat meminta sesuatu atau untuk mendapatkan yang dia inginkan. Jika setelah diajari anak masih melakukan tantrum manipulatif, maka menurut para ahli salah satu cara terbaik mengurangi tantrum manipulatif anak adalah dengan mengabaikannya. Carikan anak aktivitas yang menyenangkan, orangtua perlu kreatif mencarikan aktivitas yang bagus dan menyenangkan untuk anak sehingga efektif mengurangi tantrumnya.

Tantrum Frustasi

Jenis tantrum ini dipicu kondisi anak yang belum bisa mengekspresikan dirinya dengan baik. Tantrum Frustasi rentan untuk dialami anak usia 18 bulan karena merasa kesulitan untuk menyampaikan keinginan atau mengungkapkan perasaannya. Faktor lain yang membuat anak tantrum yaitu faktor kesehatan, kelelahan, lapar atau gagal melakukan sesuatu.

Saat anak tantrum, dekati ia tapi jangan memaksanya berhenti, ajak anak berbicara dengan pelan-pelan (hindari berkata dengan nada tinggi), cari tahu apa yang memicu tantrumnya. Tantrum anak akan lebih mudah diatasi jika diketahui pemicunya.


Jika yang tantrum adalah balita, maka lakukan hal yang bisa mengalihkan perhatiannya. Karena yang namanya anak kecil, mudah sekali melupakan sesuatu dan tertarik pada hal baru. Untuk mengalihkan perhatiannya, cobalah untuk memberikan mainan yang sudah lama tidak dimainkannya, atau memberikan camilan kesukaannya.

Tantrum bukanlah penyakit melainkan sebuah gangguan yang memerlukan penanganan khusus, sehingga orangtua perlu berputar orang untuk menerapkan pola asuh yang sesuai untuk kondisi anak. Dibutuhkan sikap tenang dalam menghadapi anak yang tantrum, karena banyak orangtua yang panikan dan tidak tega lalu memberikan apa yang diinginkan anak, ini tidakan keliru yang justru memperparah tantrum, sebab anak berfikir prilakunya efektif untuk meminta sesuatu.

Peran orangtua sangat penting untuk membantu perkembangan karakter anak. Tantrum pada anak perlu ditangani dengan tepat, orangtua jangan cuek dengan masalah tantrum yang menimpa anak ini. Masalah tantrum pada anak jika terus berlangsung dan tidak diperbaiki maka akan menjadi kebiasaan buruk dan berefek negatif terhadap perkembangan si anak.

Mengarahkan anak adalah tugas berat. Orangtua pihak yang paling bertanggungjawab dalam pendidikan karakter anak, tugas orangtua bukan sekedar memberikan makan anak. Orangtua harus punya banyak waktu untuk bersama anak, bercengkrama dengan anak sambil memberikan pendidikan atau pengajaran untuk anak.

Dari berbagai poin yang disebutkan diatas, mungkin bagian yang tersulit untuk diterapkan adalah tetap bersikap tenang saat anak tantrum dan menangis. Sebagian orangtua tidak tahan mendengar tangisan anak dan berusaha menghentikannya. Padahal lebih baik membiarkan anak meluapkan tangisannya hingga puas .Berikut hal-hal yang perlu diketahui:
  1. Menangis tidaklah buruk, bahkan anak-anak sebenarnya butuh untuk menangis. Setelah menangis, biasanya anak menjadi lega.
  2. Air mata mengandung kortisol (hormon stres), sehingga saat kita menangis, kita sebenarnya sedang melepaskan stres dari tubuh. Keluarnya air mata dapat memperbaiki mood atau suasana hati. Itu sebabnya, orangtua hendaknya tidak menginterupsi anak saat sedang menangis, biarkan anak menikmati perasaannya. 
  3. Orangtua harus bisa tegas untuk berkata "tidak", setelah itu mungkin Anak menjadi tantrum atau marah, tapi sikap tegas orangtua adalah hal yang baik. Dengan mengatakan "tidak" secara tidak langsung akan mengajarkan anak tentang batasan-batasan perilaku yang baik dan buruk.
  4. Jangan terlalu khawatir mengenai kondisi anak yang sedang tantrum karena anak sedang mengungkapkan perasaannya. Pada umumnya kasus, tantrum adalah ekspresi anak terhadap kata "tidak" dari orangtuanya. Orangtua tetap bisa tegas sembari membantu anak menghadapi rasa kecewa dan frustasinya. Jadi dibalik sikap tegas orangtua, anak tetap bisa merasakan cinta dan perhatian dari orangtuanya.
  5. Saat anak tantrum dan mengamuk lalu meminta orangtuanya pergi, sebenarnya anak SANGAT MENGHARGAI jika orangtuanya tetap ada di dekatnya. Jadi saat situasi seperti itu tidak perlu banyak berkata, yang penting berikan kesan bahwa Anda sangat PERHATIAN dan SAYANG padanya. Jikapun ingin berkata maka ucapkan sedikit saja kata yang menyenangkan untuk didengar anak. 
  6. Setelah anak tantrum dan menangis biasanya bisa tidur lebih nyenyak, itu karana anak sudah melepas segala emosinya, kortisol (hormon stres) pun keluar dari dalam tubuhnya melalui air mata.

Loading...