Laman

Dampak Memukul Anak Terasa Hingga Ia Dewasa


Banyak orangtua yang menganggap biasa tindakan memukul sebagai cara mendisiplinkan anak, dan tidak menyadari risiko dari tindakan memukul yang memengaruhi tumbuh kembang anak. Sebagian orangtua mudah sekali frustrasi dalam mendidik anak sehingga ‘hobi’ memukul anak. Padahal ada banyak opsi lain yang bisa dilakukan selain memukul anak.

Orang tua yang mendidik dan mendisiplinkan anak dengan cara memukul, contohnya saat anak tidak menuruti perkataan orang tua dihukum dengan dipukul. Memukul anak berdampak sangat buruk terhadap psikologisnya, sekalipun setelah itu orangtua meminta maaf atas perbuatannya, tapi anak sudah terlanjur dipukul dan itu berdampak permanen terhadap psikologisnya.

Orangtua Memukul Anak Lelaki
Ilustrasi | Photo credit: istockphoto.com|MachineHeadz

Apalagi jika anak sering dipukul sejak kecilnya, maka berdampak serius terhadap kondisi mental dan psikologisnya saat ia dewasa. Banyak penelitian yang menyelidiki dampak hukuman fisik (seperti memukul, menampar, mendorong) terhadap gangguan mental yang akan dialami anak. Hasilnya, peneliti menjelaskan bahwa dampaknya sangat buruk, diantaranya:
  1. Rentan mengalami gangguan mood (suasana hati).
  2. Rentan terhadap gangguan kecemasan.
  3. Munculnya prilaku mengarah ke agresif.
  4. Munculnya perilaku antisosial.
  5. Tingkat kepercayaan diri yang rendah.
  6. Resiko gangguan kepribadian.
  7. Resiko penggunaan obat-obatan terlarang.


Anak yang sering mendapatkan kekerasan di rumahnya biasanya menjadi orang yang rendah diri, dan kemungkinan kesulitan untuk bisa bersosialisasi di sekolah, hal ini nantinya berdampak buruk pada nilai akademis anak, atau bahkan anak membolos sekolah karena kesulitan untuk bergaul atau bersosialisasi.

Anak mungkin menafsirkan pukulan atau tamparan sebagai tanda bahwa orangtuanya tidak mencintainya, dampaknya hubungan orangtua dan anak menjadi renggang dan penuh ketegangan. Anak akan menjaga jarak dari orangtuanya, bahkan mungkin membenci orangtuanya, hal ini akan semakin terlihat saat si anak beranjak dewasa.

Sebagian anak dipukul atau dihukum tanpa tahu apa kesalahannya, orangtuanya juga tidak memberikan pemahaman tentang kesalahan si anak. Dengan begitu kondisinya adalah si anak hanya pasrah menerima hukuman atau pukulan tanpa bisa membela diri. Hal ini jika terus menerus terjadi berdampak pada mental si anak, ia akan mengembangkan harga diri yang rendah dan akan kesulitan untuk bersosialisasi di sekolah dan lingkungan bermainnya.

Kepercayaan diri yang rendah bisa menyebabkan prestasi akademik anak menurun. Selain itu anak bisa saja kehilangan semua potensinya. Kemungkinan terburuk dari itu semua adalah hilangnya semangat belajar anak, hingga munculnya pikiran untuk bunuh diri. Ia juga kesulitan untuk membela diri saat menerima bullying dari orang lain.

Tugas orangtua tidaklah mudah, orangtua punya kewajiban untuk menenuhi kebutuhan materi anak, memberikan kasih sayang, perhatian, pengajaran dan teladan yang baik untuk anak. Orangtua harus menyadari bahaya dari sering memukul anak sebelum terlambat, berusaha merubah kebiasaan, orangtua harus mengutamakan cara lembut ketimbang cara keras dalam mendidik anak.


Anak yang dipukul akan mengalami trauma, yang kemungkinan juga anak menjadi orang yang kasar, sehingga akan menjadi pelaku kekerasan kepada oranglain dan temannya. Kebiasaan buruk memukul anak, bisa membentuk tradisi kekerasan yang berulang-ulang. Anak akan meniru semua yang hal yang dilakukan orangtuanya, jika Anda sering memukul dan memarahi anak, maka jangan heran jika ia akan melakukan hal sama pada adiknya.

Anak yang sering dipukul oleh orangtuanya maka akan terbentuk dalam pikirannya bahwa tindakan kekerasan boleh-boleh saja dilakukan, alhasil tumbuh sikap agresif dalam diri anak. Anak juga akan berpikir kekerasan bisa dijadikan alat utama untuk meluapkan emosi. Disaat yang bersamaan ternanam kesan dalam diri anak bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dicintai orangtuanya sendiri. Jadilah anak memiliki sifat agresif dan rendah diri sekaligus.

Anak bisa menjadi rendah diri jika sering dimarahi atau dipukul orangtuanya, citra diri seorang anak dibangun dari persepsi orang lain tentang dirinya. Nah, sikap buruk orangtua terhadapnya membuat si anak berpikir bahwa dirinya adalah seorang yang tidak berharga. Sekalipun anak sekedar dipukul di bagian bokong, akan membuat anak bertanya-tanya terhadap citra dirinya di mata orangtua, di satu sisi orangtua terlihat mencintainya dengan memenuhi segala kebutuhannya, di sisi lain orangtua melakukan hal yang menyakiti jiwanya.

Anak merasa bahagia saat disayangi orangtuanya, tapi akan berubah 180 derajat menjadi membenci orangtuanya saat dirinya disakiti, dimarahi atau dipukul.

Loading...

Kebodohan orangtua yang tidak tahu cara yang benar untuk menyayangi dan mendidik anak, menyebabkan kebingungan dalam diri anak. Anak akan berpikir, apakah dirinya seseorang yang disayangi, atau seseorang yang bisa disakiti jika melakukan kesalahan kecil?

Pada dasarnya orangtua adalah sosok orang dipercaya, dicintai dan dihormati oleh anak. Tapi saat anak terus-terusan menerima amarah dan pukulan dari orangtuanya, maka rasa hormat, percaya dan cinta tersebut akan terkikis dan hilang, yang tersisa adalah perasaan benci pada orangtuanya sendiri.

Memukul tidak membuat anak menjadi lebih baik dan disiplin, justru menyebabkan anak menjadi seorang yang membangkang. Apalagi anak-anak belum bisa berpikir rasional seperti orang dewasa, orangtua bisa saja berpikir bahwa pukulan adalah hukuman yang pantas bagi si anak, tapi yang ada dipikiran anak adalah rasa disakiti, dihina dan ketidakadilan.

Anak yang sering dipukul dan dimarahi orangtuanya, akan memiliki luka di hati yang sangat sulit untuk disembuhkan. Kenangan buruk tersebut akan menutupi semua kenangan indah yang dimiliki. Penelitian menemukan bahwa kebanyakan pelaku kriminal adalah orang-orang yang sejak kecil menerima bentuk pendisiplinan dalam bentuk kekerasan.

Penelitian memang menyebutkan adanya satu hasil positif dari hukuman fisik pada anak yaitu membuat kepatuhan langsung jangka pendek. Akan tetapi efek negatifnya sangat banyak seperti kerugian neurologis, fisik, mental, perilaku, kognitif, emosional dan sosial.


Berbagai penelitian menemukan bahwa hukuman fisik telah terbukti berdampak buruk terhadap tumbuh kembang anak, sementara tidak ada penelitian yang menemukan bahwa hukuman fisik meningkatkan kesehatan perkembangan anak.

Memukul anak berdampak negatif pada perkembangan kognitifnya. Sebuah studi mengungkapkan bahwa anak-anak yang sejak kecil dipukul mengalami masalah dengan perkembangan kognitif, hambatan perkembangan IQ. Disebutkan juga bahwa memukul anak bisa merusak atau mengurangi gray matter (jaringan penghubung abu-abu pada otak), itu adalah bagian penting di otak yang bertanggung jawab terhadap kemampuan belajar anak.

Dengan begitu anak yang sering dipukul akan terhambat potensi kecerdasannya, dampaknya saat ia dewasa akan kesulitan bersaing dengan orang-orang di dunia kerja, selain itu juga akan memiliki masalah berupa gangguan emosional. Orang dewasa yang sejak kecil sering dipukul beresiko mengalami gangguan psikologis, kerusakan otak, kecemasan, depresi, kurangnya keterampilan sosial, hingga gangguan perhatian dan konsentrasi.

Pada anak usia dini, otak berkembang lebih cepat daripada organ lainnya. Ini merupakan masa emas dalam perkembangan otak anak, tekanan yang disebabkan oleh ketakutan dapat menghambat perkembangan dan fungsi otak anak, jika sering terjadi menyebabkan kelainan permanen pada otak.

Perilaku orangtua sangat mempengaruhi masa depan anak nantinya. Seharusnya orangtua mengajarkan anak mengenai hubungan yang sehat dan penuh rasa hormat. Karena saat ia dewasa akan bergaul dengan banyak orang di luar, sehingga orangtua seharusnya mencontohkan bagaimana cara bersikap respek, bagaimana cara berbicara yang sopan dan penuh rasa hormat, bagaimana cara merespon, bagaiman caranya menyikapi kesalahan seseorang. 

Adapun jika orangtua kerjaannya hanya marah-marah kepada anak, maka pelajaran dan teladan apa yang bisa diperoleh anak dari orangtuanya?

Selain itu anak yang sejak kecil sering dipukul biasanya setelah ia dewasa akan pergi menjauh dari orangtuanya, bahkan ada yang tidak mau lagi berkomunikasi dengan orangtuanya. Oleh karena itu, sebagai orangtua hendaknya menghindari tindakan memukul sebagai metode pendisiplinan anak.

Loading...