Dunia maya (internet) adalah suatu medan yang tanpa batas, sehingga begitu
ideal untuk aksi-aksi kejahatan atau hal negatif, apalagi mengenai kejahatan
terhadap anak-anak. Ironis memang karena tidak mungkin di zaman sekarang kita
tidak bergantung pada internet.
Internet begitu mempunyai daya pikat yang begitu besar, baik itu bagi orang
dewasa maupun anak-anak. Walaupun memiliki sisi negatif, anak-anak tidak bisa
dilarang dari bersentuhan dengan teknologi internet, keberadaan internet dapat
memfasilitasi perasaan ingin tahu anak-anak.
Photo credit: -
Anak-anak akan menemukan dunia pertualangan tanpa batas yang penuh kesenangan
di internet, apalagi dengan adanya teknologi 5G maka semakin mepermudah
aktivitas browsing maupun streaming, saking begitu leluasanya sehingga para
orangtua sangat kerepotan dalam mengontrol aktivitas anak di internet.
Internet bisa memberikan manfaat besar, tapi bisa juga menyebabkan bencana
besar, apalagi bagi anak-anak yang tentunya masih polos. Di internet pula
orang-orang jahat bisa leluasa bergerak tanpa diketahui identitas aslinya,
sehingga saat pelaku kejahatan ingin mengincar anak-anak, hal yang
dilakukannya adalah menyamar menjadi sesama anak-anak, dan berpura-pura
memberikan atau menawarkan kebaikan.
Namanya anak-anak rentan terjatuh ke dalam bujuk rayu, pelaku kejahatan
memiliki banyak cara untuk memangsa anak-anak, oleh karena itu orangtua harus
berhati-hati dan memperhatikan aktivitas anak di internet.
Kejahatan cyber terhadap anak-anak di internet, tidak hanya mengkhawatirkan
para orangtua, tapi juga bisa mejadi ancaman serius terhadap eksistensi
bangsa. Sebab kejahatan terhadap anak di internet menyasar sumber daya negara
paling penting, yaitu generasi anak-anak yang harus dilindungi. Apalagi
kejahatan berbasis online tidak mengenal batas negara.
Orangtua harus melindungi anak-anaknya dari racun-racun yang disebarkan oleh
para pelaku kejahatan dunia maya. Pastikan para orangtua mengetahui dengan
siapa saja anak-anaknya berinteraksi di internet, pastikan anak hanya
berhubungan dengan orang-orang baik di internet.
Menjadi orangtua di era digital sekarang ini dapat dikatakan gampang-gampang
susah. Pesatnya perkembangan teknologi bisa menjadi ancaman tersendiri bagi
anak, sebab begitu mudahnya anak mengakses informasi dari berbagai konten.
Tidak asing sekarang ini bahwa anak-anak kecil (TK atau SD) sudah memegang
smartphone, maka orangtua harus bekerja keras untuk melindungi anaknya dari
paparan buruk internet.
Berbicara Terbuka pada Anak
Orangtua harus dekat dengan anak-anaknya, serta menjadikan anak sebagai
sahabat sejati bukan sebagai ‘budak’ yang sering dimarahi dan disuruh-suruh.
Hal ini penting dan harus direnungi oleh para orangtua. JANGAN SAMPAI ANAK
LEBIH DEKAT TEMANNYA DARIPADA ORANGTUANYA.
Jadilah orangtua yang hebat untuk anak-anaknya. Buatlah anak Anda merasa
sangat beruntung memiliki orangtua seperti Anda. Tugas orangtua adalah
membangun kedekatan dengan anak-anaknya dan menciptakan hubungan emosional.
Kedekatan anak dengan orangtua adalah fondasi penting untuk proses tumbuh
kembang anak.
Kedekatan ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak, kedekatan
orangtua dan anak ternyata juga memengaruhi tingkat kecerdasan anak. Oleh
karena itu saat bersama anak, jangan hanya hadir secara fisik.
Banyak orangtua yang secara fisik hadir di dekat anak tapi hatinya entah ada
di mana, alhasil anak tidak merasakan kedekatan dengan orangtuanya, akibatnya
anak tidak memiliki rasa kepercayaan kepada orangtuanya. Dari sinilah banyak
anak yang tidak mau terbuka pada orangtuanya.
Jangan sampai orangtua terlalu fokus pada gadgetnya daripada anak. Berikanlah
anak pelukan, harus ada waktu kebersamaan orangtua dan anak setiap hari.
Kebersamaan ini sangat penting untuk membangun rasa saling percaya dan saling
mempelajari bahasa cinta masing-masing antara orangtua dan anak.
Saat menghabiskan waktu bersama anak, orangtua akan bisa memahami sepenuhnya
karakter anak. Saat anak melakukan sebuah hal bagus maka berikanlah apresiasi
ataupun reward. Biasanya orangtua malas untuk memberikan apresiasi pada anak,
tapi giliran anak melakukan kesalahan maka dimarahi habis-habisan. Jika
seperti ini, akibatnya anak menjadi tidak dekat dengan orangtuanya, dan anak
tidak mau terbuka.
Keterbukaan sangat penting agar orangtua bisa melindungi anak dari efek
negatif internet, beritahu anak secara jelas tentang cara menjaga diri saat
berselancar di dunia maya. Pengasuhan anak di era digital harus dimulai dengan
jalur komunikasi yang terbuka. Orangtua harus rajin-rajin mengedukasi anak
dalam penggunaan gadget dan teknologi.
Jadi orangtua jangan sampai gaptek, untuk mengedukasi anak maka orangtua harus
memiliki pemahaman mengenai gadget, selain itu manfaatkan aplikasi semacam
Parental Controls. Parental controls cara sederhana untuk melindungi anak dari
efek negatif internet. Setting konten-konten yang relevan dengan usia anak
Anda, melalui aplikasi ini orang tua dapat menyaring konten apa saja yang
boleh dilihat anak.
Loading...
Ada banyak artikel tutorial tentang cara penggunaan aplikasi parental
controls, carilah infonya di mesin pencari Google.
Untuk mengedukasi anak agar aman berselancar di dunia maya, beritahu anak
untuk jangan berbicara kepada orang tidak dikenal di media sosial, IM, forum
online dan lainnya. Serta Jangan memberikan alamat rumah, nomor telepon, foto
atau detail pribadi di internet. Informasi yang diupload ke dunia maya tidak
akan pernah hilang, dan mungkin bisa diakses orang-orang jahat.
Ajarkan anak caranya setting privasi di situs jejaring sosial, sehingga hanya
teman dan keluarga yang bisa mengakses ke profil, foto dan video. Ajarkan juga
caranya membuat password yang kuat, sehingga tidak mudah ditebak orang lain.
Bilang ke anak jangan pernah memberitahu password sendiri ke orang lain.
Beritahu anak bahwa tidak semua orang seperti apa yang mereka katakan saat
online, jadi jangan mudah percaya. Minta anak untuk memberitahukan saat
menemukan sesuatu yang menggangu dan menakutkan di internet, yakinkan anak
untuk mau terbuka dan bercerita. Seringkali di internet saat mengklik sesuatu
ternyata tanpa diduga muncul gambar atau sesuatu yang tidak diharapkan dan
mengagetkan.
Anak-anak harus diedukasi dan dipahamkan bahwa internet seperti hutan rimba,
sehingga harus berhati-hati di dalamnya. Berikan anak pengertian untuk tidak
perlu merasa malu mengatakan kepada orangtua saat menemukan sesuatu yang aneh
atau tidak wajar di internet. Apalagi jika diganggu atau dilecehkan oleh
seseorang di internet, segera adukan.
Anak perlu diajarkan untuk berhati-hati sebelum mengunduh aplikasi, dan
meminta izin kepada ayah dan ibu sebelum melakukannya.
Bahaya Pornografi di Internet
Orangtua harus berhati-hati mengenai hal ini, ketagihan video ‘dewasa’ di
Internet bisa dialami oleh anak-anak. Mungkin awalnya seorang anak tidak
berniat untuk melihatnya dan akan menggunakan Internet untuk tujuan yang
baik.
Tetapi, banner atau pop up situs dewasa bisa muncul tiba-tiba saat sedang
browsing mencari sesuatu. Hal seperti ini tidak jarang menyasar anak berumur
8-14 tahun yang biasanya masih lugu dan belum pandai menilai baik-buruknya
sesuatu. Sehingga ada kemungkinan mengunjungi situs yang berisi video tak
bermoral. Tayangan video tak pantas seperti itu dapat merusak struktur otak
seseorang, khususnya lagi pada usia anak-anak yang sedang dalam masa tumbuh
kembang.
Pada otak dihasilkan dopamin, itu adalah hormon yang memunculkan perasaan
rileks dan fly pada seseorang. Seorang anak yang kecanduan video tak pantas
akan kesulitan menghentikan kebiasaannya, alhasil anak menjadi terus dan terus
melihatnya. Anak mungkin merasa bersalah atas apa yang dilakukannya, tapi
biasanya tidak berani berterus terang pada orangtuanya.
Menonton video tak bermoral seperti itu dapat menimbulkan kecanduan dan
perasaan cemas, ini tentu tidak baik bagi psikis anak, apalagi jika anak tidak
ada tempat untuk mengadu. Kecanduan menonton video tak bermoral seperti itu
bisa menyebabkan otak anak menciut secara fisik sehingga otak anak tidak
berkembang dengan baik.
Betul sekali... kecanduan video seperti itu dapat menurunkan tingkat
kecerdasan anak. Apalagi gambar-gambar tak pantas akan terekam di pikiran anak
dan sulit untuk dihilangkan. Orangtua harus berusaha mencegahnya sebelum
‘bencana’ ini terjadi, jika sudah terjadi maka butuh waktu lama untuk
menyembuhkan kecanduannya.
Orangtua jangan pernah malas untuk berbicara pada anak tentang cara
menggunakan internet secara sehat, orangtua sebagai pihak yang paling
bertanggung wajab dalam mengedukasi anak. Harus ada komunikasi intens setiap
hari antara orangtua dan anak, sehingga jika ada sesuatu yang tidak wajar pada
anak maka orangtua bisa lebih mudah mengetahuinya. Selain itu kedekatan
orangtua-anak menjadikan anak mau terbuka pada Ibu dan Ayahnya.
Batasi penggunaan Internet. Penggunaan internet yang berlebihan
tentunya tidak baik dan tidak sehat, karena kehidupan seorang manusia adalah
di dunia nyata, adapun penggunaan internet seharusnya hanya untuk menopang
kehidupan dunia nyata. Berlebihan menggunakan internet bisa menyebabkan
gangguan kesehatan fisik maupun psikis.
Apalagi untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga harus
sering bergerak dan berlari agar tumbuh dengan optimal. Sebagai orangtua,
jangan biarkan anak anak terlalu asyik dengan dunia maya. Buatlah aturan jelas
dan kesepakatan orangtua-anak tentang batasan waktu bermain gadget dan
internet.
Jalankan komunikasi yang baik dan keakraban dengan anak, sehingga memudahkan
orangtua untuk menanamkan nilai-nilai moral ke dalam diri anak. Kesalahan
dalam penggunaan internet dapat merusak kecerdasan dan nilai moral anak.
Orangtua perlu kreatif mencari kegiatan lain untuk anak, apalagi jika sudah
mulai muncul gejala kecanduan internet, segeralah cari kegiatan lain yang
kira-kira menarik untuk anak. Jika anak sudah disibukan dengan kegiatan di
dunia nyata, maka secara ekfetif dapat mengatasi masalah kecanduan internet.
Beberapa poin penting yang harus diingat:
- Agar orangtua bisa melindungi anak dari dampak negatif internet, maka orangtua perlu mempelajari internet secara komprehensif
- Bangun hubungan yang baik dengan anak. Perlindungan utama bukanlah dengan mengandalkan aplikasi parental control, melainkan hubungan dan komunikasi yang baik dengan anak. Jika anak merasa nyaman dengan orangtuanya maka anak akan terbuka.
- Berikan contoh yang baik bagi anak dalam menggunakan internet. Anak butuh contoh teladan, jangan sampai anak meneladani orang yang buruk.
- Usahakan untuk menempatkan gadget di ruang keluarga sehingga aktivitas anak bisa dipantau.
- Ingatkan anak untuk membatasi waktu penggunaan gadget atau internet.
- Gunakan pengaturan untuk menyaring situs-situs dewasa.
- Peka terhadap kondisi anak, perhatikan jika ada sesuatu yang tidak wajar atau tidak beres.
- Sediakan waktu untuk mengobrol santai dengan anak mengenai aktivitasnya di internet.
- Ajarkan anak cara melindungi data privasi di internet.
- Pastikan anak memiliki aktivitas atau hobi di dunia nyata, sehingga mencegah penggunaan internet secara berlebihan.
Loading...