Bahaya Sering Mengajak Anak ke Mal (Segi Psikologi & Kesehatan)


Sebenarnya boleh-boleh saja mengajak anak pergi ke mal, tapi jangan terlalu sering.

Tahukah Anda jika anak sering dibawa ke mal nantinya beresiko membentuk perilaku atau gaya hidup hedonis (mewah).

Di mal, anak melihat orang berlalu-lalang untuk berbelanja, ada juga yang memesan seporsi minuman dan camilan.

Jika anak sering terpapar dengan pemandangan seperti itu beresiko memiliki gaya hidup mewah saat dewasanya.

Mal
Photo credit: hariansib.com SIB/Saut Parsaulian Sihombin

Apalagi tidak sedikit orang-orang yang pergi ke mal bertujuan menghambur-hamburkan uang. Anak sering melihat orang-orang seperti itu, maka akan tertanam di benaknya begitulah cara menjalani hidup, pemikiran ini bisa terus terbawa hingga dewasa.

Seringkali anak menjadi orang yang konsumtif berlebihan akibat sering diajak ke mal.

Bagaimana tidak? setiap ke mal biasanya anak meminta pergi ke wahana permainan, lalu meminta makanan ini itu (seperti es krim), meminta dibelikan baju, mainan, dll.

Kondisi menjadi lebih buruk jika anak sudah sampai tahap ‘ketagihan’ untuk pergi ke mal. Anak meminta sekali dalam seminggu untuk pergi ke mal.

Dan harus diketahui, kebiasaan ini bisa terus terbawa hingga dewasa, yang membuatnya memiliki perilaku konsumtif.

Selain itu, banyak pemandangan di Mal yang tak sesuai dengan usia anak, anak mungkin akan sering melihat pasangan muda-mudi yang berjalan sambil berpegangan tangan, rangkukan atau bahkan ciuman.

Anak harus dihindarikan atau diproteksi dari melihat hal-hal yang belum pantas. Ini penting untuk perkembangan psikologinya.


Udara di dalam mal juga kurang sehat, berbeda dengan alam terbuka atau taman bermain kota.

Di mal menggunakan AC, yang walaupun terasa sejuk tapi itu bukanlah oksigen alami, sehingga tidak baik untuk kesehatan dan perkembangan anak.

Mal tempat yang tidak higienis, kuman dan bakteri yang menempel di setiap tempat seperti pegangan eskalator, tombol lift, dll.

Suara bising dan musik di mal juga berbahaya untuk pendengaran anak. Padahal anak harus dilindungi dari paparan POLUSI SUARA.

Aktivitas di mal terasa monoton, karena pada dasarnya Mal adalah tempat transaksi jual beli.

Walaupun di Mal ada tempat wahana bermain seperti Time Zone, tentunya jauh lebih baik kegiatan outdoor yang lebih bervariasi dan menyehatkan.

Dampak paling bahaya akibat seringnya anak ke mal adalah resiko prilaku konsumtif.

Berbagai barang menarik dan mewah di etalase bisa sangat menggoda, bak itu untuk anak maupun orangtua. KEMEWAHAN berdampak buruk untuk perkembangan psikologis anak.

Loading...

Tulisan Terkait: