Cara Mengasah Rasa Empati Anak Sejak Dini


Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri di posisi orang lain dan memahami perasaan orang lain. Anak hendaknya diajari berempati sejak dini. Kemampuan berempati sangat diperlukan dalam membangun hubungan yang baik dengan orang-orang disekitar.

Rasa empati perlu dillatih. Itu karena rasa empati bukanlah suatu hal yang bisa muncul dengan sendirinya. Betapa banyak orang yang sudah dewasa tapi tidak punya jiwa empati.

Anak-Anak
Anak-Anak | Photo credit: Adobe.com | By pressmaster

Rasa empati terbentuk dengan bantuan didikan orang tua, selain itu baiknya faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi.

Sebenarnya bayi berusia 10 bulan sudah mulai bisa menunjukkan rasa empatinya. Misalnya saat bayi melihat seseorang yang menangis maka biasanya bayi akan menampakan raut wajah yang sedih juga.

Hanya saja memang tidak semua bayi seperti ini, sebab yang namanya perkembangan anak tentu berbeda-beda antara satu dengan lainnya.

Seseorang disebut punya rasa empati jika dirinya bisa memahami apa yang dirasakan orang lain serta kondisinya, bisa membayangkan bagaimana jika dirinya berada di situasi orang itu.

Dampak buruk jika anak tidak punya rasa empati:
  • Anak kurang peduli pada orang lain dan lingkungan sekitarnya secara umum. Itu karena anak tidak bisa memahami perasaan orang lain.
  • Anak cenderung merendahkan orang lain.
  • Anak yang tidak punya rasa empati biasanya karena sering mendapatkan perlakuan kasar dari orangtuanya. Nantinya anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang kasar.
  • Anak cenderung suka menyakiti orang lain, bahkan bisa saja anak tidak menunjukkan rasa penyesalan dari perbuatan buruknya.
  • Jika anak tumbuh tanpa rasa empati menyebabkan anak akan dijauhi teman-temannya, sehingga anak sulit untuk memperoleh teman.
  • Jika anak tidak punya teman, akan berdampak buruk pada kondisi mental/jiwanya hingga dewasanya, sehingga beresiko terkena depresi, yang kemudian memunculkan keinginan untuk menghabisi nyawa sendiri.


Cara Mengasah Empati Anak

Mau mendengarkan curhatan orang lain adalah bagian dari rasa empati yang tinggi. Terkadang anak memiliki masalah yang tampaknya remeh, tapi terasa berat bagi anak. Hendaknya orangtua tidak menyepelekan-nya.

Dengarkan dengan baik keluhan atau curhatan anak. Hal ini membuat anak merasa nyaman saat curhatannya didengarkan dengan baik, sekaligus juga orangtua mencontohkan cara berempati.

Jika orangtua memiliki rasa empati yang tinggi, nantinya anak akan menirunya. Berikanlah contoh yang baik untuk anak.

Ajari Anak Sejak Dini
Saat anak berebut mainan dan memukul adiknya, maka orang tua jangan emosi, lebih baik segera pisahkan keduanya.

Yang perlu dilakukan orangtua adalah menunggu hingga anak tenang. Lalu secara perlahan ajak anak berbicara, katakan: “Kamu kayanya kesal sekali karena adikmu mengambil mainanmu, jadi kamu akhirnya memukul adikmu. Tapi kan Kamu tidak perlu memukul, kamu kan bisa bicara baik-baik pada adikmu.”

“Bilang ke adik kalau sekarang gilaran kakak, nanti adik akan dikasih mainan setelah kakak selesai”

Saat anak memukul anak lainnya, orangtua harus menjelaskan bahwa tindakan itu menyakiti orang lain, pahamkan anak bahwa tidak boleh menyakiti orang lain.

Berikan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menggali perasaan anak, seperti:
  • “Bagaimana perasaanmu jika seseorang memukulmu?”
  • “Bagaimana perasaanmu jika seseorang mengambil mainanmu?”
  • “Bagaimana perasaanmu jika seseorang membantumu?”
  •  “Apa yang kamu rasakan saat ayah atau bunda memelukmu?

Jika anak melakukan hal yang baik, orangtua hendaknya memuji anak sehingga anak akan lebih bersemangat untuk melakukan hal-hal yang baik.

Jadilah Orangtua yang Ekspresif
Hindari menjadi orang tua yang kaku dan tidak update tentang ilmu parenting.

Para pakar menjelaskan bahwa anak umur dua tahun biasanya sudah bisa memahami emosi yang dimiliki orang lain, yang dari sinilah akan mulai tumbuh rasa empati.

Tapi tentunya rasa empati yang dimiliki anak-anak belum bisa dipratekan dengan sempurna, contohnya saat teman si anak menangis, anak biasanya akan menawarkan mainan yang dipegangnya ke temannya yang menangis itu. Hal seperti itu mungkin menenangkan dirinya tapi belum tentu menenangkan orang lain.

Tapi kepedulian yang ditunjukan anak kepada temannya yang menangis itu merupakan hal yang sangat bagus, karena rasa empati sudah tumbuh dalam diri anak.

Loading...

Pahamkan anak bahwa ada berbagai macam bentuk ekspresi, caranya yaitu dengan menunjukan berbagai ekspresi berdasarkan kondisi (seperti sedih, senang, tertawa, kecewa, dll), nantinya anak secara perlahan akan mulai mengerti.

Berbagai ekspresi (sedih, senang, tertawa, kecewa, dll) bisa ditunjukkan orang dewasa sebagai respon pada prilaku anak.

Contohnya, saat anak terlihat muram, maka orangtua mendatanginya dengan ekspresi sedih juga. Ini artinya orangtua bisa memahami apa yang dirasakan anak. Dari kejadian seperti ini, anak secara perlahan akan belajar cara merespon situasi yang sedang dialami orang lain.

Hal Lainnya yang Harus Diketahui:
  • Sebagian pakar menjelaskan bahwa anak yang kebutuhan emosinya terpenuhi dengan baik oleh orang terdekatnya punya rasa empati yang lebih tinggi. Dengan begitu, berikan pelukan saat anak terlihat bersedih. Secara tidak langsung, ini merupakan bentuk pengajaran empati, yang nantinya akan dicontoh anak.
  • Menempatkan diri pada posisi orang lain adalah hal yang harus diajarkan untuk membangun kepedulian anak terhadap orang lain.
  • Pujilah anak saat dirinya berbuat kebaikan, sehingga anak berpikir bahwa apa telah dilakukannya adalah kebaikan dan disetujui oleh orangtuanya. Hal ini membuat anak lebih bersemangat untuk melakukan kebaikan tersebut.
  • Apalagi jika anak telah berhasil mempraktekan rasa empati. Misalnya jika anak menolong temannya yang terjatuh, berbagi makanan dengan temannya, dan sebagainya. Maka pujilah anak secara spesifik seperti “Kamu baik sekali mau berbagi makanan, bunda tadi melihatnya, bunda lihat temanmu sangat senang karena kamu mau berbagi makanan dengannya.”
  • Biasakan anak mengatakan “maaf” saat melakukan kesalahan dan “terimakasih” saat dihadiahi sesuatu dari orang lain.
  • Motivasi anak untuk suka membantu orang yang kesulitan.
  • Orangtua bisa mengajak anak dalam kegiatan amal. Jelaskan kepada anak bahwa bantuan yang diberikannya membuat orang lain menjadi bahagia.
  • Anak 4-5 tahun sudah bisa berempati. Ajak anak untuk menjenguk temannya yang sakit, begitu pula saat bertemu dengan orang-orang kurang beruntung. Selain itu, ajarkan anak untuk tidak mencela.
  • Hindari mengancam atau mendidik anak terlalu keras.
  • Orangtua harus menjadi sosok teladan yang baik untuk anak-anaknya.

Loading...

Tulisan Terkait: