Masa remaja merupakan masa-masa kritis yang dialami semua orang sebelum
akhirnya menjadi orang dewasa. Ini merupakan sebuah masa transisi dari masa
kanak-kanak menuju kedewasaan, sehingga jangan heran saat seorang anak
memasuki usia remaja akan punya sifat lebih egois, keras kepala, bahkan berani
membantah orangtuanya.
Mengingat masa remaja merupakan masa transisi, orangtua perlu bijak dalam
menyikapi berbagai gejala kurang baik yang dialami anak. Umumnya orangtua
merasa khawatir dengan anak remajanya, mewanti-wanti agar bisa dekat dan punya
hubungan baik dengan anak remajanya.
Orangtua memang patut khawatir, karena pada faktanya banyak anak remaja yang
tidak dekat dengan orangtuanya, bahkan lebih dekat dan terbuka pada
teman-temannya daripada orangtuanya.
Kedekatan batin orangtua dengan anak remajanya tidak bisa didapatkan secara
instan, melainkan ini sebuah proses yang berjalan secara perlahan.
Satu-satunya cara paling ampuh yaitu orangtua mulai membentuk bonding sejak
anak masih berusia dini. Bonding (hubungan batin) antara orangtua dan anak
seharusnya dibangun sejak anak lahir ke dunia.
Bonding merupakan ikatan emosional yang sangat penting terjalin antara
orangtua dan anak. Urgent-nya bonding semakin terasa pada masa ini, dimana
semakin banyak orangtua yang menyadari pentingnya bonding sejak dini untuk
proses tumbuh kembang anak. Apalagi di zaman digital sekarang, anak sangat
mudah terpapar konten-konten buruk di internet yang membuatnya jatuh ke dalam
pergaulan dan pemikiran buruk.
Cara Membentuk Bonding. Dengan kondisi seperti di zaman sekarang ini,
tentu sangat berbahaya jika hubungan orangtua dan anak tidak dekat. Anda tentu
ingin memiliki anak yang cerdas dan sayang pada Anda, disinilah pentingnya
bonding sejak dini. Para ahli tumbuh kembang anak menjelaskan bahwa anak-anak
yang tumbuh dengan perasaan aman, dekat dan merasa dicintai orangtuanya, akan
tumbuh menjadi anak yang siap bereksplorasi.
Dengan terbentuknya bonding sejak dini membuat anak bisa lebih siap, berani,
mandiri dan lebih bisa belajar banyak hal. Adapun anak-anak yang tidak dekat
dengan orangtuanya bisa memiliki masalah berupa rasa tidak percaya diri dan
eksplorasi yang rendah, lebih parah lagi anak beresiko tinggi terjatuh ke
dalam pergaulan buruk, narkoba dan aksi kriminal.
Bonding dapat terbentuk dengan adanya interaksi yang rutin antara orangtua dan
anak, sehingga orangtua harus memiliki waktu berkualitas (quality time) dengan
anak dalam setiap harinya. Anda harus berada dekat dengan anak, tapi bukan
hanya dekat secara fisik, melainkan Anda harus dekat secara hati dengan anak.
Jika Anda berada dekat dengan anak, tapi Anda sibuk dengan gadget sendiri dan
tidak ada interaksi dengan anak, maka ini bukan kedekatan namanya.
Membangun bonding bisa dilakukan melalui berbagai aktivitas sehari-hari,
bahkan termasuk saat bermain bersama yang menyenangkan, ini ampuh meningkatkan
bonding. Sekalipun itu aktivitas bermain sederhana, dapat menjadi momen
bonding yang seru, menyenangkan dan bermakna untuk anak. Kedekatan dengan anak
juga sangat penting untuk memastikan anak bertumbuh-kembang menjadi pribadi
yang bahagia, mandiri dan tangguh.
Usahakan Jangan Kerja Lembur. Jika Anda sibuk kerja lembur setiap hari,
maka tidak akan ada waktu untuk meningkatkan bonding dengan anak. Anda harus
menyadari bahwa membangun kedekatan dengan anak jauh lebih penting dari
sekedar uang berlebih. Apa artinya uang milyaran jika Anda tidak dekat dengan
anak?
Untuk membangun kedekatan dengan anak, maka Anda harus punya waktu kebersamaan
yang cukup dengan anak. Adanya waktu kebersamaan juga menjaga agar hubungan
(hati) tidak merenggang. Merenggangnya hubungan dapat memicu terjadinya
konflik.
Terjadinya konflik dan renggangnya hubungan di dalam rumah membuat anak merasa
tidak nyaman dan bahkan merasa cemas dengan kehadiran orangtuanya. Akibatnya
anak tidak suka dekat dengan orangtuanya dan berusaha menjauh, bahkan
kehilangan rasa kepercayaan pada orangtuanya, dengan begitu pasti anak tidak
mau terbuka pada orangtuanya. JANGAN SAMPAI HAL INI TERJADI.
Renggangnya hubungan akan sangat terasa saat anak memasuki masa remajanya,
itulah pentingnya bonding sejak dini. Dimana ia menjadi kurang atau bahkan
tidak mematuhi perkataan orangtuanya, selain itu anak mungkin menjadi lebih
pendiam dan tertutup. Hal ini dapat terjadi jika selama ini anak tidak
memiliki wadah untuk berbagi cerita atau berkeluh kesah tentang
problematikanya, kondisi seperti ini nantinya membuat anak tidak segan untuk
marah-marah dan bahkan sampai berkata kasar pada orangtuanya.
Tidak terbentuknya bonding menyebabkan anak tidak sayang dan kurang
menghormati orangtuanya. Ini akibat dari orangtua sendiri yang jarang
meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak sejak dini. Selain itu,
kemungkinan besar anak akan lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah
dibanding berkumpul bersama keluarga.
Merenungi dari akibat renggangnya hubungan orangtua-anak bisa separah itu,
maka sudah seharusnya Anda lebih mengutamakan waktu untuk anak-anak ketimbang
kerja lembur. Sebesar apapun bayaran gaji dari lembur Anda, itu tidak
sebanding dengan waktu kebersamaan keluarga yang dikorbankan.
Loading...
Dalami Cara Berpikir dan Perasaan Remaja. Masa remaja adalah masa yang
sangat labil, dimana mereka belum dewasa dan belum mencapai kematangan, hanya
saja mereka sekedar merasa jiwanya sudah dewasa dan merasa mengetahui
segalanya. Hal ini umum terjadi pada remaja, ini sebenarnya hanya kamuflase
remaja untuk menutupi perasaan takutnya, kewalahan dan khawatir yang dirasakan
di usia kritisnya ini. Remaja baru menyadari bahwa dunia ini besar dan merasa
hidup itu begitu menakutkan.
Orangtua harus memahami psikologi dari seorang remaja, sebenarnya para remaja
itu sangat ingin mencoba berbicara dengan orangtua tentang masalah baru yang
dihadapinya ini, jika orangtua tidak merespon positif dan tidak bisa menjaga
suasana yang kondusif, disitulah seorang remaja akan mulai berulah.
Jika ingin anak remaja terbuka pada orangtua, maka berilah tanggapan dengan
penuh kasih, positif dan ciptakan suasana yang kondusif untuk tumbuh kembang
anak remaja. Masalah psikis yang dirasakan remaja sangatlah berat, jangan
sampai orangtua memarahi anak remajanya secara membabi buta, karena membuat
kondisinya semakin parah dan tak terkendali.
Hadapilah prilaku-prilaku anak remaja Anda dengan tenang, usahakan tidak
menampilkan kemarahan melainkan sikap lembut, ramah dan rasa saling percaya
(keterbukaan). Sebenarnya ada banyak hal yang sangat diharapkan anak remaja
dari orangtuanya.
Hormati Privasi dan Hak Anak Remaja Anda. Orangtua harus membuat anak
merasa dipedulikan, dicintai dan keberadannya diharapkan. Buat anak merasa
bahwa keberadaannya sangat penting dan diharapkan, hal ini nantinya membuat
anak merasa nyaman pada orangtuanya, sehingga membuat anak dekat dan mau
terbuka pada orangtuanya.
Sangat penting memperlakukan anak remaja dengan hormat, karena pada
kenyataannya banyak orangtua tidak memberikan apa yang dibutuhkan seorang
remaja (yaitu kebutuhan perasaan untuk dihormati atau dihargai), akibatnya si
Remaja mencari kebutuhan tersebut ke luar rumah.
Jika seorang remaja dihadapkan pada dua pilihan, yaitu memiliki teman dengan
sikap menyenangkan, atau memilih orangtua yang kasar, suka mengatur dan galak.
Maka si remaja pasti akan memilih temannya, sehingga banyak kita lihat
anak-anak remaja lebih dekat dan terbuka pada temannya ketimbang orangtuanya.
Dengan begitu para orangtua harus intropeksi diri, untuk peduli dan
memperlakukan anak remajanya dengan hormat, sehingga si Remaja akan merasa
diakui dan disayangi oleh orangtuanya. Saat ia memiliki masalah dan berkeluh
kesah maka berikan respon positif dan jangan meremehkan masalahnya. Hal ini
penting karena membuat si Remaja merasa dihargai, disayangi dan diperhatikan
oleh orangtuaya.
Adapun jika ucapan si Remaja direspon secara negatif, ini membuatnya berpikir
bahwa dirinya tidak penting bagi orangtuanya, akibatnya si Remaja akan mencari
jati diri keluar rumah, bahkan mungkin masuk ke dalam lingkungan pergaulan
yang buruk.
Orangtua harus belajar memahami apa yang diinginkan dan diharapkan anak
remajanya. Saat anak remaja Anda berprilaku buruk, meresponnya secara kasar
hanya akan membuatnya semakin jauh dari Anda dan lari ke lingkungan pergaulan
yang buruk. Untuk menyelesaikan masalahnya, biasakan melakukan pembicaraan
dari hati ke hati.
Seorang remaja itu merasa dirinya sudah besar, sehingga ia akan sangat marah
jika diperlakukan secara kasar atau buruk, para orangtua harus mengetahui hal
ini.
Singkirkan Gadget Selama Interaksi. Interaksi yang baik sangat penting
dalam membangun hubungan orangtua dan anak remajanya. Mungkin sulit untuk
meninggalkan gadget karena selama ini terus-menerus terkoneksi dengannya, tapi
menyingkirkan gadget harus dilakukan saat ingin melakukan interaksi dengan
anak remaja.
Seharusnya Anda fokus dan memberikan perhatian penuh saat berinteraksi dengan
anak remaja Anda, demikian juga saat berada di mobil bersama keluarga
sebaiknya matikan musiknya sehingga dapat berinteraksi dengan baik.
Berhati-hatilah, gadget dapat menyebabkan rusaknya hubungan orangtua dan anak
remajanya.
Selain meluangkan waktu bersama, sangat penting meningkatkan kualitas
kebersamaan dengan anak. Disamping itu masa remaja merupakan masa kritis dan
banyak masalah, penting adanya interaksi intens antara orangtua dan anak
remajanya. Remaja sering bergumul dengan kepercayaan diri mereka, dimana
seringkali tekanan teman sebaya dapat merusak harga diri anak Anda, sehingga
hindari mengekspresikan kritik keras dan negatif karena membuat bebannya
semakin berat.
Selain itu agar bisa dekat dan dicintai oleh anak remaja Anda, jadilah
orangtua supportif yang selalu meringankan beban masalah yang sedang dihadapi
anak, jangan malah memperburuk keadaan. Banyak orangtua yang asal-asalan dalam
berbicara tanpa memperhatikan perasaan anak remajanya, maka jangan heran jika
banyak ditemukan anak remaja yang membenci orangtuanya sendiri.
Anda harus bisa memahami psikologi seorang remaja. Anda mungkin syok
saat Si Remaja tiba-tiba menolak perkataan Anda, membantah, menunjukan gesture
yang tidak nyaman dilihat, hingga menuduh Anda tidak sayang padanya saat Anda
tak mengabulkan keinginannya. Sebenarnya kejadian seperti ini dialami sebagian
besar orangtua yang anaknya beranjak remaja, jadi Anda tidak sendirian.
Sebagai orangtua, Anda tidaklah melakukan kesalahan karena ini bagian normal
dari perkembangan anak remaja.
Anak remaja sebenarnya mencoba mencari tahu siapa diri mereka, mencoba
memahami segala hakekat kehidupan dan tekanannya. Sebagai hasil dari upayanya
tersebut, anak usia remaja biasanya akan mulai memperjuangkan otonomi dan
kebebasannya, hingga kadang mengabaikan masukan dari orangtuanya.
Hal seperti ini normal dialami anak remaja, orangtua hanya perlu memberikan
toleransi dan hindari suka menekan anak. Ingatlah bahwa anak remaja adalah
cerminan dari orangtuanya, jika orangtua suka menanggapi dengan kata-kata
kasar, maka anak bakal menirunya.
Sebaliknya, seharusnya buat aturan untuk saling menghormati. Misalnya
memberikan anak kebebasan atau ruang untuk menyampaikan pendapat, keluhan dan
ketidakpuasannya, tapi ingatkan anak untuk berkata baik dan penuh hormat.
Selain itu orangtua juga harus memberikan contoh yang baik.
Tahun-tahun remaja tidaklah mudah, Anda pun sebagai orangtua tentu
mengetahuinya. Dimana selain anak remaja sedang menghadapi sejumlah perubahan
fisik, ia juga akan menghadapi banyak tantangan dan kesulitan di kehidupan
sosialnya. Jika anak secara tiba-tiba berprilaku buruk, cobalah cari tahu
apakah ia sedang mengalami masalah dalam dunia sosialnya. Disinlah pentingnya
kedekatan atau kebersamaan antara orangtua dan anak remajanya, bahkan
seharusnya sejak usia dini.
Hargai Privasinya. Ini sangat penting, seringkali orangtua tidak
menghargai privasi anak remajanya, sehingga menyebabkan anak tidak nyaman dan
menjaga jarak dari orangtuanya. Sejak usia remaja, anak sudah mulai memiliki
prinsip tentang privasi diri, orangtua tidak bisa asal-asalan lagi mencampuri
dan mengacak-acak privasi anak.
Dimana juga remaja membutuhkan sedikit kebebasan untuk menyusun rencananya
sendiri, memilih keinginan atau jalan sendiri sehingga tidak mau dipaksa, dan
memiliki keinginan untuk mandiri (atau mengurangi ketergantungan pada
orangtua).
Masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri, itulah mengapa para
remaja banyak mencari hal-hal baru, trial and error, berusaha kreatif, hingga
melakukan sesuatu yang membuat orang dewasa geleng-geleng kepala. Peran orang
tua adalah wajib meminimalisir perilaku anak remaja yang menjurus kepada hal
negatif. Meluruskan prilaku remaja dapat lebih mudah dilakukan jika Anda sudah
membangun hubungan dari hati-ke-hati dengan anak.
Penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah karena tidak baiknya hubungan
antara orang tua-anak. Para ahli menjelaskan bahwa kualitas hubungan
orangtua-anak sangat mempengaruhi kepribadian anak, sehingga penuhi kondisi
seperti ini:
- Kepercayaan orangtua terhadap anak
- Kepercayaan anak dengan orangtua
- Kepuasan anak terhadap aturan orangtua.
- Orangtua yang menghargai pencapaian anak, sekalipun bukan pancapaian yang besar.
- Tersedianya waktu berkomunikasi yang cukup antara anak dan orangtua.
- Saling mengucapkan kata-kata yang baik dan saling menghormati.
- Besarnya toleransi dan rasa saling memaklumi antara orangtua dan anak.
- Membangun komunikasi yang diwarnai kehangatan, dan menghindari perselisihan karena hal sepele.
Sangatlah penting menjalin komunikasi dua arah, jangan sampai orangtua hanya
mau didengarkan tapi tidak mau mendengarkan masukan dari anak. Selain itu
orangtua tidak selalu tahu apa yang diinginkan dan diharapkan anak, sehingga
komunikasi dua arah menjadi kunci agar orangtua bisa dekat dengan anak
remajanya.
Juga berikan anak ruang atau kesempatan untuk bercerita, mengeluarkan keluhan,
hingga mencurahkan isi hatinya. Remaja sangat ingin ceritanya didengarkan dan
dihargai, orangtua harus belajar menjadi pendengar yang baik, yang nantinya
sedikit demi sedikit barulah orangtua bisa memberikan masukan atau nasehat
untuk anak.
Loading...
Tulisan Terkait: