Para orangtua tentu ingin anak-anaknya tumbuh dengan sifat mandiri. Anak yang
tumbuh dengan sifat mandiri nantinya lebih mampu beradaptasi pada lingkungan
baru dan punya daya tahan lebih kuat dalam menghadapi problematika (kemampuan
problem solving). Kemandirian merupakan bekal anak yang sangat penting,
khususnya saat ia dewasa dan harus menghadapi tantangan berat dalam persaingan
global.
Hanya saja kemandirian bukanlah sifat yang bisa didapatkan secara instan, akan
tetapi butuh waktu dan proses yang panjang agar seorang anak bisa memiliki
kemandirian yang baik. Dengan begitu melatih anak untuk mandiri seharusnya
dimulai sejak dini, tentunya betuk latihan disesuaikan dengan usia anak.
Kemandirian sangat penting bagi setiap orang, supaya anak terbiasa mandiri
perlu dididik sejak dini. Malatih kemandirian anak mulai dari hal-hal
sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Pada balita misalnya
tentu sangat bergantung pada orangtuanya, tapi dengan bertambahnya usia maka
seharusnya sifat ketergantungan berkurang.
Berikan Tugas Sederhana. Menanamkan sifat mandiri pada anak dimulai
dengan hal-hal kecil yang biasa ia lakukan seperti membereskan tempat tidur,
merapihkan mainan yang berantakan di lantai, menyapu dll. Pastikan anak sejak
kecil terbiasa menjalankan tugas-tugas tersebut (secara rutin) sehingga akan
tumbuh “tunas” kemandirian dalam diri anak.
Delegasikan beberapa tugas rumah pada anak, dorong semangat anak untuk
mengerjakan tugas rumahnya. Berbagai macam tugas rumah seperti mengelap meja
makan, menyiram tanaman, menyapu lantai, menjemur pakaian, mengangkat kain
jemuran, membersihkan jendela, merapikan pakaian, belanja ke warung, mengepel
lantai, mencuci piring, mencuci pakaian dll.
Tapi jangan memberikan beban tugas yang terlalu banyak dan berat, hendaknya
disesuaikan dengan usia dan kemampuannya.
Mengerjakan tugas rumah akan menumbuhkan rasa kemandirian dalam dirinya. Saat
menjalankan tugas rumah, anak akan berusaha untuk bisa melakukannya dengan
baik. Nah, usaha dan kesungguhan Si Anak dalam melakukan tugasnya inilah yang
bisa menumbuhkan sifat mandiri dan tanggung jawab di dalam dirinya.
Setelah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, anak jadi percaya diri
dengan kemampuannya. Seorang anak baru bisa mandiri jika ia memiliki
kepercayaan diri. Hanya saja yang perlu diperhatikan, anak seharusnya
menjalankan tugas rumah dengan bahagia dan bukan karena ancaman atau
keterpaksaan. Manfaat baru bisa diperoleh jika anak mengerjakan tugasnya
dengan sepenuh hati.
Ruang keleluasaan bereksplorasi. Anak tidak akan bisa mandiri jika
Bunda terlalu berlebihan dalam mengatur anak. Janganlah terlalu detail dalam
mengatur anak, dimana anak hampir tidak pernah menentukan pilihannya sendiri,
selain itu anak tidak pernah diberikan pilihan. Akibatnya anak hanya terus
bergantung pada orangtuanya saja, dan hal ini terus berlangsung
bertahun-tahun.
Karena segala urusan selalu diatur orangtuanya, akibatnya anak tidak terlatih
untuk mandiri. Bunda memang perlu mengatur anak, misalnya menyuruh anak
belajar jam 8 malam, tapi biarkan anak mengatur sendiri metode belajarnya,
anak belajar di rumah dengan caranya sendiri, Bunda jangan mengatur terlalu
detail.
Biarkan anak menyelesaikan urusan yang bisa ia kerjakan sendiri. Selain itu
jadilah orangtua yang bisa mendengarkan pendapat anak dengan baik. Keleluasaan
yang diberikan sangat penting agar anak dapat bereksplorasi, orangtua hanya
perlu menjaga batas-batas.
Sering tanya pendapat atau keputusan anak. Jika anak mampu membuat
keputusan berarti ia memiliki sikap tegas. Anak yang bisa bersikap tegas
menandakan ia memiliki prinsip dan bisa berpendapat sendiri. Anak baru bisa
mandiri jika ia mampu untuk bersikap tegas.
Sering-seringlah meminta anak untuk membuat sebuah keputusan tentang sesuatu,
perlu diketahui sikap tegas sangat dibutuhkan dalam membuat keputusan.
Sering-sering menanyakan keputusan atau pendapat anak karena dapat menumbuhkan
karakter tegas dalam diri anak. Ciri-ciri anak yang mandiri yaitu memiliki
prinsip yang kuat, punya ketegasan dan mampu mengeluarkan pendapat.
Selain itu jangan selalu membantu anak dan jangan over protektif. Jika anak
memiliki kemampuan untuk mengatasi masalahnya sendiri, maka biarkan anak
bereksplorasi dengan kemampuan yang dimilikinya. Selalu membantu anak
menyebabkan sifat kemandirian anak tidak berkembang, anak harus berusaha di
dalam hidupnya agar ia bisa mandiri.
Dengan bertambahnya usia maka anak semakin tertarik untuk melakukan banyak
hal. Pada anak usia 5 tahun misalnya, jika anak ingin mengancingkan baju tanpa
bantuan maka berikan ia kesempatan untuk berusaha, walaupun mungkin anak
sangat lelet memasang kancing bajunya. Hikmahnya saat anak ingin ia sendiri
yang melakukannya, itu menandakan mulai tumbuhnya rasa kemandirian dalam diri
anak.
Loading...
Jika anak bisa, biarkan ia melakukannya sendiri. Bunda harus bersabar saat
anak melakukan dengan lambat atau sering salah, karena ini demi memunculkan
sifat mandiri dalam dirinya. Ini juga termasuk saat anak ingin mengikat tali
sepatunya sendiri, makan sendiri dll.
Saat anak kesulitan biarkan ia berusaha dan jangan mengganggunya dengan
berkomentar yang tidak-tidak, dikhawatirkan kalau Bunda salah ngomong bisa
mematahkan semangat anak. Selain itu sangat penting untuk MENGHARGAI setiap
usaha anak.
Setelah anak berhasil melakukan tugasnya, pastikan memberikan reward ataupun
pujian untuk anak. Bunda harus memberikan support karena dapat meningkatkan
semangat anak untuk terus maju dan mengembangkan sikap mandirinya.
Ajarkan Bersosialisasi. Sangat penting mengajarkan kemampuan sosial
pada anak, dimana penyebab anak yang penakut dan tidak mandiri seringkali
karena Si Anak tidak tahu caranya berinteraksi dengan orang-orang. Mengajarkan
anak dasar-dasar kemampuan sosial bisa menjadikannya lebih berani. Sifat
berani inilah yang nantinya sangat membantu menumbuhkan karakter mandiri.
Untuk melatih kemampuan bersosialisasi anak, caranya misal dengan mengajak
anak ke supermarket, lalu biarkan anak yang membayar uang belanjaan secara
langsung di kasir. Keberanian dan mandiri adalah karakter yang harus dimiliki
anak.
Anak harus tumbuh dengan percaya diri. Hal ini sangat penting, Bunda
harus meningkatkan rasa percaya diri anak. Rasa mandiri bisa timbul jika anak
percaya diri, oleh karena itu buatlah anak merasa percaya diri dengan
kemampuannya, tanamkan mindset bahwa ia bisa melewati berbagai rintangan jika
berani mencoba, pokoknya tanamkan pikiran-pikiran positif ke dalam diri anak.
Perkenalkan anak dengan dunia luar, kebiasaan dan kepribadian seseorang
terbentuk mulai sejak kecilnya, sehingga jangan sampai anak tumbuh dengan rasa
takut karena hal ini akan terus menyelimuti dirinya sampai masa dewasanya
kelak. Rasa takut dan pengecut akan menghalangi anak dari sifat mandiri.
Tugas Bunda adalah menanamkan keberanian dalam diri anak. Rasa berani bisa
muncul jika anak merasa aman dan nyaman dalam proses tumbuh kembangnya.
Sebagian orangtua “hobi” membentak anak sehingga membuat anaknya tumbuh dengan
rasa tidak nyaman dan penuh ketakutan. Lebih parah lagi, anak yang sering
dibentak atau dimarahi beresiko tinggi terkena depresi atau gangguan mental
saat dewasa kelak.
Loading...
Tulisan Terkait: