Bonding adalah ikatan emosional kuat antara Ibu dan bayinya. Seorang Ibu secara naluriah akan mencurahkan kasih sayang untuk bayinya. Kasih sayang seorang Ibu sangat diperlukan bayi dalam proses tumbuh kembangnya.
Kedekatan seorang bayi dengan ibunya, membuat bayi begitu nyaman. Demikian juga sebaliknya, Si Ibu merasakan kenyamanan berada dekat dengan bayinya.
Bonding Ibu dan Bayi | Photo credit: Istockphoto.com
Bonding ternyata juga berpengaruh terhadap kesehatan bayi secara umum. Oleh karena itu, bonding harus dibangun sedini mungkin, segera dimulai sejak bayi dilahirkan.
Pada dasarnya, bonding antara Ibu dan Bayi secara alamiah tumbuh berdasarkan aktivitas yang dilakukan bersama. Semakin lama kebersamaan antara Ibu dan bayi, maka proses bonding pun tercipta dengan sangat baik.
Oleh karena itu, sangat besar urgensi seorang Ibu untuk terlibat langsung dalam pengasuhan bayi. Semakin lama aktivitas bersama yang dilakukan antara Ibu dan bayi, maka semakin kuat ikatan yang terjalin.
Berikut hal-hal yang harus diketahui dalam membangun bonding antara ibu dan bayi:
1. Sentuhan pada Bayi
Menyusui dapat menstimulasi dan terjadi kontak kulit antara Ibu dan bayi. Saat menyusui biasanya Ibu akan memberikan usapan lembut untuk bayinya, si bayi akan menikmati usapan lembut si ibu. Tindakan ini sangat dibutuhkan bayi dan secara efektif meningkatkan ikatan bonding
Sering-seringlah melakukan skin to skin dengan si bayi, misalnya dengan meletakkan bayi di atas antara perut dan dada. Secara rutin berikan sentuhan pada bayi dan mengusapnya secara lembut.
2. Ajak Bicara
Sebenarnya secara alami seorang Ibu akan mengajak bicara bayinya yang baru lahir, walaupun tentu si Bayi belum bisa memahaminya.
Tapi hasil penelitian menunjukan bahwa ucapan atau suara Ibu ternyata mengeluarkan irama unik yang dapat menghibur dan membahagiakan si Bayi.
3. Tatapan Rutin untuk Bayi
Posisikan bayi dengan wajahnya menghadap wajah Anda sehingga saling menatap, nikmatilah momen seperti ini. Lakukan sesering mungkin.
Tersenyumlah kepadanya dan perhatikan respon ekspresi wajahnya. Nantinya saat bayi sudah cukup besar, biasanya sudah mulai belajar untuk menirukan ekspresi yang Anda tunjukan. Aktivitas saling menatap dan tersenyum ini dapat memperkuat bonding atau ikatan Ibu dengan si Bayi.
4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Agar bonding bisa segera terbentuk, hal yang hendaknya dilakukan setelah bayi lahiran yaitu meminta pihak rumah sakit untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Sebagian besar rumah sakit sudah mempraktikkan IMD. Itu adalah aktivitas dimana bayi ditempatkan di atas perut dan dada ibu. Hal ini dilakukan tentu setelah bayi dibersihkan dan setelah tali pusat dipotong.
Jika rumah sakit belum mempraktikkan IMD, hendaknya Anda meminta kepada perawat atau dokter agar diperbolehkan melakukan hal itu, kecuali jika ada kondisi tertentu (faktor medis) yang mengharuskan si Ibu dan bayi dipisahkan dalam waktu tertentu.
5. Ketahui Banyak Manfaat Aktivitas Menyusui Bayi
Jangan dikira ASI sekadar asupan untuk pertumbuhan fisik saja, aktivitas menyusui juga sangat penting untuk menjalin ikatan psikologi antara Ibu dan bayinya, sehingga terbentuk hubungan emosional yang kuat.
Hubungan orangtua dan anak harus dibangun sejak dini (yaitu sejak bayi) sehingga terjalin hubungan yang ideal. Si bayi menangis saat Ibunya meninggalkan dan menyambut gembira saat didatangi ibunya, itu artinya telah terjalin hubungan emosional yang erat, dimana si bayi sudah merasakan Ibunya sebagai tempat untuk keamanan dan kenyamanannya.
Hal itu tidak tejadi begitu saja, itu sudah dibangun sejak awal. Salah satu contohnya yaitu kejadian berulang saat bayi menangis (karena lapar) lalu merasa tenang dan nyaman setelah disusui oleh Ibunya.
Selain itu saat menyusui terjadi sentuhan fisik, kontak mata dan komunikasi yang direspon bayi dengan rasa bahagia dan tertawa senang. Hal ini dapat meningkatkan bonding (kelekatan bayi dengan Ibunya).
Saat menyusui, bayi merasakan kedekatan dan cinta kasih dari Ibunya. Nah, saat menyusui usahakan menghindari segala pikiran negatif di kepala, karena percaya atau tidak itu dapat dirasakan bayi, khususnya terjadi kontak mata saat menyusui, mungkin bayi bisa merasakannya melalui kontak mata.
Banyak sekali manfaat dari aktivitas menyusui bayi, selain ikatan emosinal (bonding) yang terbentuk selama proses pemberian ASI, penelitian juga menemukan manfaat-manfaat lainnya untuk bayi yaitu:
6. Memijat Bayi
Aktivitas memijat bayi dapat meningkatkan bonding antara Ibu dan si Bayi, berikan pijatan lembut yang membuat bayi nyaman.
Memijat dapat merilekskan saraf yang tegang dan menghindarkan Bayi dari stres. Hanya saja, karena tubuh bayi yang lemah dan masih rapuh, pijatan harus dilakukan dengan hati-hati (lembut dan pelan-pelan).
7. Quality Time dan Jalan-Jalan Bersama
Jika bayi sudah cukup besar, sehingga memungkinkan untuk diajak jalan-jalan di sekitar komplek, nikmati momen kebersamaan ini bersama Bayi Anda. Kalau bisa ajaklah pasangan Anda sehingga dia juga menikmati momen ini, dan bonding dengan si ayah juga terbentuk.
Jika bayi sudah cukup kuat jangan ragu untuk membawanya pergi berkeliling taman atau komplek di sekitar rumah karena manfaatnya yang besar. Selain membentuk bonding, menghirup udara segar di luar sangatlah baik, serta dapat meningkatkan suasana hati dan menyenangkan.
8. Kenali Bahasa Tubuh si Bayi
Mengenali isyarat yang ditunjuki bayi sangat penting untuk bisa memahami apa yang diinginkan si bayi, karena ia belum bisa bicara.
Sebenarnya bayi memiliki insting kuat terhadap apa yang dirasakannnya (seperti lelah, lapar, mengantuk, ingin bermain, dll) tapi belum bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, hal yang mungkin dilakukan adalah memberikan isyarat bahasa tubuh.
Ibu harus menghafal bahasa tubuh yang ditunjukan bayi ketika dia sedang bosan, lapar, lelah, bad mood, kurang sehat dan lainnya. Misalnya: saat lapar biasanya bayi akan memasukkan sesuatu ke mulutnya seperti jarinya.
Pelajari pola si kecil sehingga menciptakan pola pengasuhan dan bonding yang berkualitas. Dimana bayi merasa orangtuanya dapat memahami dirinya dan dapat diandalkan untuk menyelesaikan masalahnya. Dengan begitu, bayi merasa lebih dekat dan terhubung secara emosional dengan orangtuanya.
9. Quality Time
Luangkan waktu bersama semaksimal mungkin, tapi perlu diingat bukan hanya kuantitasnya saja, kebesamaan Ibu dan Bayi juga harus berkualitas.
Maksudnya kebersamaan yang berkualitas yaitu quality time, Ibu dan Bayi saling terhubung, baik itu melalui tatapan mata ataupun komunikasi. Jika si Ibu sibuk bermain smartphone sedangkan si kecil dicueki, maka itu bukan quality time.
10. Perhatikan Ekspresi Wajah si Kecil
Sering-seringlah melihat ekspresi wajah si kecil, ini membantu untuk bisa mengetahui apa yang ia sukai dan tidak, lalu nada bicara seperti apa yang membuat si kecil nyaman, serta untuk mengetahui kondisi si Kecil apakah sedang nyaman atau tidak.
Dengan sering memperhatikan ekspresi wajah si kecil, Ibu bisa mengeksplor lebih dalam mengenai apa yang disukai dan tidak disukai si kecil.
11. Rileks
Pastikan Anda selalu rileks saat bersama bayi. Ibu yang rileks dan bahagia adalah hal yang sangat diinginkan si Bayi. Bayi dapat mersakan perasaan Ibunya.
Jika ibunya stres dan banyak pikiran maka hal ini bisa dirasakan di Bayi, yang dapat berpengaruh pada si Bayi. Dengan begitu, Ibu harus tenang dan rileks saat bersama bayi.
12. Hal awal yang perlu dilakukan segera setelah bayi lahir yaitu meminta rawat gabung bersama bayi, dengan begitu Anda dan Bayi Anda tidak berada di ruangan terpisah.
13. Kalau bisa mintalah untuk selalu satu kamar dengan bayi. Kedekatan Ibu dan Bayinya hendaknya dilakukan sedini mungkin.
14. Jarak pandang bayi umumnya sekitar 30 cm. Saat menyusui atau saat berhadap-hadapan, bayi akan menatap wajah dan mata Anda dalam waktu lama, tataplah balik, disinilah awal terbentuknya bonding.
15. Saling menatap, selain dapat membangun keterikatan, juga membantu Bayi untuk belajar mengenali dirinya sendiri, secara rutin hal ini berpengaruh untuk pengembangan mental dan fisiknya di masa mendatang.
16. Bayi yang baru lahir secara alamiah sudah bisa menjilat puting ibunya, bahkan sebagian bayi dapat dengan cepat bisa menyusu. Proses menyusui ini menstimulasi keluarnya prolaktin, itu adalah hormon yang memproduksi ASI (air susu ibu).
17. Walaupun si Bayi belum mengerti, biasakan untuk sering-sering mengajak bayi mengobrol. Ucapkan beberapa kalimat sederhana, sesekali beryanyi, bercengkrama dan sebagainya. Saat mengobrol dengan si kecil, fokuslah untuk menatap matanya (jangan menggunakan gadget).
18. Bermain “ciluk ba” dengan si Bayi. Apalagi bayi sangat tertarik dengan ekspresi wajah seseorang. Bermain “ciluk ba” dapat menjadi sarana untuk membentuk bonding. Selain itu ternyata bemain “ciluk ba” dapat mengembangkan kemampuan motorik halus si kecil.
19. Bacakan buku cerita (atau buku lainnya), aktivitas ini membantu si bayi memahami dan percaya pada Anda. Perlu diketahui, Bayi lebih suka mendengar suara Ibunya dibandingkan bunyi mainan. Suara Ibunya merupakan ketenangan dan kenyamanan untuk si Bayi.
20. Mencium bayi akan mempererat ikatan Ibu dan Bayinya. Ini juga menanamkan dalam diri si kecil, bahwa mencium adalah salah satu cara mengeksresikan rasa sayang.
21. Saat si kecil bangun tidur usahakan untuk berada di sisinya, segera berikan pelukan dan ciuman. Ini menjadi cara efektif dan sangat baik untuk merespon bayi yang sering terbangun menangis.
22. Walaupun si Bayi belum mengerti, biasakan sebelum meninggalkan bayi (misalnya ingin mematikan kompor) untuk memberitahukan apa yang akan Anda lakukan. Dengan mendengar suara Ibunya, si kecil akan tenang dan merasa Ibunya selalu didekatnya (tidak akan meninggalkannya).
23. Walaupun sudah ada pembatu di rumah, hendaknya sang Ibu-lah yang tetap memandikan Bayinya sendiri. Sentuhan sang Ibu saat memandikan si Bayi, akan menstimulasi indera perasa si kecil dan akan membangun bonding.
24. Mengendong bayi dapat memperarat ikatan bonding Ibu dan Bayi. Menaruh Bayi di stroller boleh-boleh saja, hanya saja menggendong bayi membuat bayi berada lebih dekat dengan sang Ibu, disinilah bonding terbentuk dengan cepat.
25. Tinggalkan gadget dan batasi media sosial, usahakan untuk lebih memprioritaskan si kecil saat dia membutuhkan perhatian Ibunya.
26. Bercermin bersama si kecil. Memang seorang bayi belum mengerti konsep refleksi, hanya saja bayi suka sekali melihat wajah seseorang. Bercermin bersama bisa menjadi cara meningkatkan bonding Ibu dan Bayi.
27. Saat mengganti popok juga bisa dijadikan momen bonding. Bernyanyi, mengobrol atau ceritakan sesuatu yang lucu kepadanya, jadi Anda bisa memanfaatkan momen yang ada untuk membangun bonding.
28. Usahakan selalu memberikan respon yang baik dan penuh perhatian. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa reaksi atau respon orangtua terhadap aksi yang dilakukan si kecil ternyata sangat memengaruhi perkembangan mental, kognitif dan sosialnya di masa mendatang.
PENUTUP
Terbentuknya ikatan bonding yang baik ternyata sangat berpengaruh terhadap kompetensi emosi, kognitif dan sosial saat si Anak beranjak dewasa.
Kedekatan anak dengan orangtuanya yang terus terjalin sejak dini, berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain. Anak yang memiliki kedekatan dengan orangtua tentunya akan mengambil banyak pelajaran hidup dari orangtuanya, sehingga si Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan cerdas.
Bonding Ibu dan Bayi gagal terjadi, apa efeknya?
Bonding Ibu dan Bayi selain memunculkan rasa cinta, juga sangat penting untuk tumbuh kembang si kecil. Bonding yang baik menjadikan bayi merasa aman, nyaman dan disayang. Bonding adalah wajib, tapi nyatanya ada saja Ibu yang gagal dalam membangun bonding.
Penelitian menyebutkan bahwa sekitar 15% wanita depresi pasca melahirkan mengalami kegagalan menciptakan bonding dengan bayi mereka. Selain itu, minimnya pengetahuan parenting menjadi penyebab utama gagalnya bonding.
Jika Ibu gagal membangun bonding, nantinya anak merasa kurang mendapatkan kasih sayang, yang ini tertanam kuat dalam jiwa si anak, hal ini berdampak buruk pada kesehatan psikis maupun fisiknya. Anak rentan untuk mudah gelisah, depresi, putus ada dan tidak percaya diri, selain itu juga mudah jatuh sakit.
Bonding harus terbentuk setidaknya pada usia 3 tahun, karena sulit jika bonding baru mulai dibangun saat anak sudah berusia diatas 3 tahun. Kegagalan bonding berdampak pada keterlambatan perkembangan kemampuan komunikasi (verbal maupun non-verbal), ini sangat terasa saat anak tumbuh dewasa.
Saat bayi dilahirkan ke dunia, maka itulah start untuk segera membangun bonding dengan si kecil setiap hari. Bonding dilakukan sesering mungkin agar nanti dengan sendirinya tumbuh perasaan cinta antara si Kecil dan Ibunya.
Kedekatan seorang bayi dengan ibunya, membuat bayi begitu nyaman. Demikian juga sebaliknya, Si Ibu merasakan kenyamanan berada dekat dengan bayinya.
Bonding Ibu dan Bayi | Photo credit: Istockphoto.com
Bonding ternyata juga berpengaruh terhadap kesehatan bayi secara umum. Oleh karena itu, bonding harus dibangun sedini mungkin, segera dimulai sejak bayi dilahirkan.
Pada dasarnya, bonding antara Ibu dan Bayi secara alamiah tumbuh berdasarkan aktivitas yang dilakukan bersama. Semakin lama kebersamaan antara Ibu dan bayi, maka proses bonding pun tercipta dengan sangat baik.
Oleh karena itu, sangat besar urgensi seorang Ibu untuk terlibat langsung dalam pengasuhan bayi. Semakin lama aktivitas bersama yang dilakukan antara Ibu dan bayi, maka semakin kuat ikatan yang terjalin.
Berikut hal-hal yang harus diketahui dalam membangun bonding antara ibu dan bayi:
1. Sentuhan pada Bayi
Menyusui dapat menstimulasi dan terjadi kontak kulit antara Ibu dan bayi. Saat menyusui biasanya Ibu akan memberikan usapan lembut untuk bayinya, si bayi akan menikmati usapan lembut si ibu. Tindakan ini sangat dibutuhkan bayi dan secara efektif meningkatkan ikatan bonding
Sering-seringlah melakukan skin to skin dengan si bayi, misalnya dengan meletakkan bayi di atas antara perut dan dada. Secara rutin berikan sentuhan pada bayi dan mengusapnya secara lembut.
2. Ajak Bicara
Sebenarnya secara alami seorang Ibu akan mengajak bicara bayinya yang baru lahir, walaupun tentu si Bayi belum bisa memahaminya.
Tapi hasil penelitian menunjukan bahwa ucapan atau suara Ibu ternyata mengeluarkan irama unik yang dapat menghibur dan membahagiakan si Bayi.
3. Tatapan Rutin untuk Bayi
Posisikan bayi dengan wajahnya menghadap wajah Anda sehingga saling menatap, nikmatilah momen seperti ini. Lakukan sesering mungkin.
Tersenyumlah kepadanya dan perhatikan respon ekspresi wajahnya. Nantinya saat bayi sudah cukup besar, biasanya sudah mulai belajar untuk menirukan ekspresi yang Anda tunjukan. Aktivitas saling menatap dan tersenyum ini dapat memperkuat bonding atau ikatan Ibu dengan si Bayi.
4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Agar bonding bisa segera terbentuk, hal yang hendaknya dilakukan setelah bayi lahiran yaitu meminta pihak rumah sakit untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Sebagian besar rumah sakit sudah mempraktikkan IMD. Itu adalah aktivitas dimana bayi ditempatkan di atas perut dan dada ibu. Hal ini dilakukan tentu setelah bayi dibersihkan dan setelah tali pusat dipotong.
Jika rumah sakit belum mempraktikkan IMD, hendaknya Anda meminta kepada perawat atau dokter agar diperbolehkan melakukan hal itu, kecuali jika ada kondisi tertentu (faktor medis) yang mengharuskan si Ibu dan bayi dipisahkan dalam waktu tertentu.
5. Ketahui Banyak Manfaat Aktivitas Menyusui Bayi
Jangan dikira ASI sekadar asupan untuk pertumbuhan fisik saja, aktivitas menyusui juga sangat penting untuk menjalin ikatan psikologi antara Ibu dan bayinya, sehingga terbentuk hubungan emosional yang kuat.
Hubungan orangtua dan anak harus dibangun sejak dini (yaitu sejak bayi) sehingga terjalin hubungan yang ideal. Si bayi menangis saat Ibunya meninggalkan dan menyambut gembira saat didatangi ibunya, itu artinya telah terjalin hubungan emosional yang erat, dimana si bayi sudah merasakan Ibunya sebagai tempat untuk keamanan dan kenyamanannya.
Hal itu tidak tejadi begitu saja, itu sudah dibangun sejak awal. Salah satu contohnya yaitu kejadian berulang saat bayi menangis (karena lapar) lalu merasa tenang dan nyaman setelah disusui oleh Ibunya.
Selain itu saat menyusui terjadi sentuhan fisik, kontak mata dan komunikasi yang direspon bayi dengan rasa bahagia dan tertawa senang. Hal ini dapat meningkatkan bonding (kelekatan bayi dengan Ibunya).
Menyusui ternyata juga dapat membangun rasa percaya Bayi pada Ibunya. Dimana saat bayi lapar biasanya Ibu segera meresponnya dengan memberikan ASI.
Ibu menghampiri bayi yang sedang lapar dan menangis lalu segera memberikan ASI, maka terbentuk rasa percaya si Bayi pada ibunya. Bayi memandang Ibunya selalu bisa memenuhi kebutuhannya.
Ibu menghampiri bayi yang sedang lapar dan menangis lalu segera memberikan ASI, maka terbentuk rasa percaya si Bayi pada ibunya. Bayi memandang Ibunya selalu bisa memenuhi kebutuhannya.
Saat menyusui, bayi merasakan kedekatan dan cinta kasih dari Ibunya. Nah, saat menyusui usahakan menghindari segala pikiran negatif di kepala, karena percaya atau tidak itu dapat dirasakan bayi, khususnya terjadi kontak mata saat menyusui, mungkin bayi bisa merasakannya melalui kontak mata.
Banyak sekali manfaat dari aktivitas menyusui bayi, selain ikatan emosinal (bonding) yang terbentuk selama proses pemberian ASI, penelitian juga menemukan manfaat-manfaat lainnya untuk bayi yaitu:
- Bayi merasa dicintai Ibunya, sehingga kelak dirinya tumbuh menjadi anak yang bahagia.
- Lebih terhindar dari masalah kesehatan mental seperti mudah stres, sikap agresif, depresi, gangguan konsentrasi, dll.
- Menimbulkan sensasi nyaman, sehingga bayi lebih mudah untuk tidur saat waktunya.
6. Memijat Bayi
Aktivitas memijat bayi dapat meningkatkan bonding antara Ibu dan si Bayi, berikan pijatan lembut yang membuat bayi nyaman.
Memijat dapat merilekskan saraf yang tegang dan menghindarkan Bayi dari stres. Hanya saja, karena tubuh bayi yang lemah dan masih rapuh, pijatan harus dilakukan dengan hati-hati (lembut dan pelan-pelan).
Loading...
7. Quality Time dan Jalan-Jalan Bersama
Jika bayi sudah cukup besar, sehingga memungkinkan untuk diajak jalan-jalan di sekitar komplek, nikmati momen kebersamaan ini bersama Bayi Anda. Kalau bisa ajaklah pasangan Anda sehingga dia juga menikmati momen ini, dan bonding dengan si ayah juga terbentuk.
Jika bayi sudah cukup kuat jangan ragu untuk membawanya pergi berkeliling taman atau komplek di sekitar rumah karena manfaatnya yang besar. Selain membentuk bonding, menghirup udara segar di luar sangatlah baik, serta dapat meningkatkan suasana hati dan menyenangkan.
Pembantukan bonding perlu proses, sehingga nikmati prosesnya. Sebenarnya bonding akan terbentuk dengan sendirinya saat Anda mengasuh bayi.
8. Kenali Bahasa Tubuh si Bayi
Mengenali isyarat yang ditunjuki bayi sangat penting untuk bisa memahami apa yang diinginkan si bayi, karena ia belum bisa bicara.
Sebenarnya bayi memiliki insting kuat terhadap apa yang dirasakannnya (seperti lelah, lapar, mengantuk, ingin bermain, dll) tapi belum bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, hal yang mungkin dilakukan adalah memberikan isyarat bahasa tubuh.
Ibu harus menghafal bahasa tubuh yang ditunjukan bayi ketika dia sedang bosan, lapar, lelah, bad mood, kurang sehat dan lainnya. Misalnya: saat lapar biasanya bayi akan memasukkan sesuatu ke mulutnya seperti jarinya.
Pelajari pola si kecil sehingga menciptakan pola pengasuhan dan bonding yang berkualitas. Dimana bayi merasa orangtuanya dapat memahami dirinya dan dapat diandalkan untuk menyelesaikan masalahnya. Dengan begitu, bayi merasa lebih dekat dan terhubung secara emosional dengan orangtuanya.
9. Quality Time
Luangkan waktu bersama semaksimal mungkin, tapi perlu diingat bukan hanya kuantitasnya saja, kebesamaan Ibu dan Bayi juga harus berkualitas.
Maksudnya kebersamaan yang berkualitas yaitu quality time, Ibu dan Bayi saling terhubung, baik itu melalui tatapan mata ataupun komunikasi. Jika si Ibu sibuk bermain smartphone sedangkan si kecil dicueki, maka itu bukan quality time.
10. Perhatikan Ekspresi Wajah si Kecil
Sering-seringlah melihat ekspresi wajah si kecil, ini membantu untuk bisa mengetahui apa yang ia sukai dan tidak, lalu nada bicara seperti apa yang membuat si kecil nyaman, serta untuk mengetahui kondisi si Kecil apakah sedang nyaman atau tidak.
Dengan sering memperhatikan ekspresi wajah si kecil, Ibu bisa mengeksplor lebih dalam mengenai apa yang disukai dan tidak disukai si kecil.
11. Rileks
Pastikan Anda selalu rileks saat bersama bayi. Ibu yang rileks dan bahagia adalah hal yang sangat diinginkan si Bayi. Bayi dapat mersakan perasaan Ibunya.
Jika ibunya stres dan banyak pikiran maka hal ini bisa dirasakan di Bayi, yang dapat berpengaruh pada si Bayi. Dengan begitu, Ibu harus tenang dan rileks saat bersama bayi.
12. Hal awal yang perlu dilakukan segera setelah bayi lahir yaitu meminta rawat gabung bersama bayi, dengan begitu Anda dan Bayi Anda tidak berada di ruangan terpisah.
13. Kalau bisa mintalah untuk selalu satu kamar dengan bayi. Kedekatan Ibu dan Bayinya hendaknya dilakukan sedini mungkin.
14. Jarak pandang bayi umumnya sekitar 30 cm. Saat menyusui atau saat berhadap-hadapan, bayi akan menatap wajah dan mata Anda dalam waktu lama, tataplah balik, disinilah awal terbentuknya bonding.
15. Saling menatap, selain dapat membangun keterikatan, juga membantu Bayi untuk belajar mengenali dirinya sendiri, secara rutin hal ini berpengaruh untuk pengembangan mental dan fisiknya di masa mendatang.
16. Bayi yang baru lahir secara alamiah sudah bisa menjilat puting ibunya, bahkan sebagian bayi dapat dengan cepat bisa menyusu. Proses menyusui ini menstimulasi keluarnya prolaktin, itu adalah hormon yang memproduksi ASI (air susu ibu).
17. Walaupun si Bayi belum mengerti, biasakan untuk sering-sering mengajak bayi mengobrol. Ucapkan beberapa kalimat sederhana, sesekali beryanyi, bercengkrama dan sebagainya. Saat mengobrol dengan si kecil, fokuslah untuk menatap matanya (jangan menggunakan gadget).
18. Bermain “ciluk ba” dengan si Bayi. Apalagi bayi sangat tertarik dengan ekspresi wajah seseorang. Bermain “ciluk ba” dapat menjadi sarana untuk membentuk bonding. Selain itu ternyata bemain “ciluk ba” dapat mengembangkan kemampuan motorik halus si kecil.
19. Bacakan buku cerita (atau buku lainnya), aktivitas ini membantu si bayi memahami dan percaya pada Anda. Perlu diketahui, Bayi lebih suka mendengar suara Ibunya dibandingkan bunyi mainan. Suara Ibunya merupakan ketenangan dan kenyamanan untuk si Bayi.
20. Mencium bayi akan mempererat ikatan Ibu dan Bayinya. Ini juga menanamkan dalam diri si kecil, bahwa mencium adalah salah satu cara mengeksresikan rasa sayang.
21. Saat si kecil bangun tidur usahakan untuk berada di sisinya, segera berikan pelukan dan ciuman. Ini menjadi cara efektif dan sangat baik untuk merespon bayi yang sering terbangun menangis.
22. Walaupun si Bayi belum mengerti, biasakan sebelum meninggalkan bayi (misalnya ingin mematikan kompor) untuk memberitahukan apa yang akan Anda lakukan. Dengan mendengar suara Ibunya, si kecil akan tenang dan merasa Ibunya selalu didekatnya (tidak akan meninggalkannya).
23. Walaupun sudah ada pembatu di rumah, hendaknya sang Ibu-lah yang tetap memandikan Bayinya sendiri. Sentuhan sang Ibu saat memandikan si Bayi, akan menstimulasi indera perasa si kecil dan akan membangun bonding.
24. Mengendong bayi dapat memperarat ikatan bonding Ibu dan Bayi. Menaruh Bayi di stroller boleh-boleh saja, hanya saja menggendong bayi membuat bayi berada lebih dekat dengan sang Ibu, disinilah bonding terbentuk dengan cepat.
25. Tinggalkan gadget dan batasi media sosial, usahakan untuk lebih memprioritaskan si kecil saat dia membutuhkan perhatian Ibunya.
26. Bercermin bersama si kecil. Memang seorang bayi belum mengerti konsep refleksi, hanya saja bayi suka sekali melihat wajah seseorang. Bercermin bersama bisa menjadi cara meningkatkan bonding Ibu dan Bayi.
27. Saat mengganti popok juga bisa dijadikan momen bonding. Bernyanyi, mengobrol atau ceritakan sesuatu yang lucu kepadanya, jadi Anda bisa memanfaatkan momen yang ada untuk membangun bonding.
28. Usahakan selalu memberikan respon yang baik dan penuh perhatian. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa reaksi atau respon orangtua terhadap aksi yang dilakukan si kecil ternyata sangat memengaruhi perkembangan mental, kognitif dan sosialnya di masa mendatang.
PENUTUP
Terbentuknya ikatan bonding yang baik ternyata sangat berpengaruh terhadap kompetensi emosi, kognitif dan sosial saat si Anak beranjak dewasa.
Kedekatan anak dengan orangtuanya yang terus terjalin sejak dini, berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain. Anak yang memiliki kedekatan dengan orangtua tentunya akan mengambil banyak pelajaran hidup dari orangtuanya, sehingga si Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan cerdas.
Bonding Ibu dan Bayi gagal terjadi, apa efeknya?
Bonding Ibu dan Bayi selain memunculkan rasa cinta, juga sangat penting untuk tumbuh kembang si kecil. Bonding yang baik menjadikan bayi merasa aman, nyaman dan disayang. Bonding adalah wajib, tapi nyatanya ada saja Ibu yang gagal dalam membangun bonding.
Penelitian menyebutkan bahwa sekitar 15% wanita depresi pasca melahirkan mengalami kegagalan menciptakan bonding dengan bayi mereka. Selain itu, minimnya pengetahuan parenting menjadi penyebab utama gagalnya bonding.
Jika Ibu gagal membangun bonding, nantinya anak merasa kurang mendapatkan kasih sayang, yang ini tertanam kuat dalam jiwa si anak, hal ini berdampak buruk pada kesehatan psikis maupun fisiknya. Anak rentan untuk mudah gelisah, depresi, putus ada dan tidak percaya diri, selain itu juga mudah jatuh sakit.
Bonding harus terbentuk setidaknya pada usia 3 tahun, karena sulit jika bonding baru mulai dibangun saat anak sudah berusia diatas 3 tahun. Kegagalan bonding berdampak pada keterlambatan perkembangan kemampuan komunikasi (verbal maupun non-verbal), ini sangat terasa saat anak tumbuh dewasa.
Saat bayi dilahirkan ke dunia, maka itulah start untuk segera membangun bonding dengan si kecil setiap hari. Bonding dilakukan sesering mungkin agar nanti dengan sendirinya tumbuh perasaan cinta antara si Kecil dan Ibunya.
Loading...
Tulisan Terkait: