Orangtua harus memperhatikan perkembangan karakter anak sejak usia dini. Pada
usia dini otak anak berkembang dengan sangat cepat, dimana otak anak menerima
berbagai macam informasi, tanpa bisa melihat baik dan buruk. Masa ini adalah
masa emas (golden age) yang sangat menentukan perkembangan fisik, mental
maupun spiritual seorang anak.
Fase golden age adalah kesempatan besar bagi para orangtua untuk
mengoptimalkan perkembangan fisik, kecerdasan dan mental anak. Pada masa ini
juga orangtua harus menanamkan pendidikan karakter yang terbaik untuk anak,
karena pengaruhnya sangat besar terhadap kesuksesan seorang anak di masa
depan.
Jangan sampai sikap orang tua justru menjatuhkan mental anak. Tindakan bodoh
orangtua seperti amarah yang meledak-ledak, membentak bahkan memukul anak
dapat menghancurkan proses tumbuh kembang anak. Membentak dan memukul anak
menyebabkan gangguan (hambatan) pada perkembangan otak anak, yang menyebabkan
potensi kecerdasan anak menurun drastis.
Anak yang sering diperlakukan kasar nantinya akan memiliki pribadi yang rendah
diri, penakut, minder, mudah cemas dan emosional. Hal-hal tersebut dapat
menghambat kesuksesan anak di masa depan, disamping juga ia beresiko tidak
memiliki kecakapan dalam membangun hubungan sosial dengan orang lain dan
lingkungan.
Orangtua harus memastikan anak-anaknya tidak punya masalah dengan pengenalan
jati diri, kepibradian atau karakter. Orangtua wajib waspada jika terlihat
karakter anak bermasalah karena jika dibiarkan akan menjadi masalah serius
saat ia remaja dan dewasa.
Bukanlah hal yang sulit untuk mengetahui seorang anak itu bermasalah, dimana
terdapat beberapa ciri karakter anak yang bermasalah, dengan hanya melihat
perilakunya maka akan bisa diketahui. Bahkan bisa dilakukan deteksi dini
apakah anak punya permasalahan psikis agar segera dilakukan penanganan,
sehingga mencegah masalah terus berkembang yang nantinya menjadi MUSIBAH BESAR
saat ia dewasa. Jika masalah diketahui sejak dini, maka masih ada kesempatan
besar untuk melakukan perbaikan.
Ciri-ciri karakter anak sedang bermasalah, yang pertama yaitu
anak sulit untuk diajak kerja sama dan dibilangin. Anak terlihat maunya
memang sendiri dan kesulitan menerima masukan orang lain, bahkan mungkin ia
terlihat sebagai anak pembangkang dan suka memberontak pada orangtuanya. Semua
nasehat atau masukan orangtua hampir tidak pernah didengarnya, sehingga anak
sulit diajak kerja sama.
Mendapati kelakuan anak yang seperti itu, orangtua harus tetap tenang dan
tidak menunjukan emosi atau kemarahan. Anak seperti itu pasti ada hal yang
mendasarinya, hal yang perlu dilakukan orangtua adalah berusaha memahami anak,
responlah prilaku anak dengan sikap yang tenang.
Orangtua perlu mengetahui tentang kebutuhan dasar seorang manusia, termasuk
anak harus mendapatkan kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut, yaitu kebutuhan
akan rasa aman, kebutuhan untuk merasa diterima dan kebutuhan akan kasih
sayang dan perhatian.
Apakah semua kebutuhan dasar tersebut sudah ditunaikan orangtua pada anak,
jika belum wajar saja anak mengembangkan karakter yang buruk. Pada dasarnya
seorang anak itu sangat menyayangi orangtuanya, seorang anak TIDAK MUNGKIN
menjadi anak yang susah dibilangin dan pemberontak kecuali jika orangtuanya
sendiri yang keliru dalam mengasuh anak.
Ciri selanjutnya yaitu anak tertutup pada orangtuanya. Misalnya anak
tidak terbuka pada orangtua, saat mempunyai masalah ia lebih memilih untuk
curhat pada temannya ketimbang orangtuanya. Anak mau menceritakan kondisinya
pada temannya, tapi tidak mau bercerita pada orangtuanya. Jika sesekali saja
masih wajar tapi jika selalu terjadi berarti figur orangtua telah tergantikan
dengan pihak lain.
Lebih parah lagi jika anak tertutup pada dunia atau lingkugannya. Anak yang
mengembangkan sifat tertutup bisa menjadi masalah serius nantinya, biasanya ia
akan memiliki beberapa masalah seperti mudah stres ketika di tengah orang
banyak, kesulitan berkenalan atau menyapa orang baru, gugup bicara di depan
umum, tidak berani berbicara terbuka, tidak berani tegas dan cenderung punya
sifat paranoid.
Ciri selanjutnya yaitu anak mudah menanggapi negatif. Misalnya anak
sering berkomentar “Biarkan saja, dia memang payah kok” atau ucapan
semacamnya yang dapat terlihat bahwa anak mudah sekali menanggapi sesuatu
secara negatif padahal bukan urusannya. Jika anak sering melakukan hal seperti
itu, menandakan bahwa harga diri anak yang sedang terluka. Seseorang yang
merasakan harga dirinya rendah maka ia akan melakukan itu.
Apa penyebab anak merasa bahwa harga dirinya rendah? itu terjadi karena anak
selama ini merasa kurang mendapatkan perhatian dan apresiasi dari orangtua dan
lingkungannya. Anak berpikir bahwa dirinya dipandang rendah oleh
lingkungannya, sehingga cara untuk bisa naik ke tempat yang lebih tinggi yaitu
dengan mencari pijakan.
Saat anak merasa harga dirinya rendah di mata orang-orang, maka cara paling
mudah untuk menaikkan harga dirinya yaitu dengan mencela orang lain.
Loading...
Ciri selanjutnya yaitu anak menarik diri dari lingkungan, sehingga anak
terbiasa menyendiri dan lebih memilih bermain dengan dunianya sendiri, anak
sangat tidak suka jika orang lain tahu tentang dirinya. Anak kurang suka
bergaul dengan teman-temannya dan lebih memilih menyendiri. Hal seperti ini
terjadi karena anak merasa tidak diterima oleh lingkungannya. Anak sangat
mengharapkan agar orang-orang mengerti dan mau menerima dirinya apa adanya.
Ciri selanjutnya yaitu
anak memberikan label buruk untuk dirinya sendiri seperti
“aku ini memang bodoh”, “aku tidak bisa apa-apa”,
“aku tidak menarik sama sekali” dll. Anak bisa sampai seperti itu
karena harga dirinya telah hancur, biasanya karena sering dimarahi guru,
orangtua dan dibully teman-temannya. Contohnya ucapan
“Masa begitu aja nggak bisa, kan udah diajari berulang-ulang”, ucapan
seperti itu bisa melukai harga diri anak.
Anak yang sering melawak secara berlebihan bisa menjadi tanda
karakternya sedang bermasalah, dimana ia sering melakukan tindakan atau ucapan
konyol agar teman-temannya tertawa, anak merasa sangat senang dan bangga
melihat teman-temannya tertawa. Jika sesekali masih wajar, tapi jika
berulang-ulang berarti anak sedang berusaha mencari PENGAKUAN dan PENERIMAAN
dari teman-temannya. Anak selama ini kurang mendapatkan rasa diterima oleh
lingkungannya sehingga ia berusaha untuk mendapatkan pengakuan.
Para ahli yang mencoba meneliti banyak kasus mengenai kepibradian atau
karakter anak, menemukan bahwa sebagian besar masalah diakibatkan dari
keluarga yang kurang memberikan support dan minimnya pengetahuan orangtua
dalam mengoptimalkan tumbuh kembang pada anak usia 0-7 tahun.
Support dari keluarga sangat penting di dalam perkembangan anak. Karakter
seorang anak berasal dari keluarga, optimalnya tumbuh kembang anak dan
suksesnya ia di masa depan tidak lepas dari “kehangatan dalam keluarga” yang
dirasakan.
Usia 7 tahun kebawah adalah masa emas seorang anak yang harus dioptimalkan,
jangan sampai orangtua cuek terhadap proses tumbuh kembang anak usia 0-7 tahun
karena bisa menyebabkan anak terjangkit MENTAL BLOCK, itu adalah sebuah
masalah yang menyebabkan hambatan pada perkembangan mental anak, yang nantinya
berpengaruh terhadap karakter anak, biasanya dampak buruknya sangat terasa
saat memasuki usia 22 tahun.
Anak usia 0-7 tahun sangat rentan dan sangat membutuhkan kebutuhan dasar
emosi, perhatian dan kasih sayang. Jika masa ini lewat dan kebutuhan
dasar anak tidak terpenuhi, maka kemungkinan besar ia akan terjangkiti Mental
Block. Inilah asal muasal Mental Block terbentuk di dalam diri seseorang,
akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar emosi yang amat sangat dibutuhkan
setiap manusia, dampaknya bisa sangat fatal terhadap kondisi mental dan
karakternya saat dewasa.
Perhatian dan kasih sayang adalah hal yang sangat penting di dalam proses
tumbuh kembang anak sehingga anak merasa diterima dan disayangi, hal ini
sangat bagus untuk perkembangan mental dan kecerdasannya, bahkan bisa
berdampak positif terhadap perkembangan fisik dan kesehatannya karena rasa
bahagia di dalam hati anak.
Selain itu anak juga harus merasa aman dan nyaman dengan orangtuanya, sehingga
hal yang sangat penting orangtua bersikap lembut pada anaknya. Hal-hal
tersebut harus ditunaikan orangtua sehingga kebutuhan dasar emosi anak
terpenuhi, yang dengannya anak tumbuh menjadi pribadi yang handal dan
berkarakter kuat dalam menggapai cita-citanya.
Orangtua tentu sangat berharap anaknya punya karakter percaya diri, tenang,
motivasi tinggi, punya rasa ingin tahu (eksplorasi), mampu kontrol diri,
bekerja sama dan bergaul. Tapi jika anak sejak kecil tidak dekat dengan
orangtuanya dan kurang mendapatkan kasih sayang biasanya akan tumbuh menjadi
pribadi yang tidak percaya diri dan punya gangguan emosi (tempramental).
Kegagalan dalam membentuk karakter anak akibat tidak mendidik anak sejak dini
dan sering memberikan label buruk pada anak seperti nakal, bodoh, payah,
penakut, pemalas, cengeng dan lainnya, akibatnya dalam jangka panjang:
- Anak tumbuh dalam kondisi emosi yang tidak stabil.
- Timbul sifat acuh tak acuh (tidak peduli) dalam diri anak.
- Anak cenderung agresif.
- Anak menjadi minder dan takut bersosialisasi.
- Anak sering negative thinking (berpikiran negatif), pesimis dan mudah berprasangka buruk.
- Terhambatnya perkembangan kecerdasan anak.
- Potensi kreatifitas anak menurun secara drastis.
Sejak kecil anak sudah memperlihatkan karakter dasar dirinya, saat usianya
bertambah anak mengembangkan karakter dasar tersebut menjadi lebih kuat.
Misalnya anak suka menempel pada orangtua dan sering gelisah, berarti anak
akan mengembangkan sifat pemalu nantinya. Jika anak sering menangis saat gagal
melakukan sesuatu, berarti ia akan mengembangkan sifat keras kepala dan
mungkin pemarah, cara mengatasinya yaitu biarkan anak bergaul dengan
teman-temannya, nantinya anak akan belajar mengatur emosinya dari
lingkungannya. Usahakan memilihkan anak teman-teman yang baik.
Jika anak suka rewel dan tidak suka dibilangin, berarti anak ada kemungkinan
mengembangkan sifat sensitif. Jika anak mudah tersenyum dan terlihat
menyenangkan kemungkinan besar di masa depan akan memiliki kecerdasan
emosional (EQ) diatas rata-rata. Adapun anak yang tidak bisa diam dan selalu
siap untuk berlari, berarti anak akan mengembangkan sifat suka bereksplorasi.
Hanya saja sifat dan karakter anak akan berkembang dan dipengaruhi melalui
interaksi dengan keluarga, teman dan masyarakat. Orangtua harus menjadi role
mode yang baik untuk anak, dan tempatkan anak di lingkungan yang baik dan
kondusif untuk tumbuh kembangnya.
Kenalkan anak dengan rasa empati, ajarkan anak untuk bisa memahami
kondisi orang lain. Ceritakan tentang kondisi orang-orang yang kekurangan,
agar anak lebih memahami ajaklah ke panti asuhan, ceritakan bahwa anak-anak
tersebut tidak memiliki orangtua dan hanya punya sedikit mainan. Orangtua juga
perlu menceritakan kisah pada anak, biasanya dilakukan sebelum tidur. Belilah
buku cerita yang berisi pesan moral, mengajarkan etika dan mengembangkan rasa
simpati.
Anak juga perlu dikenalkan dengan nilai kedisiplinan, orangtua harus
mengobrol dengan anak memberitahu apa saja kewajibannya, misalnya kapan anak
belajar, bangun tidur, mematuhi jam tidur dll. Selain itu berikan anak tugas
rumah (disesuaikan dengan usianya) seperti menyapu, mengepel, merapikan tempat
tidur, menyiram tanaman, mencuci piring dll.
Jika anak disiplin dan bersikap baik maka
tunjukan rasa bangga pada anak, menunjukkan rasa bangga pada anak
sangat penting untuk mengembangkan harga dirinya, anak akan tumbuh dengan
karakter percaya diri dan motivasi tinggi karena mendapatkan dukungan dari
keluarganya. Kalau bisa berikan anak hadiah sehingga anak semakin semangat
untuk mengembangkan kepribadian yang baik.
Beberapa hal lain yang perlu diketahui:
- Latih anak untuk bisa mengontrol dirinya sendiri.
- Ajarkan anak untuk tidak bereaksi secara berlebihan terhadap suatu hal.
- Bilang ke anak bahwa janji itu harus ditepati, sedangkan mengingkari janji adalah perbuatan tercela.
- Jangan membandingkan anak dengan anak lainnya.
- Ajarkan anak untuk jangan suka menyalahkan orang lain.
- Lindungi anak dari kecanduan bermain gadget.
- Jangan mengekang anak, dan libatkan anak dalam pengambilan keputusan sehingga anak merasa dihargai keberadaannya.
Loading...