"Jangan mengira anak tidak bisa merasakan ketidakadilan orangtuanya."
Bagi orangtua, salah satu masalah yang sering dihadapi adalah bagaimana supaya mereka tidak pilih kasih. Banyak cara yang ditempuh oleh para orangtua, misalnya dengan memberikan anak barang yang serupa, sehingga dapat meredam perasaan negatif di dalam diri anak-anak.
Ayah dan Ibu dituntut untuk mampu mengatur dan membagi kasih sayangnya sesama rata mungkin kepada seluruh anaknya. Akan tetapi apa yang terjadi justru tidak sedikit orang tua yang ‘secara sengaja dan terang terangan’ pilih kasih terhadap anak-anaknya.
Akibat Orang Tua Pilih Kasih
Biasanya anak yang memiliki kelebihan akan diistimewakan, yaitu saat orang tua merasa bahwa salah satu anaknya lebih ‘wow’ seperti lebih pintar, lebih cantik/tampan, lebih dapat dibanggakan dll.
Jika orang tua sudah pilih kasih mengakibatkan anak yang merasa tidak disayang cenderung punya kebiasaaan buruk karena SAKIT HATI, bahkan bisa melakukan hal yang dapat membahayakan keselamatan anak dan keluarga itu sendiri.
Menghancurkan semangat anak yang merasa kurang disayang
Anak yang lebih pintar “beresiko” terlalu dimanjakan oleh orang tuanya. Sebenarnya memanjakan anak secukupnya tidak masalah, apalagi jika anak tersebut pintar dan punya banyak prestasi.
Akan tetapi yang menjadi masalah jika kecenderungan rasa sayang pada salah satu anak saja sudah melewati batas.
Contohnya orang tua bersikap kurang baik pada anak yang tidak berprestasi di sekolah, anak yang tidak berprestasi diejek terus, terus terusan dibilang: “Kamu itu makannya belajar yang rajin, lihat tuh saudara kamu bisa pergi kesana-kesini karena prestasinya. Makannya jadi orang itu yang pintar, jangan bodoh”.
Ucapan seperti itu bisa menghancurkan 'sehancur-hancurnya' jiwa anak. Jika ingin memotivasi, hendaknya orang tua mencari cara yang bijak, bukannya justru 'menghancurkan' anak.
Hal itu juga berdampak negatif berupa menanamkan rasa dengki dan kebencian di dalam diri anak pada saudaranya sendiri.
Memberikan kasih sayang yang berbeda pada anak membuat pertumbuhan psikis atau perkembangan kejiwaan anak menjadi bermasalah (ini juga bisa berdampak buruk pada anak yang terlalu disayang).
Dampak buruk yang muncul yaitu konflik dan permusuhan pada saudara sendiri, sehingga timbul ketidakseimbangan atau ketidakharmonisan di dalam keluarga.
Jangan mengira anak-anak tidak akan tahu tentang ketidakadilan yang diberikan, walaupun saat itu mereka masih dianggap kecil, tetapi anak kecil sudah memiliki kemampuan menangkap perasaan.
Sifat pilih kasih orang tua ini memberikan dampak buruk bagi semua anak-anaknya, baik itu anak yang terlalu disayang maupun yang kurang disayang.
Kondisi keluarga menjadi tidak harmonis akibat saudara membenci saudara lainnya, membuat hubungan keluarga menjadi buruk dan renggang.
Anak-anak yang merasa tidak disukai orang tuanya mengalami beberapa hal buruk berupa depresi, agresivitas yang berlebihan, merasa rendah diri, dan prestasi sekolahnya cenderung tidak maksimal.
Bahaya pilih kasih menurut Dr Ellen Weber Libby, psikolog anak di Washington DC
Jika memang orang tua cenderung hatinya pada salah seroang anak, maka usahakan jangan terlalu mencolok. Hati cenderung pada salah satu anak memang sulit dikendalikan, tapi setidaknya orangtua adil dalam pembagian hadiah, perhatian dan semacamnya. Hal ini penting agar tidak merusak psikologi anak.
Sebuah survei dilakukan oleh Netmums, salah satu situs populer di Inggris, menunjukkan bahwa 1 dari setiap 6 ibu punya anak kesayangan dalam keluarga.
Dalam studi ini, lebih dari 1.000 wanita yang disurvei, hasilnya 16 persen dari mereka mengakui memiliki anak kesayangan.
Dalam bukunya The Favourite Child, Dr Ellen Weber Libby menjelaskan bahwa memiliki anak kesayangan akan menjadi kejam bila orangtua memperlakukan anak kesayangannya tersebut secara berlebihan.
Bila orangtua sangat mencolok sikap pilih kasihnya, anak-anak yang kurang diperhatikan bisa merasa bahwa dirinya bukan orang yang penting di dalam keluarga, yang menyebabkannya rendah diri serta berbagai efek kejiwaan negatif lainnya.
Meski memiliki anak kesayangan, Dr Libby menyarankan agar orangtua memperlakukan setiap anak secara sama.
Pilih kasih pada anak bisa menjadi bentuk pelecehan emosional, apalagi jika sampai meremehkan dan menggunakan kata-kata kasar kepada anak yang “dianggap” tidak istimewa.
Cara Agar Orang Tua Tidak 'Pilih Kasih'
Tentunya orang tua HARUS tetap meluangkan waktu berkualitas bersama anak yang 'kurang favorit'. Orang tua harus mencari cara untuk bisa menghabiskan waktu yang sama (adil) pada semua anak-anaknya.
Adapun kecenderungan hati pada salah satu anak memang sulit untuk dihindari, tetapi jangan sampai diketahui anak-anak, atau jangan sampai orang tua terlihat jelas cenderung pada hanya salah satu anak.
Orangtua jangan pernah mengatakan bahwa dirinya lebih menyukai anak yang satu dibandingkan yang lain, karena ini secara tajam akan melukai hati anak-anak lainnya.
Sebagai contoh, ketika ada seorang anak yang protes karena kurang mendapat perhatian, kesalahan orang tua justru berkata, "Memang, si adik lebih disayang karena lebih pintar". Hendaknya orangtua bersikap tenang, dan bisa memberikan jawaban yang baik terhadap pertanyaan anak.
Jangan sampai melakukan hal-hal yang merusak keharmonisan keluarga. Orangtua harus mengatakan bahwa dirinya mencintai semua anak-anak, tanpa terkecuali.
Orang Tua Harus Berkomunikasi Secara Baik dengan Anak-Anaknya
Contoh kasus, si kakak sudah harus ganti sepatu baru, dan adiknya sepatunya masih bagus sehingga belum perlu sepatu baru.
Maka, jelaskan kepada si adik bahwa sepatu kakak sudah rusak, dan kakak memerlukan sepatu baru.
Begitu pula contoh lainnya, jika si adik membutuhkan kemeja baru, maka jelaskan pada si kakak.
Dengan begitu, anak terlatih untuk tahu bahwa ia bisa memperoleh apa yang ia butuhkan pada waktunya, ia tidak akan mempermasalahkan jika yang lainnya dibelikan sesuatu.
Bagi orangtua, salah satu masalah yang sering dihadapi adalah bagaimana supaya mereka tidak pilih kasih. Banyak cara yang ditempuh oleh para orangtua, misalnya dengan memberikan anak barang yang serupa, sehingga dapat meredam perasaan negatif di dalam diri anak-anak.
Ayah dan Ibu dituntut untuk mampu mengatur dan membagi kasih sayangnya sesama rata mungkin kepada seluruh anaknya. Akan tetapi apa yang terjadi justru tidak sedikit orang tua yang ‘secara sengaja dan terang terangan’ pilih kasih terhadap anak-anaknya.
Akibat Orang Tua Pilih Kasih
Biasanya anak yang memiliki kelebihan akan diistimewakan, yaitu saat orang tua merasa bahwa salah satu anaknya lebih ‘wow’ seperti lebih pintar, lebih cantik/tampan, lebih dapat dibanggakan dll.
Jika orang tua sudah pilih kasih mengakibatkan anak yang merasa tidak disayang cenderung punya kebiasaaan buruk karena SAKIT HATI, bahkan bisa melakukan hal yang dapat membahayakan keselamatan anak dan keluarga itu sendiri.
Menghancurkan semangat anak yang merasa kurang disayang
Anak yang lebih pintar “beresiko” terlalu dimanjakan oleh orang tuanya. Sebenarnya memanjakan anak secukupnya tidak masalah, apalagi jika anak tersebut pintar dan punya banyak prestasi.
Akan tetapi yang menjadi masalah jika kecenderungan rasa sayang pada salah satu anak saja sudah melewati batas.
Contohnya orang tua bersikap kurang baik pada anak yang tidak berprestasi di sekolah, anak yang tidak berprestasi diejek terus, terus terusan dibilang: “Kamu itu makannya belajar yang rajin, lihat tuh saudara kamu bisa pergi kesana-kesini karena prestasinya. Makannya jadi orang itu yang pintar, jangan bodoh”.
Ucapan seperti itu bisa menghancurkan 'sehancur-hancurnya' jiwa anak. Jika ingin memotivasi, hendaknya orang tua mencari cara yang bijak, bukannya justru 'menghancurkan' anak.
Hal itu juga berdampak negatif berupa menanamkan rasa dengki dan kebencian di dalam diri anak pada saudaranya sendiri.
Memberikan kasih sayang yang berbeda pada anak membuat pertumbuhan psikis atau perkembangan kejiwaan anak menjadi bermasalah (ini juga bisa berdampak buruk pada anak yang terlalu disayang).
Dampak buruk yang muncul yaitu konflik dan permusuhan pada saudara sendiri, sehingga timbul ketidakseimbangan atau ketidakharmonisan di dalam keluarga.
Jangan mengira anak-anak tidak akan tahu tentang ketidakadilan yang diberikan, walaupun saat itu mereka masih dianggap kecil, tetapi anak kecil sudah memiliki kemampuan menangkap perasaan.
Sifat pilih kasih orang tua ini memberikan dampak buruk bagi semua anak-anaknya, baik itu anak yang terlalu disayang maupun yang kurang disayang.
Kondisi keluarga menjadi tidak harmonis akibat saudara membenci saudara lainnya, membuat hubungan keluarga menjadi buruk dan renggang.
Anak-anak yang merasa tidak disukai orang tuanya mengalami beberapa hal buruk berupa depresi, agresivitas yang berlebihan, merasa rendah diri, dan prestasi sekolahnya cenderung tidak maksimal.
Bahaya pilih kasih menurut Dr Ellen Weber Libby, psikolog anak di Washington DC
Jika memang orang tua cenderung hatinya pada salah seroang anak, maka usahakan jangan terlalu mencolok. Hati cenderung pada salah satu anak memang sulit dikendalikan, tapi setidaknya orangtua adil dalam pembagian hadiah, perhatian dan semacamnya. Hal ini penting agar tidak merusak psikologi anak.
Sebuah survei dilakukan oleh Netmums, salah satu situs populer di Inggris, menunjukkan bahwa 1 dari setiap 6 ibu punya anak kesayangan dalam keluarga.
Dalam studi ini, lebih dari 1.000 wanita yang disurvei, hasilnya 16 persen dari mereka mengakui memiliki anak kesayangan.
Dalam bukunya The Favourite Child, Dr Ellen Weber Libby menjelaskan bahwa memiliki anak kesayangan akan menjadi kejam bila orangtua memperlakukan anak kesayangannya tersebut secara berlebihan.
Bila orangtua sangat mencolok sikap pilih kasihnya, anak-anak yang kurang diperhatikan bisa merasa bahwa dirinya bukan orang yang penting di dalam keluarga, yang menyebabkannya rendah diri serta berbagai efek kejiwaan negatif lainnya.
Meski memiliki anak kesayangan, Dr Libby menyarankan agar orangtua memperlakukan setiap anak secara sama.
Pilih kasih pada anak bisa menjadi bentuk pelecehan emosional, apalagi jika sampai meremehkan dan menggunakan kata-kata kasar kepada anak yang “dianggap” tidak istimewa.
Loading...
Cara Agar Orang Tua Tidak 'Pilih Kasih'
Tentunya orang tua HARUS tetap meluangkan waktu berkualitas bersama anak yang 'kurang favorit'. Orang tua harus mencari cara untuk bisa menghabiskan waktu yang sama (adil) pada semua anak-anaknya.
Adapun kecenderungan hati pada salah satu anak memang sulit untuk dihindari, tetapi jangan sampai diketahui anak-anak, atau jangan sampai orang tua terlihat jelas cenderung pada hanya salah satu anak.
Orangtua jangan pernah mengatakan bahwa dirinya lebih menyukai anak yang satu dibandingkan yang lain, karena ini secara tajam akan melukai hati anak-anak lainnya.
Sebagai contoh, ketika ada seorang anak yang protes karena kurang mendapat perhatian, kesalahan orang tua justru berkata, "Memang, si adik lebih disayang karena lebih pintar". Hendaknya orangtua bersikap tenang, dan bisa memberikan jawaban yang baik terhadap pertanyaan anak.
Jangan sampai melakukan hal-hal yang merusak keharmonisan keluarga. Orangtua harus mengatakan bahwa dirinya mencintai semua anak-anak, tanpa terkecuali.
Orang Tua Harus Berkomunikasi Secara Baik dengan Anak-Anaknya
Contoh kasus, si kakak sudah harus ganti sepatu baru, dan adiknya sepatunya masih bagus sehingga belum perlu sepatu baru.
Maka, jelaskan kepada si adik bahwa sepatu kakak sudah rusak, dan kakak memerlukan sepatu baru.
Begitu pula contoh lainnya, jika si adik membutuhkan kemeja baru, maka jelaskan pada si kakak.
Dengan begitu, anak terlatih untuk tahu bahwa ia bisa memperoleh apa yang ia butuhkan pada waktunya, ia tidak akan mempermasalahkan jika yang lainnya dibelikan sesuatu.
Hal ini berbeda dengan hadiah, adapun hadiah jika satu anak diberi, maka yang lain juga harus diberi dengan kualitas yang sama.
Ketika orangtua menegur salah satu anak, tidak usah menyebut kelebihan anak yang lain (jangan banding-bandingkan anak).
Sebaliknya, ketika memuji yang satu, tidak usah menyebut kekurangan yang lain, misal, “Kamu memang rajin, tidak seperti kakakmu yang malas belajar”.
Bila si kakak mendengar hal itu, ia akan sakit hati dan merasa kurang disayang.
Ketika orang tua menegur ataupun memuji anak, maka usahakan dilakukan secara 4 mata (berdua saja).
Manfaat Orangtua Berlaku Adil
Jika orangtua bisa berlaku adil akan membuat anak-anaknya berlomba-lomba untuk berbakti kepada orangtuanya. Akan tetapi jika orangtua tidak adil (pilih kasih), maka anak yang merasa “dizolimi” akan cenderung dendam dan tidak sayang pada orang tuanya.
Loading...